Amerika Serikat Tawarkan F/A-18 Super Hornet Block III untuk Indonesia, Inilah Beragam Keunggulannya
|Kabar bahwa Amerika Serikat telah menolak proposal Indonesia atas rencana akuisisi jet tempur stealth F-35 Lightning II telah menjadi sorotan media. Guna mengobati rasa kecewa, AS lantas menawari Indonesia untuk membeli F-16 Viper Block72 atau F/A-18 E/F Super Hornet Block III. Yang disebut pertama tentu sudah tak asing, lantaran memang sedari awal itu yang dijajakan oleh AS untuk kebutuhan TNI AU.
Namun yang terdengar baru, bahwa Super Hornet Block III disasar untuk Indonesia, jet tempur ‘tandingan’ F-16 dari dalam negeri AS ini mencitrakan keunggulan aviasi di angkatan laut. Meski belum ada tanggapan dari pihak Indonesia atas tawaran jet tempur besutan Boeing tersebut, namun bila tawaran itu direspon, maka Indonesia akan bergabung ke klub elite pengguna keluarga Hornet.
Khusus Super Hornet Block III, penggunanya saat ini baru AL AS, sementara beberapa negara seperti India, Kanada, Malaysia, Jerman, Spanyol dan Swiss, masih dalam proses penawaran.
Lantas apa yang menjadi poin keunggulan dari F/A-18 Super Hornet Block III jika dibandingkan keluarga Super Hornet sebelumnya. F/A-18 Super Hornet Block III tergolong varian jet tempur yang baru, pasalnya baru Mei lalu diluncurkan dari fasilitas Boeing di St. Louis, Missouri. Beberapa peningkatan yang ditawarkan pada Super Hornet Block III mencakup hadirnya layar sentuh (touchscreen) pada dashboard kokpit dengan ukuran 19 inchi.
Sistem kokpit yang serba canggih telah mengganti model tombol dan kenop, yaitu dengan konsol berupa tablet berukuran besar. Tampilan layar sentuh 10 pinch zoom berukuran 19 inchi memberikan pilot kemampuan untuk melihat, melacak, dan menargetkan beberapa sasaran jarak jauh yang dihasilkan oleh satu frame monitor taktis.
Karakteristik F/A-18 Super Hornet Block III memiliki tangki bahan bakar konformal (conformal fuel tank) yang dipasang di atas fuselage. Dengan conformal fuel tank, jet tempur ini dapat membawa 3.976 liter bakar tambahan dan dapat mengurangi hambatan udara, dengan begitu memungkinkan pesawat beroperasi lebih lama, lebih cepat dan membawa lebih banyak muatan. Dengan adopsi CFT mampu meningkatkan radius tempur Super Hornet 240 km, sehingga total radius tempur Super Hornet Block III bisa mencapai 1.426 km.
Seperti halnya Gripen E, F/A-18 Super Hornet Block III nantinya sudah dilengkapi perangkat built-in IRST (infrared search and track) Block II dari Lockheed Martin yang dapat mendeteksi ancaman dalam jarak jauh tanpa harus bergantung pada radar yang mungkin mengalami jamming.
Konfigurasi F/A-18 Super Hornet Block III juga mencakup upgrade pada enhanced network capability, longer range radar AN/APG-79 AESA, reduced radar signature, advanced cockpit system, enhanced communication system, yang kesemua solusi menawarkan 10.000 flight hour lifespan.
Super Hornet punya kemampuan semi-stealth, yaitu dengan pemasangan Enclosed Weapons Pod (EWP). EWP yang punya dimensi besar dan ditempatkan di bawah fuselage, memang terasa ganjil dalam adopsi jet tempur masa kini. Dengan satu unit EWP, maka bekal persenjataan, baik rudal udara ke udara, udara ke permukaan, maupun bom pintar, ditempatan dalam satu pod saja. Ini artinya tidak diperlukan lagi, deretan rudal/bom yang ‘nyantel’ pada hardpoint di bawah sayap. Paling mentok, nantinya senjata di eksternal hanya dua rudal udara ke udara Sidewinder pada wingtip.
Satu pod EWP dapat diisi enam bom berdiameter kecil dan dua rudal udara-ke-udara jarak menengah sekelas AIM-120 AMRAAM; atau dua bom Paveways 500 pounds dan dua unit AIM-120 AMRAAM; atau secara keseluruhan, beban maksimal dalam satu EWP mencapai 1.179 kg.
Secara bertahap AL AS akan melakukan upgrade pada armada Super Hornet Block II ke Block III, hingga nantinya total akan mengoperasikan 540 unit F/A-18 Super Hornet Block III, dimana jet tempur ini dapat dikatakan sebagai backbone dari superioritas udara AL AS. Sebagai informasi, Boeing telah menerima kontrak pada tahun lalu senilai US$4 miliar untuk pengadaan multi-year, 78 unit F/A-18 Super Hornet Block III, yang komposisinya terdiri dari 61 unit varian kursi tunggal (F/A-18E) dan 17 unit varian kursi tandem (F/A-18F). Rencananya, Boeing akan mengirimkan kesemua pesanan hingga tuntas tahun 2024 mendatang.
Baca juga: Ditawarkan ke AL India, Boeing Uji Lepas Landas F/A-18 Super Hornet Lewat Ski Jump
Sejauh ini, baru India negara yang disasar secara serius oleh Boeing, sampai-sampai Boeing melakukan uji simulasi take-off Super Hornet di kapal induk dengan ski jump. India saat ini mengoperasikan dua kapal induk, INS Vikramaditya dan INS Vikrant, dimana keduanya mengadopsi model ski jump pada ujung landas pacu, lantaran kedua kapal induk India tidak dilengkapi model catapult (pelontar) seperti halnya yang ada di kapal induk AS. (Gilang Perdana)
Coba yang ditawarin F-15SE bisa naro rudal di dalem internal weapon bay, kalau F-18 mending pilih F-16V block 72 sekalian minta bonus 2 skuadron lagi F-16 bekas
Kalau nggak F-15 jangan diambil menurut saya, belum tentu bisa dapat pesawat yang yang spesifikasinya bagus, kemungkinan malah downgrade dan semua persenjataannya belum tentu boleh dibeli.
Bismillah bila ditawarkan oleh amerika f.18 dan f.16 v kenapa nga mau?.minta bisa diakuisisi juga pesawat f.5 tiger 2,dan t.38 c dan a dari keluarga talon,rudal sam dan radar tapi harus tot nga pakai embargo masa waktu 30 tahun,jika melanggarnya amerika harus ganti dengan menyediakan 20 unit kapal selam terbaru berikut rudal torpedonya komplit.