Australia Batalkan Proyek Pengadaan Helikopter Serbu Ringan untuk Pasukan Khusus
|Meski punya komitmen kuat untuk melengkapi militernya dengan persenjataan tercanggih, namun, tak semua program pengadaan alutsista di Australia dapat terealisasi, Kilas balik di tahun 2020, Departemen Pertahanan Australia telah mencanangkan proyek LAND 2097 Phase 4, yakni pengadaan helikopter serbu ringan dari platorm komersial, yang bakal digunakan bagi mobilitas pasukan khusus.
Baca juga: Tawarkan H145M ke Pasukan Khusus Australia, Airbus Helicopters Bentuk Tim Nightjar
LAND 2097 Phase 4 merupakan proyek pencarian helikopter militer ringan di kelas 4 ton. Dan sebagai jawaban atas proyek tersebut, Airbus Helicopters menawarkan H145M, sementara Babcock dan Jet Australia menawarkan varian militer helikopter bermesin ganda Bell 429 GlobalRanger.
Namun, seiring dinamika, LAND 2097 Phase 4 yang akan mengakuisisi 16 unit helikopter serbu ringan, nyatanya telah dibatalkan. Dikutip dari thedefensepost.com (7/3/2023), pengumuman pembatalan proyek LAND 2097 Phase 4 diwartakan oleh Mayor Jenderal Stephen Jobson, Komandan Komando Penerbangan Angkatan Darat Australia, saat pertunjukan udara internasional Avalon 2023.
Ia mengungkapkan, rencana yang merupakan bagian dari proyek Land 2097 Phase 4 itu dibatalkan untuk menghindari tumpang tindih kemampuan militer dalam waktu dekat. Canberra dilaporkan memiliki program untuk mendapatkan helikopter serang AH-64E Apache Guardian dari Boeing, kemudian ada helikopter serbu serbaguna UH-60M Black Hawk dari Sikorsky, dan helikopter angkut berat CH-47F Chinook sebagai tambahan.
Batch pertama Black Hawks yang ditetapkan untuk menggantikan helikopter multi-peran MRH90 Taipan negara itu diharapkan tiba akhir tahun ini. “UH-60M akan mulai beroperasi sebagai wahana helikopter yang akan memberikan dukungan khusus untuk pasukan khusus Australia – Special Air Service (SAS),” kata Jobson.
Keputusan pembatalan proyek LAND 2097 Phase 4, merupakan kabar buruk bagi Airbus Helicopters. Airbus Helicopters dalam hal ini telah membentuk sebuah konsorsium yang terdiri dari gabungan akademisi dan elemen industri kedirgantaraan Australia.
Tidak tanggung-tanggung, konsorsium yang disebut Tim Nightjar terdiri dari Cablex, Cyborg Dynamics, Deakin University, DEWC, ECLIPS, Ferra Engineering, Helicopter Logistics, Helimods, Kinetic Fighting, Kratos Australia, Microflite, PREDICT Australia, QinetiQ Australia, Safran Helicopter Engines Australia, Seeing Machines, Sigma Bravo, Rusada, TAFE NSW, Tagai Management Consultants, Toll Helicopters, University of Technology Sydney, Varley Group dan Varley Rafael Australia. Nightjar sendiri diambil dari nama burung pemangsa nokturnal terkecil di Australia.
Dengan pembentukan konsorsium, maka Airbus Helicopters menawarkan benefit bagi pemerintah Australia, yaitu keuntungan ekonomi hingga lebih dari Aus$250 juta. “Dengan komitmen yang jelas untuk berinvestasi terhadap inovasi yang dipimpin oleh Australia, proposal dari Tim Nightjar akan menghasilkan keuntungan ekonomi di dalam negeri Australia, dan menciptakan lebih dari 170 lapangan pekerjaan,” ujar Andrew Mathewson, Managing Director of Airbus Australia Pacific.
Baca juga: Ibarat CLBK, Australia Order 40 Unit Helikopter UH-60M Black Hawk Senilai US$1,96 Miliar
H145M ditawarkan dengan bekal mission computer, infrared/TV electro-optical system, emergency locator transmitter (ELT) dan laser range finder. H145M dapat disematkan teknologi HForce Generic Weapon System (HForce GWS).
HForce GWS menawarkan sebuah sistem senjata deterrent dengan kualitas tinggi yang articulated di seluruh unit pusat inti, helmet mounted sight display (HMSD) ‘Scorpion’ yang dikembangkan Thales untuk pilot dan ko-pilot (penembak). (Gilang Perdana)