Update Drone KamikazeKlik di Atas

USS Coronado (LCS-4): Kapal Perang Litoral Trimaran dengan Desain Stealth

Labelnya adalah kapal perang litoral, yang kerap ditafsirkan sebagai kapal kombatan “kelas dua.” Mamun bila melirik dari kemampuan sistem persenjataan, sensor, radar, dan kapabilitas tempur lainnya, kapal perang litoral yang dijululuki Independence Class ini kemampuannya jauh lebih lethal ketimbang Perusak Kawal Rudal RE Martadinata Class. Pun ukuran kapal perang litoral ini tak bisa dibilang imut, panjang dan dimensinya bahkan jauh lebih besar ketimbang LPD (Landing Platform Dock) TNI AL.

Baca juga: Landing Platform Dock TNI AL – Peran dari Kapal Markas Hingga Rumah Sakit

Dan salah satu Independence Class, yakni USS Coronado (LCS-4) yang dikomandani Commander Douglas K. Meagher, pada 14 September 2017 menyempatkan bersandar di Dermaga 203 Kaluku Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. USS Coronado ke Jakarta selama 2 hari dalam misi mempererat hubungan AS-RI.

Bagi yang berkesempatan melihat kapal perang dengan desain trimaran (lunas tiga) ini, kesan pertama yang didapat adalah seperti melihat sosok kapal perang alien. Selain tampil full futuristik dengan nuansa stealth, dimensi kapal perang ini juga terbilang besar. Mungkin jika KCR (Kapal Cepat Rudal) KRI Klewang 625 jadi melaut dan digunakan TNI AL, maka rasanya kedua kapal trimaran ini dapat disandingkan, meski dimensi Klewang jauh lebih kecil.

Bersanding dengan LPD KRI dr. Soeharso.

USS Coronado mulai dibangun pada 17 Desember 2009, kemudian diluncurkan pada 14 Januri 2012, dan baru pada 5 April 2014 kapal perang ini resmi dioperasikan AL Amerika Serikat (US Navy). LCS (Littoral Combat Ship) ini punya panjang 127,6 meter, lebar 31,6 meter, draft 6 meter, dan bobot 8.800 ton, punya kecepatan maksimal 44 knots (81 km per jam). Dalam sekali pelayaran dengan bekal penuh, kapal ini dapat menjelajah sejauh 7.964 km pada kecepatan jelajah 18 knots (33 km per jam).

Baca juga: Jepang Rilis Konsep Multipurpose Trimaran, Ingatkan Kita Pada Sosok KRI Klewang 625

Konstruksi lambung kapal perang ini terbuat dari allumunium alloy, yang membuatnya menjadi salah satu bahan kritikan pedas lantaran bahan tersebut dianggap lebih rentan api ketimbang bahan baja (steel). Di luar masalah bahan, kecanggihan desain lambung trimarannya juga membuat kapal perang ini didera beberapa permasalahan berat. Dengan bentuk lambung kapal yang dibuat berpanel menyudut (angle planes), kapal perang ini juga diklaim stealth, alias lebih sulit ditangkap radar. Kabarnya dengan sifatnya yang stealthy menjadikan US Navy mendapuk Independence Class sebagai wahana pendukung operasi pasukan khusus dalam moda pendaratan amfibi.

Kapal ini punya dek untuk helikopter yang lumayan luas, menjadikan kapal perang litoral ini sanggup didarati helikopter angkut berat sekelas CH-53 Super Stallion. Dalam kunjungan ke Indonesia, terlihat USS Coronado membawa satu unit MH-60R/S Seahawk. Selain itu kapal perang ini juga membawa dua unit helikopter drone MQ-8B Fire Scouts atau MQ-8C Fire Scout.

Baca juga: Bofors 57mm MK.2 – Meriam Reaksi Cepat FPB-57 TNI AL

Peluncur rudal Harpoon terletak di haluan, di belakang kanon 57 mm.

Sementara dari aspek persenjataan, meski ada CIWS (Close In Weapon Systems) dan rudal anti kapal AGM-84 Harpoon, yang menarik senjata utama pada haluan adalah Bofors MK110 57 mm, yang tak lain adalah varian lebih maju dari Bofors 57 MK2 yang digunakan pada FPB-57 TNI AL. Desain kubahnya pun masih identik diantara kedua varian. Bofors kini telah diakuisisi oleh BAE Systems. Nuansa Swedia juga terasa dari adopsi sistem radar yang mengadopsi Sea Giraffe 3D Surface/Air dari Saab.

USS Coronado disokong dua mesin diesel MTU Friedrichshafen 20V 8000, dua mesin turbin General Electric LM2500 gas turbines, 4 unit waterjets retractable Azimuth thruster, dan 4 diesel generators. Meski berukuran besar, jumlah awak kapal di trimaran ini hanya 40 orang, terdiri dari 8 perwira dan 32 anak buah kapal.

Meski bukan kapal kargo, dibawah dek helikopter terdapat ruang yang cukup besar untuk dimuati berbagai payload. Beban sebesar 210 metric tons (206 long tons/231 short tons) dapat dibawa, juga untuk memudahkan mobilitas terdapat pintu rampa.

Disebut sebagai Independence Class karena unit perdana yang diluncurkan adalah USS Independence (LCS-2) pada tahun 2008. Hingga kini sudah lima unit Independence Class yang dioperasikan US Navy. Sementara masih ada tujuh unit lagi yang masih dalam proses pembangunan, dan dua unit dalam proses pemesanan.

Baca juga: USNS Millinocket – Kapal Angkut Logistik Katamaran Berdesain Futuristik

Semula Independence Class dibuat oleh tim yang dipimpin gabungan antara General Dynamics dan Austal. Namun pada penggarapan kapal kedua (USS Coronado – LCS 4), Austal dipercaya menjadi team leader, sementara General Dynamics fokus pada susistem utamanya. Nama Austal tak asing lagi sebagai galangan yang sukses merilis kapal dengan desain stealth, yakni kapal angkut logistik Spearhead-class Expeditionary Fast Transport, yang salah satunya USNS Millinocket (T-EPF-3) belum lama ini juga bertandang ke Indonesia dalam mendukung Latgab bersama antara Marinir TNI AL dan USMS di Cooperation Afloat Readiness and Training (CARAT) 2017. (Bayu Pamungkas)

13 Comments