Gagal Lepas Landas, Dua Awak F/A-18F Super Hornet AU Australia Berhasil Melontarkan Diri
|
Sebuah jet tempur F/A-18F Super Hornet milik AU Australia (RAAF) pada Selasa sore, 8 Desember 2020, diwartakan mengalami insiden gagal lepas landas di Lanud Amberley, Queensland. Jenis pesawat tempur yang juga ditawarkan oleh AS ke Indonesia ini disebut-sebut mengalami masalah pada mesin, kedua awak dalam insiden ini dapat melontarkan diri.
Dikutip dari 7news.com.au (8/12/2020), kedua awak yang terlontar dengan parasutnya disebut dalam kondisi selamat tanpa cidera. Awak pesawat memutuskan melontarkan diri saat pesawat telah melaju 200 meter dari landas pacu. Saksi mata menyebut ada kepulan asap keluar dari begian mesin.
Setelah kedua penerbang terlontar, pesawat tanpa awak itu erus melaju hingga terhenti setelah bagian hidungnya menabrak ke permukaan tanah. Sejauh ini belum ada informasi tentang sebab musabab insiden di atas. Pihak RAAF akan melakukan penyelidikan dan yang terpenting keselamatan awak adalah prioritas utama. Armada Super Hornet Australia sejauh ini telah dilibatkan dalam beragam operasi di Timur Tengah, dan belum pernah mengalami insiden yang berarti.

Hingga kini, AU Austalia telah mengoperasikan 24 unit Super Hornet yang ditempatkan di No.1 Squadron di Lanud Amberley.
Tentang F/A-18F Super Hornet RAAF, Kementerian Pertahanan Australia menandatangani kontrak pembelian 24 unit Super Hornet pada 3 Mei 2007 dengan nilai Aus$2,9 miliar. Total biaya yang dikucurkan Australia untuk pelatihan dan dukungan selama 10 tahun disebut-sebut mencapai Aus$6 miliar.
F/A-18F Super Hornet yang diakusisi Australia masuk dalam paket Block II, di dalamnya sudah mencakup instalasi radar APG-79 AESA (Active Electronically Scanned Array), Link 16 connectivity, LAU-127 guided missile launchers, AN/ALE-55 fiber optic towed decoys dan sejumlah perangkat lainnya.
Baca juga: AU Australia Rayakan 10 Tahun Pengabdian F/A-18F Super Hornet
Sebagai sekutu AS di belahan selatan, Australia juga telah mendapat restu untuk mengakuisisi rudal anti kapal jarak jauh AGM-158C Long Range Anti-Ship Missiles (LRASM). Rudal AGM-158C punya sifat standoff air-launched cruise missile ini dapat beroperasi otonom dan punya jarak luncur 560 km. Ditangan AU Australia, nantinya akan menjadi kelengkapan sistem senjata pada jet tempur F/A-18F Super Hornet. (Gilang Perdana)
Mantap memang menhan kita kalau jadi ambil rafale&f15 t o p dah
Harusnya diam d pesawat untuk menguji apakah pilot bisa selamat tanpa lecet. Jd membuktikan kualitas pesawat
Mohon diulas Min, borongan F-15 dan F-18 terbaru. Dari 100 jet, mungkin komposisinya 48 Rafale, 36 F-18 (24 F-18 E/F Superhornet dan 12 E/A F-18 Growler) serta 16 F-15 E/EX.
https://www.cnbcindonesia.com/news/20201210081606-4-207995/gokil-prabowo-ri-dapat-f-15-f-18-as-nambah-100-jet-tempur
@Bung Sugimura Agato masak sich Pak Menhan mau Borong 100 Jet Tempur barat Buat Indonesia ?
La wong Sukhoi SU35 Strooong Bingittss 11 aja belom datang – datang, Lah ini kok Ujug-ujug mau beli 100 Jet Tempur buatan Barat ?
Mimpi apa saya semalam ?
Hmmmm
Dulu F-16 nyungsep, langsung orang2 bilang “BELI BEKAS SIH…..BLA…BLA”
Orang2 cangkemme waton MANGAP…..
HARI INI , F16 ANG jatuh
https://www.cnn.com/2020/12/09/us/plane-crash-wisconsin-air-national-guard-trnd/index.html
Nah loh F-15 dan F-18 udah lulus sensor untuk RI.
Dan Emperor minta lebih dari 100 pespur baru
Berita kt wong b kita yang overshoot bagaimana? Total loss?
Kira2 media disana bakal rame kayak kita gak yah?
rudal anti kapal jarak jauh AGM-158C Long Range Anti-Ship Missiles (LRASM) nya mantap tenan eui mampu narget sasaran sampai 560 km, sayang ni skwadron diborong habis sama negara makmur nan kaya Canada padahal sempat dilirik sama kita para netizen dari pada pengganti F5E tak kunjung datang.
Pesaingnya Rafale sebagai pespur serang maritim dan EW
tapi ya itu Stand off rudalnya yg bikin ngeri
Ane lebih milih Rafale sama Storm Shadow, paket komplit lengkap. Kalo EW, Hornet harus pake varian Growler.
Ga dibukain pintu masuk sebgai potential customer of FCAS kah?
Upgrade Rafale dan Typhoon nantinya kan integrasi dgn pespur FCAS
Belum jadi pespurnya. Tar nungguin 25 tahun lagi.
Baru Buat Take Off alias lepas landas aja udah “Nyungsep” apalagi kalau diBuat Tempur ?
Hmmmm
Kelihatannya biasa saja Indonesia pernah mengalami hal yg sama.
Betul sekali, semua pesawat dari banyak negara alami hal serupa, buatan manusia tak ada yg sempurna walau sudah dipersiapkan sedemikian rupa.
Horeeee australia ikut2an latihan kamekaze ala us, hebat strateginya tuk lawan china π€§π€£ππ€£π
Hornet type ini yg d kalahkan SU27/30 TNI AU d pitch black 2012, betul Bang Ruskie?
Tipe lawas
Yg pitch Black itu masih F-18 Hornet, Pelaku yg sama waktu insiden di El Tari.
Yg pitch Black itu jg msh Sukhoi 27/30 TNI mbah. Jg pelaku yg sama yg sering nguber black flight dr selatan.
Boros.
Yap kalah telak ada beritanya di google n youtube juga banyak beritanya.
Semua bukan hanya faktor Alat tapi juga faktor siapa yang memakai itu alat.
Kalo tanpa AWACS Flanker jelas kalah, tapi kalo dogfight dan tanpa AWACS Flanker yg bakal menang.
Gak usah diperjelas dek Robbie. Sejak kapan sih hornet bisa menang lawan SU 27/30 secara one by one.? Klo hornet bisa menang berarti kiamat sdh dekat dek.
Hornet cuma bisa menang kalo pake cara keroyokan dek. 20 hornet lawan 1 SU-27/30 dijamin baru bisa menang tuh hornet dek.
Lha wong berhadapan dng Hawk nya TNI aja, hornetnya jd kacrut kok, sdh kena lock & siap dieksekusi ke alam baka itu pilot hornet. Beruntung pilot TNI msh mengampuni…..π€£π€£πππ.
Ada lg yg beralasan model lawas katanya…..fans boy kaceut modal abab doank klo komenn dia itu dek.
Mana ada perang udara 1 vs 1, dari jaman Perang Dunia Pertama udah maen keroyokan. Emangnya ini DCS?
Super hornet E/F varian Aesa bisa melibas Su27/30 pespur negara mafia tanpa ampun
Jeroan elektronik loyo udah aneksasi Israel aja.