Bila Akhirnya Drone Tempur MALE TNI Berasal dari Cina
|Bila merujuk ke pemberitaan terdahulu, semestinya pada bulan Februari lalu, Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI sudah mengumumkan siapa pemenang tender pengadaan drone MALE (Media Altitude Long Endurance) untuk memperkuat armada pesawat nirawak TNI AU. Meski belum ada pengumaman resmi, namun dipercaya kini telah ada ‘keputusan’ yang diambil seputar tender pengadaan drone yang diikuti oleh Cina dan Turki.
Baca juga: Jelang Putusan Pengadaan Drone MALE untuk Kemhan, Pilih Besutan Cina atau Turki?
Sembari menanti kabar resmi dari Kemhan, perlu dipahami bahwa antara harapan dan realitas bisa berbeda untuk pengadaan drone MALE ini. Merujuk ke respon pembaca dari pemberitaan sebelumnya, mayoritas netizen di web, termasuk di facebook fan page Indomiliter, menginginkan agar drone MALE yang nantinya dipilih Kemhan dan TNI adalah yang berasal dari Turki, dalam hal ini lewat Turkish Aerospace Industries yang menawarkan keluarga drone Anka.
Tanggapan dan komentar netizen merujuk pada tiga poin utama, yaitu kualitas produk, transfer of technology (ToT) dan Laut Cina Selatan. Seperti argumen pembaca yang menyingung rencana pemempatan drone MALE di Natuna, sementara potensi konflik di kawasan Natuna justru datang dari Cina sendiri.
Belum lagi tentang ToT, sejauh ini belum ada rekam jejak dari Cina yang signikan dalam mendukung industri pertahanan strategis di Indonesia. Kemudian soal kualitas, meski lansiran dari Cina sempat dicibir, namun predikat Cina sebagai pengekspor drone tempur terbesar di dunia, perlahan menepiskan cibiran tersebut.
Namun toh jika akhirnya yang terpilih adalah drone kombatan MALE dari Cina, pun netizen tak usah kaget. Pasalnya memang sudah jauh-jauh hari pejabat Kemhan telah menyebut pengadaan drone tempur dari Cina. Kilas balik ke Juli 2017, Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan saat itu, Laksda TNI Leonardi telah menyebut asal pengadaan drone tempur sudah terang benderang, bukan dari Negeri kiblat teknologi drone (Israel), melainkan Kemhan akan membeli drone tempur dari Cina.
“Yang mengizinkan kita untuk beli itu Cina. Yang lain enggak mau jual (UCAV/Unmanned Combat Aerial Vehicle – red). Sejauh ini sudah penjajakan G to G (pembicaraan antara pemerintah dengan pemerintah). Spesifikasi-nya dari TNI AU,” ujar Leonardi dikutip dari situs situs Merdeka.com (26/7/2017).
Lepas dari tiga poin yang menjadi pertanyaan atas pengadaan drone MALE dari Cina, kabar dari Kemhan tadi memang berlangsung sebelum masuknya nama Turki dalam jagad pertarungan drone MALE. Dukungan kerja sama yang telah terjalin selama 10 tahun dengan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) serta kesepatakan kerja sama Turkish Aerospace dengan PT Dirgantara Indionesia (PT DI) adalah poin utama harapan dari netizen agar Turki yang memenangkan tender ini, ditambah Turki cukup capable dalam penguasaan teknologi drone tempur.
Baca juga: Seluruh Uji Aerodinamika Drone Anka Ditangani BPPT, Termasuk Anka-NG!
Tapi toh jika yang dipilih adalah UCAV MALE dari Cina, semoga bentuk imbal dagang kandungan lokal dan offset dapat dijalankan dengan sebaik-baiknya. Dan dari beberapa jenis drone tempur produksi Cina, tipe Rainbow CH-4 dan Wing Loong I/II menjadi yang paling dominan disebut-sebut media selama ini.
Baca juga: “Menghadapi” Cina dengan Senjata Buatan Cina
Tentu asumsi di atas bukan tanpa alasan, mengingat CH-4 dan Wing Loong telah sukses di pasar ekspor. Seperti Wing Loong sudah digunakan Mesir, Kazakhstan, Nigeria, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Pakistan dan Uzbekistan. Sementara CH-4 digunakan oleh Irak, Mesir, dan Arab Saudi.
Favorit sebagai kontestan disini adalah CH-4 produksi China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC). Drone ini punya desain menyerupai MQ-9 Reaper dan MQ-1 Predator. CH-4 telah digunakan Irak untuk bertempur melawan ISIS. Drone ini punya panjang 9 meter dan bentangan sayap 18 meter. Jarak operasi max mencapai 250 km, mampu terbang selama 40 jam dengan beban muatan max 250-345 kg dan bahan bakar 165 kg. Ketinggian terbang max 8.000 meter dan mampu menembak dari ketinggian 5.000 meter. (Gilang Perdana)
Bener2 kecewa, orang bodoh pun tahu klo beli alutsista strategis ya jangan ke penjual yg ada gesekan kepentingan.
