Guna Kembali Ke Formasi Awal, TNI AU Akuisisi Tiga Unit KT-1B Wong Bee
|Dalam formasi awal, armada pesawat latih dasar KT-1B Wong Bee Skadron Pendidikan (Skadik) 102 TNI AU berjumlah 19 unit. Namun, seiring waktu berjalan, 3 unit KT-1B mengalami total lost. Musibah pertama terjadi pada 24 Juni 2010 di Lanud Ngurah Rai, Denpasar Bali, yang merupakan kecelakaan tunggal. Kemudian musibah kedua terjadi saat persiapan LIMA (Langkawi International Maritime & Aerospace) Exhibition 2015 di Malaysia pada 15 Maret 2015. Musibah yang kedua ini melibatkan dua KT-1B yang bertabrakan di udara.
Baca juga: Martin Baker – Sang Penyambung Nyawa Pilot Pesawat Tempur
Patut disyukuri, dari kedua peristiwa naas tersebut, tidak ada korban jiwa dari pihak penerbang. Pilot di kedua peristiwa berhasil menggunakan kursi lontar (ejection seat) Martin Baker MK16. Meski pada insiden di Bali, pilot Letkol Pnb Ramot Sinaga mengalami luka parah, lantaran posisinya yang tidak siap melakukan lontaran. Sebalinya penumpangnya, Mayor Jenderal Rachmad Budianto (saat itu Panglima Kodam IX/Udayana) dapat mendarat dengan selamat tanpa cedera serius.
Setelah kedua insiden di atas, tak menjadikan kiprah aerobatik KT-B dalam JAT (Jupiter Aerobatic Team) menjadi surut. Dalam beberapa pamerah dirgantara dan acara HUT kesatuan, aksi Wong Bee masih terus diandalkan. Tak hanya fokus di olah manuver aerobatik, peran utama pesawat buatan Korea Aerospace Industries (KAI) ini adalah untuk melatih para penerbang, sebelum tahapan ke latih lanjut dengan menggunakan pesawat jet latih/tempur.
Guna mengisisi unit yang telah mengalami total lost, ada kabar dari ajang Indo Defence 2018, bahwa Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI telah menandatangani pengadaan tiga unit KT-1B kepada KAI. Kontrak tersebut diumumkan resmi pada 8 November 2018, dengan nilai mencapai KRW100 miliar (setara US$89 juta). Berdasarkan keterangan, pengiriman perdana dari 3 unit Wong Bee akan dilakukan 28 bulan setelah kontrak pembelian ditandatangani.
Sebagai catatan, nilai kontrak US$89 juta juga mencakup pengadaan lain, yaitu paket implementasi sistem radar dan kanon organik pada jet latih tempur (tempur taktis) T-50i Golden Eagle yang kini menjadi arsenal Skadron Udara 15 Lanud Iswahjudi.
Baca juga: KT-1B Wong Bee – Pesawat Latih Dasar dengan Cita Rasa Tempur Taktis
KT-1B Wong Bee hadir sebagai pengganti pesawat latih dasar T-34 Charlie yang usianya sudah uzur. Meski kodratnya sebagai pesawat latih dasar, Wong Bee punya beberapa kelebihan, diantaranya instrumen kokpit yang sudah mengintegrasikan antara sistem analog dan digital, sedangkan sistem avionik disokong teknologi EHSI (Electronic Horizontal Situation Indicator), EADI (Electronic Attitude Director Indicator), EEI, AHRS (Attitude Heading Reference System), dan radio UHF/VHF. Singkat kata, Wong Bee menjadi wahana yang ideal guna melatih pilot guna kelak transisi ke jet tempur. (Gilang Perdana)
Kenapa skema nya ga TOT ya,seperti kapal selam,kalau masih propeler kita kan sudah berpengalaman membuat jenis pesawat seperti itu
@admin
Min yg kasus di bali itu gimana kelanjutannya…kan pak pangdam yg mengaktifkan kursi pelontar hingga pesawat jatuh, trus beliau dipotong gaji enggak 🤔
Kl harga 1 apa 2 jt potong gaji kl mahal ya gak la tu kan ga sengaja kan bagus jg jd tau kursi lontarnya berfungsi apa ga