Frigat 30DX “JS Kumano” Telah Meluncur, Sejenis yang Ditawarkan untuk Indonesia
|Nama frigat 30DX atau 30FF/30FFM dalam beberapa minggu belakangan menjadi trending jagad netizen pemerhati alutsista, lantaran sebelumnya muncul pernyataan dari petinggi Negeri Sakura yang menyebut pihaknya tengah membahas rencana penjualan kapal perang dengan kemampuan stealth ke Indonesia. Dan terkait frigat 30DX, baru saja diwartakan unit kedua frigat berbobot 5.550 ton ini telah diluncurkan.
Baca juga: Frigat 30DX untuk Indonesia, Realistis atau Hanya Sebatas Mimpi?
Dikutip dari Navyrecognition.com (19/11/2020), disebutkan Mitsui Engineering and Shipbuilding telah meluncurkan unit kedua frigat 30DX yang diberi nama “JS Kumano” untuk AL Jepang – Japan Maritime Self-Defense Force (JMSDF). Kumano diambil dari nama sungai Kumano di Semenanjung Kii di Jepang tengah, yang terletak di Prefektur Nara.
Setelah tahapan peluncuran, selanjutnya Kumano akan dilakukan beragam instalasi perangkat navigasi dan sensor, yang nantinya bakal dilajutkan ke tahapan sea trial. Rencananya unit kedua frigat 30DX ini akan diserahkan ke AL Jepang pada tahun 2021/2022. Saat ini, unit pertama frigat 30DX yang dibangun oleh Mitsubishi Heavy Industries justru belum diluncurkan.
Sesuai kesepakatan, pembangunan frigat 30DX dimulai pada tahun 2019. Sebanyak 22 unit frigat 30DX direncanakan akan diserahkan ke AL Jepang pada tahun 2032. Melihat statusnya, saat ini delapan unit sedang dalam kontrak pembangunan, rencananya setiap tahun akan ada penyelesaian pembangunan frigat ini.
Frigat 30DX dilengkapi meriam Mark 45 kaliber 127 mm pada haluan, dua kanon CIWS, sebuah SeaRAM β RIM-116 Rolling Airframe Missile yang ditempatkan di atas hanggar. Kemudian ada dua kanister, dimana dapat dibawa 8 unit rudal anti kapal Type 17, serta 16 peluncur rudal hanud dalam Mk-41 VLS (Vertical Launch System).
Untuk menghadapi peperangan bawah permukaan, frigat 30DX disiapkan untuk membawa torpedo ringan Type 12 kaliber 324 mm dan beragam perlengkapan untuk misi menebar ranjau. Tidak lupa, frigat ini dibekali deck dan fasilias hanggar untuk helikopter anti kapal selam sekelas SH-60L.
Frigat 30DX punya panjang 130 meter dan lebar 16 meter. Sebagai sumber tenaga, frigat 30DX mengusung teknologi combined diesel and gas (CODAG), dimana komposisi dapur pacu terdiri dari satu unit mesin turbin gas Rolls-Royce MT30 dan dua unit mesin diesel MAN. Dengan bobot penuh, frigat 30DX dipercaya nantinya dapat melaju hingga kecepatan 30 knots.
Baca juga: USS Coronado (LCS-4) – Kapal Perang Litoral Trimaran dengan Desain Stealth
Desain frigat ini didasarkan pada teknologi stealth yang digunakan pada penelitian dan pengembangan pesawat tempur stealth Mitsubishi X-2 Shinshin. Dengan kemampuan siluman, frigat ini menekankan pada otomatisasi tingkat tinggi. (Gilang Perdana)
Giliran Jepun kena prank.. wkwkwk..
Masih penawaran coy. Ada pesaing berat seperti Omega, Iver dan FREMM
Masih mending daripada Gorshkov dan Grigorovich yang emoh dilirik sama sekali TNI AL
Atau flash back
2012 tragedi Kilo yang dibanting DSME209-1400
2013 Streguschy sudah mutual agreement dan MoU tersingkir oleh NR ex Brunei dan Damen PKR 10514
Atau contoh lain seperti Osa, Vashyvanka, Burevetsnik 257 dll
Wajarlah cari yg terbaik, sesuai isi kantong dan siap TOT sesuai yg diinginkan indonesia, dr pada malon yg bodohnya sampai ke ubun2 blagu kaya dan sok bina sendiri ujungnya LCS mangkarak selamanya, blagu bina fregaet tp bina senjata serbu dan peluru aja kagak mampu,,bodoh jangan dipelihara ya lon, kebodohan itu bukan kebanggaan’ mending hati2 seperti yg dilakukan indonesia saat ini dr pada mangkrak selamanya seperti LCS malon π€§π€£ππ€£ππ€£π
Indeed. Sesuai isi kantong dan kebutuhan
Sebentar lagi Ganti KTP dari Kumano jadi Kumaha
Tidak ada jalan terbaik kecuali kemandirian alutsista,semoga tercapai
kalo frigat 30DX jadi diambil,..sptnya proyek PKR-Damen gak lanjut,..sayang sekali cuman 2 biji. PKR sebenarnya sdh cukup bagus kalo diseriusin utk dalemannya.