Lho khan situ nggak tahu drone ini mau disuruh terbang ke mana, bisa saja bukan ke Natuna. Kok kayak situ pinter saja sih ?
disitu kan sudah dijelaskan mau ditempatkan di natuna .entah kalo mau digeser ke tempat lain
Rony,
Ingat lho bakal ada 2 skuadron pesawat terbang tanpa awak (PTTA) di antaranya adalah yang dari China.
Walau di artikel dibilang ada rencana penempatan drone MALE di Natuna, bisa jadi drone asal China ini tidak akan ditempatkan di Natuna yang dekat dengan skuadron drone 51 di Pontianak, tetapi akan ditempatkan di skuadron lain yang jauh dari Natuna. Sedangkan ada drone lain yang berasal dari luar negeri (Portugal ?) yang katanya juga akan dibeli.
Pak menhan pernah bilang “Memang ada rencana beli drone dari China. Sudah ada 10 peserta (negara) yang ikut ambil bagian dan yang sudah terpilih dari China, yang lain nanti ada dari Portugal.”
https://www.google.com/amp/amp.kontan.co.id/news/pembelian-sukhoi-masih-terkendala-kemhan-akan-beli-drone-militer-dari-china
Nggak tahu itu benar2 dari Portugal atau dari negeri lain yang tidak boleh disebut namanya tetapi dihalalkan karena melalui “Portugal”.
Drone dari China kata menhan bakal dibeli untuk dibedah dan dipelajari.
https://www.google.com/amp/s/nasional.tempo.co/amp/894885/ryamizard-ryacudu-beli-drone-cina-untuk-dibedah-dan-dipelajari
Nah prediksi saya MALE yang dari “Portugal” ini yang bakal ditempatkan di Natuna.
Apasih drone buatan portugis 🤷
apa gesekan justru biar bikin tekanan beli bung?
Min uda pernah diulas belum drone rainbow CH-4?
Udh pasti dari cina..meski ToT ngga jelas, dan kegagalan meriam giant bow dan rudal c-705…yg penting bisa ngutang. Perkara rawan di jamming urusan no 16.
Lucu…wkwkwkwk
Cina akan happy sekali kalau TNI beli ini…cina akan dapet uang juga dapet INFORMASI.
dengan sangat mudahnya Cina untuk menyadap UCAV produksinya sendiri bila digunakan untuk melawan dia….hehehehe…LoL
@konYol
Anda tampaknya paham sekali ttg hal ini….bisa bantu diterangkan, bagaimana caranya cina menyadap UCAV buatan mereka jika digunakan oleh TNI AU 🤷
@IniSial “L”
Saya paham sekali terima kasih pujiannya……tapi anda siapa ya…kalau tidak kenal untuk apa menjelaskan kepada anda…buang buang waktu saja jelasnya…waktu adalah uang….wkwkwkwk,.,,LoL
Ternyata sejenis yg suka melempar tuduhan, tapi buktinya suruh nyari sendiri 🤦🤦🤦
Wong teknologi drone cina ini didapet dari israel kok.. jdi klo beli drone cina hrsnya indo bangga soalnya scr gk langsung dpt drone teknologi israel wkwkwkwk
drone baling baling mulai ketinggalan zaman nantinya ke depan drone jet vtol stealth yg populer
@bagaz
Memang mau ngapain stone dipasang mesin jet 🙆
Dari pengalaman saya beli barang elektronik dari cina semua produknya nggak bermutu barang KW dan cepat rusak, mudah2han TNI nggak jadi beli dari Cina.
@shella
Mungkin yg Mbak beli sekelas consumer goods atau household products…coba sekali-kali kalo periksa kerumah sakit, iseng-iseng melongok alat2 diagnostik bermerek terkenal spt GE, Philips, atau merek terkenal lainnya.
Coba ditengok pada bagian label, alat tersebut diproduksi dimana….dan kalo beruntung bisa melihat kebagian komponen didalamnya, silahkan diamati item-itemnya buatan mana 🤷
Singkat kata, ada pemeo: “Ada harga, ada rupa 🤗”
kalo elektronik skrg semua buatan china dan ga kalah kualitasnya .. china dulu cuma sebagai negara manufaktur skrg udah bs produksi sendiri .. china untuk drone sekelas dibawah israel dan kualitas drone nya mumpuni .. lebih bagus buatan china dibanding israel yg baru saja melakukan RnD
Beli mq reaper saja sudah terbukti d medan perang.. punya agm hell fire yg bs ancurin bunker atau panser ifv tank bahkan humvee
Hmm….yaa yg penting harus dijaga kerahasiaan informasi nya. Wah, padahal kl ANKA lebih pas menurut saya kl dilihat dari rekam jejak mereka. Kl hal teknis saya kurang paham
Drone “portugal” ads kisi2..dihalalkan….sepertinya dari Israell ya 😃. Drone jenis apa tu ya ?
Drone Portugal yang pernah muncul di Indo Defence 2018 ya Tekever, pernah dibahas kok di Indomiliter https://www.indomiliter.com/tekever-ar3-net-ray-drone-intai-maritim-dengan-medium-endurance/
Tetapi yg dibutuhkan adalah MALE (Medium Altitude Long Endurance) jelas ini tak sama dengan medium endurance saja.