Inilah Profil Orbiter 2B, Drone Intai Andalan Korps Paskhas TNI AU

Nama drone Orbiter series produksi Aeronautics Defense Systems telah mendunia, seperti seri Orbiter 1K yang moncer saat digunakan dalam konflik di Nagorno-Karabakh, dimana Orbiter 1K bertindak sebagai drone kamikaze yang dioperasikan militer Azerbaijan melawan pasukan Armenia. Dan masih dari keluarga Orbiter, ada kabar bahwa Korps Paskhas TNI AU juga mengoperasikan keluarga drone Orbiter.

Baca juga: Orbiter 1K – Beraksi di Nagorno-Karabakh, Inilah Drone Kamikaze yang Bisa Return to Base

Dikutip dari Koran-Jakarta.com (17/1/2022), Panglima TNI, Jenderal Andika Perkasa saat mendatangi Markas Wing I Paskhas yang berada di Komplek Lanud Halim Perdanakusuma Jakarta Timur, melihat dari dekat drone Orbiter 2B yang menjadi arsenal alutsista Paskhas.

Sekilas tentang drone buatan Israel ini, dari situs aeronautics-sys.com disebutkan bahwa Orbiter 2B yang diluncurkan pada tahun 2014, dirancang sebagai drone untuk misi intelligence, surveillance, target acquisition, and reconnaissance (ISTAR). Drone ini dapat dioperasikan pada level man portable, ringkas, ringan, sehingga ideal digunakan dalam misi intai taktis.

(Foto2/Capture: Istimewa)

Misi andalan Orbiter 2 mencakup mendukung misi peperangan intensitas penuh dan operasi pada peperangan intensitas rendah, kontra-pemberontakan, dan peperangan perkotaan. Guna mendukung misi tersebut, Orbiter 2 dilengkapi aplikasi Multi Operation Aerial Vehicle (MOAV) berstandar NATO yang dibuat khusus oleh Aeronautics Defense.

Orbiter 2 dilengkapi datalink digital dengan daya tahan hingga 4 jam. Drone ini punya kapasitas payload 1,5 kg dan radius operasional higga 100 km. Sistem pada Orbiter 2 sepenuhnya kompatibel dengan standar industri, termasuk STANAG 4586 (NATO) untuk kontrol drone, serta H.246 untuk layanan streaming video. Bekal sensor yang dibawa drone ini mencakup kamera dengan resolusi tinggi dan sensor FLIR (Forward Looking Infrared)

Dari dimensi, Orbiter 2 punya lebar bentang sayap 3 meter dan berat maksimum saat tinggal landas 9,5 kg. Sebagai sumber tenaga menggunakan brushless electric engine yang mampu melesatkan drone hingga kecepatan 130 km per jam.

Baca juga: Diuji di Langkat, Paskhas Gunakan Roket Anti Tank M80 Zolja

Orbiter series diluncurkan menggunakan sistem ketapel (catapult). Sistem ini membutuhkan perakitan sepuluh menit untuk meluncurkan drone. Semengara untuk dapat dipulihkan (didaratkan) dengan menggunakan parasut otomatis dan air bag recovery system. Aeronautics Defense Systems sejauh ini merilis tiga varian, Orbiter 1, Orbiter 2 dan Orbiter 3. (Gilang Perdana)

7 Comments