Katanya Indonesia kecewa dengan tot-nya, minim banget, dan biaya bikin PKR itu dinilai terlalu mahal untuk kapal sekelasnya.
Kata siapa itu bro @teranmicin kalo TOT nya minim.banget (boleh disertakan kalo ada link nya)…….dan anda boleh kasi contoh harga korset/light frigate sekelas PKR yang pake VLS π€·
Kita bayar mahal karena nganggap itu bagian biaya ToT dan akan dapat ToT yang mantap nan joss tenan. Eh ternyata…
@Agato abal abal, cari sendiri di youtube, ada wawancara petinggi PT. PAL.
Isinya PT.PAL hanya sebagai sub kontrak membuat saja, tanpa dilibatkan dalam disain dan kontrak dengan dephan., alias hanya sebagai kacung saja.
@ngakak
Jawaban anda tidak cukup kuat utk menjelaskan alasan yg sebenarnya alias masih meraba-raba aka mengambang……ya kalo merasa sudah jago dan ga sudi jadi kacung, ngapain juga repot-repot belajar dari Damen π€·
Satu bukti saja…..untuk pembangunan LPD KRI Semarang, PAL belum bisa menerapkan teknik konstruksi modular, tapi baru pendekatan konstruksi modular, yaitu dg menerapkan teknik “block by block”, semenatara Damen telah menerapkan konstruksi modular dlm membangun LPD sejak lama (malah galangan pertama di eropa yg menerapkan teknologi konstruksi modular dlm membangun LPD) βοΈ
Lalu terus apa Damen udah ngasih ilmu konstruksi modular kaprang ke Pt Pal? Kenapa disinggung waktu ada pembangunan kapal yg konstruksi model luarnya mirip kelas sigma? Lalu tot kemarin dapet apa? Kita sudah mengakuisisi 6 kaprang dri mereka
@emper
Ada yang namanya “kurva pembelajaran” dalam alih teknologi modular ala damen…..dan itu disebut dalam.video rujukan anda βοΈ
PT PAL berangkat dari kondisi awal dimana generik dg bumn lain yg terdampak krismon (nyaris bangkrut, mengalami drain brain, infrastruktur yg sudah tidak uptodate dsb) dan setelah berkerja sama dg damen, saat ini PAL sedang menikmati yg namanya “kurva pembelajaran”……gak ada yg instan, apalagi kalo sudah menyangkut soal SDM dan pengalaman menangani proyek dg kompleksitas yg tinggi π buktinya lagi, dalam mendesain KCR-60 yg desainnya lebih sederhana saja tidak berlangsung mulus dan utk desain Kcr-60 batch 2 masih harus konsultasi dg sebuah “lembaga laboratorium pengujian hidrodinamika” di belanda…..padahal lab semacam ini bppt dan its pun punya (yg artinya
lagi ada perbedaan faktor pengalaman operasional dilapangan aka jam terbang tidak pernah mengingkari hasil) π€·
Kcr 60 batch 2 konsultasi dgn badan hidronamika di Belanda apa hubungannya dgn Damen?
Konsultasi konstruksi kek gitu jelas pasti pake uang
Klau Brain drain Pt Pal segitu mirisnya setelah krismon kenapa mereka mampu membuat kapal2 lpd sebelum kontrak kerjasama dgn Damen.
Mau sampai kapan sdm kita dianggap belum siap?
Nadanya sma seperti kejadian di tahun 1930an
Emang enggak ada hubungannya dg damen….tapi hal ini menunjukkan pengalaman SDM PAL dalam.hal rancang bangun kapal kombatan yg memiliki kompleksitas tinggi masih sangat terbatas. Maka kemampuan ini perlu diasah dg senantiasa mengerjakan proyek-proyek baru yg memiliki skala kompleksitas yg meningkat βοΈβοΈβοΈ
Kompleksitas suatu desain kapal kombatan tidak diukur dg besarnya tonase kapal…..tapi dari derajat desain survavibiltas dan suceptibilitasnya serta standar yg digunakan sbg acuan π©π§
Singkatnya pihak DAMEN terlalu pelit sharing teknologi inti pd kapal PKR walaupun sudah ada perjanjian TOT. Sehingga pengadaan PKR ke 3 – 4 dibatalkan krna PAL merasa dirugikan.
bkn masalah brp besar tonasenya…
yg jd masalah apa yg mw di instal dng kapal tonase besar…MICA lagi…??
anggaran terbatas lagi…lagi…dn lagi…
berdoa semoga smw tercapai..
Kapal besar berarti dia tahan dengan ombak besar di samudra luas, serta endurancenya lama.
TNI-AL sekarang menuju BLUE WATER, butuh kapal tonnase besar, masalah senjata bisa menyusul sesuai kebutuhan
FBNW. Sudah jadi tradisi pengadaan alutsista jaman reformasi. Tidak hanya dari barat. Rusia juga seperti Sukhoi yang 8-9 tahun operasional baru datang rudal. BMP3F butuh 5-6 tahun dapat tungsten munitions & ATGM Arkan dari Ukraina