‘Barak’ Pasukan Rusia Diserang Roket HIMARS, Koordinat Diketahui Berkat Pelacakan Sinyal Ponsel

(Istimewa)

Mengawali tahun ini, ada kabar kurang sedap bagi Kremlin, disebutkan 63 prajurit Rusia tewas dalam sebuah serangan di malam tahun baru. Serangan tersebut berasal dari roket yang diarahkan langsung ke basis ‘barak’ mereka. Rekaman yang diposting online menunjukkan sebuah bangunan yang diklaim sebagai sekolah kejuruan di Makiivka, sebuah kota di bagian provinsi Donetsk Ukraina yang dikuasai Rusia, hancur menjadi puing-puing.

Baca juga: Gara-gara Ponsel, Penyebab Pantsir-S1 Suriah Mudah Dihancurkan Rudal Israel

Mengutip sumber dari reuters.com (2/1/2023), Daniil Bezsonov, seorang pejabat senior regional yang didukung Rusia, mengatakan perguruan tinggi tersebut telah dihantam oleh roket M142 HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) buatan Amerika Serikat sekitar tengah malam, dimana orang-orang sedang merayakan awal Tahun Baru dengan latar belakang pidato Presiden Vladimir Putin yang disiarkan di televisi.

Beberapa sumber di jagad maya menyebut, bahwa kemampuan akurasi serangan roket HIMARS ke lokasi barak pasukan Rusia, dapat dilakukan berkat pelacakan koordinat dari sinyal seluler yang berasal dari ponsel yang digunakan oleh para prajurit Rusia. Dengan analisa location based data, maka dapat diketahui secara presisi tempat berkumpulnya pasukan Rusia, yaitu dari banyaknya pancaran sinyal yang terlacak di suatu koordinat.

Sinyal ponsel tak pelak menjadi momok tersendiri dalam dunia militer, lantaran ponsel bersifat user friendly dan menjadi alat komunikasi personal, penggunaan di medan konflik kadang dapat berujung petaka.

Seperti pada kasus serangan ke unit Pantsir-S1 milik Suriah pada Mei 2018, disebut bahwa pangkal musabab hancurnya sistem Pantsir-S1 dikarenakan ponsel alias telepon seluler milik opeator Pantsir-S1 Suriah.

Valery Slugin, kepala perancang dari Design Bureau of Instrument Engineering yang mengembangkan sistem Pantsir, mengatakan di situs TASS, bagaimana sistem Pantsir-S1 dapat dengan mudah dideteksi oleh jet tempur Israel.

Saat kejadian, baterai Pantsir dilaporkan telah kehabisan rudal dan amunisi kanon, lantas operator Pantsir-S1 tengah menunggu kiriman amunisi berikutnya.

Operator menunggu agak jauh dari sistem Pantsir-S1, dan apesnya salah satu dari mereka ternyata meninggalkan ponsel yang dalam keadaan aktif di kursi operator. Dari situlah muncul masalah, intelijen Israel dapat menganalisa pancaran sinyal dari ponsel si operator dan sebagai akibatnya posisi baterai Pantsir-S1 dapat diketahui.

Baca juga: Jadi Momok dalam Dunia Penerbangan, Teknologi 5G Komersial Kini Diusung Pentagon Sebagai Solusi Jaringan Taktis Masa Depan

Padahal pihak Rusia telah menetapkan standar prosedur yang ketat bagi awak hanud Pantsir-S1, salah satunya setiap perangkat komunikasi darat (radio dan ponsel) harus dimatikan saat operasi hanud dijalankan, dan bila sistem Pantsir-S1 akan melaksanakan perpindahan lokasi, maka harus menjauh dari lokasi sebelumnya. (Gilang Perdana)

11 Comments