Inilah KA-1, Pesawat Serang Ringan Turboprop Hasil Pengembangan dari KT-1B Wong Bee

Meski belum diketaui sebab musababnya, sebuah pesawat serang ringan bermesin turboprop KA-1 dilaporkan jatuh saat lepas landas dalam misi mencegat drone intai Korea Utara yang menyusup ke wilayah perbatasan. Kedua awak KA-1 diwartakan selamat setelah berhasil melontarkan diri. KA-1 yang punya kemampuan COIN (Counter Insurgency) adalah varian lanjutan, atau varian yang dikembangkan dari pesawat latih KT-1B Wong Bee, yang tak lain merupakan pesawat latih dasar bagi penerbang TNI AU.

Baca juga: Berusaha Cegat Drone Intai Korea Utara, Pesawat Tempur Turboprop KA-1 Korea Selatan Malah Jatuh

Seperti halnya KT-1B Wong Bee, maka KA-1 juga diproduksi oleh Korea Aerospace Industries (KAI). Lantaran ada label “A”, menyiratkan desain pesawat ini seperti halnya EMB-314 Super Tucano, adalah sebagai Light Attack Aircraft. Saat ini, armada KA-1 dioperasikan oleh The 15th Composite Wing’s 237th Tactical Control Squadron Angkatan Udara Korea Selatan.

Mengapa KA-1 yang dikerahkan untuk mengejar drone? Dugaan mengemuka karena kecepatan pesawat ini yang ideal untuk mencegat drone yang melesat relatif ‘pelan.’ Selain KA-1, disebutkan sejumlah helikopter serang juga dikerahkan untuk mencegat dan menghancurkan drone intai Korea Utara.

Dari spesifikasi, KA-1 dilengkapi dengan kemampuan serangan ringan dan forward air control untuk mendukung misi jet tempur dalam serangan udara ke permukaan.

KAI telah mengirimkan 20 pesawat KA-1 ke AU Korea Selatan berdasarkan kontrak yang ditandatangani dengan Kementerian Pertahanan pada tahun 1999. Selain Korea Selatan, pengguna KA-1 adalah Angkatan Udara Peru yang membeli 20 unit KA-1 dengan nilai kontrak US$200 juta (terdiri dari 10 unit pesawat latih KT-1 dan 10 varian serang ringan KA-1 pada November 2012). Lingkup kontrak termasuk transfer teknologi untuk produksi 16 unit pesawat secara lokal di pabrik Peruvian Air Dorce yang berlokasi di Las Palmas.

Dari sejarahnya, KA-1 dikembangkan bersama oleh KAI dan Korean Agency for Defense Development (ADD) antara tahun 2001 dan 2003, yakni di bawah program KTX. KA-1 dilengkapi dengan sistem kontrol penerbangan canggih dan dapat membawa senjata konvensional dan tangki bahan bakar eksternal.

Dari spesifikasi, KA-1 punya panjang 10,3 meter, sedangkan lebar 10,3 meter dan tinggi 3,7 meter. Bobot lepas landas kosong dan maksimum,masing-masing adalah 1,91 ton dan 2,54 ton, dan kapasitas angkut beban (payload) yang dapat dioptimalkan mencapai 630 kg.

KA-1 sudah dilengkapi dengan teknologi glass cockpit dan kursi lontar Martin Baker MK16.
Avionik KA-1 juga mengadopsi head up display (HUD) untuk menyajikan data penerbangan dan navigasi serta isyarat pelepasan senjata. Suite avionik juga mengintegrasikan dua multi-function displays (MFD), termasuk tampilan penerbangan dan navigasi, dan tampilan stasiun senjata.

Fitur lain yang dibenamkan pada KA-1 adalah Global Positioning System (GPS) / Inertial Navigation System (INS) / Tactical Air Navigation (TACAN) system, Avionics Simulation Computer (ASC), Electronic Attitude Director Indicator (EADI), Electronic Engine Instrument (EEI), dan Airborne Video Tape Recorder (AVTR), termasuk UHF / VHF, Identification Friend or Foe (IFF) serta weapon control unit.

KA-1 memiliki lima cantelan senjata, termasuk dua di bawah setiap sayap dan satu di bawah badan pesawat. Hard-point ini dilengkapi dengan peluncur roket tujuh tabung LAU-131 dan senjata senapan mesin berat HMP 12,7 mm.

KA-1 ditenagai mesin turboprop Pratt & Whitney Canada PT6A-62 yang menggerakkan baling-baling aluminium berbilah empat Hartzell melalui gearbox pengurangan kecepatan epicyclical. Mesinnya, dilengkapi dengan kompresor sentrifugal multi-tahap aksial dan satu-tahap, memiliki output daya 950 hp.

Baca juga: Guna Kembali Ke Formasi Awal, TNI AU Akuisisi Tiga Unit KT-1B Wong Bee

KA-1 memiliki kecepatan maksimum 648 km per jam dan jangkauan 1.600 km. Pesawat ini dapat mencapai ketinggian maksimum 11.580 meter dan memiliki batas-G -3,5/+7,0g. KA-1 dapat dilengkapi dengan dua tangki bahan bakar eksternal 50 galon untuk mencapai jangkauan yang lebih jauh. (Gilang Perdana)

6 Comments