Amazing! Inilah 5 Momen Tak Terlupakan dari Jet Tempur F-15 Eagle
Belum lama ini, yakni pada 27 Juli 2022, F-15 Eagle telah mencapai 50 tahun usia pengabdian. Dan seperti telah banyak diulas, penempur twin engine itu dikenal sebagai air superiority fighter dengan prestasi gemilang, yakni dengan mengumumpulkan rekor 104 kali kemenangan dalam pertempuran udara, tanpa pernah ditembak jatuh oleh lawan. Dengan predikat battle proven, tentu ada serangkaian momen menarik yang menyertai perjalanan keluarga F-15 Eagle.
Dikutip dari military.com, setidaknya ada lima momen menakjubkan dari debut F-15 Eagle yang sangat dikenal dalam sejarah penerbangan, dan belum ada tandingannya. Berikut ini ringkasannya:
1. Mendarat Darurat dengan Hanya Satu Sayap.
Peristiwanya terjadi pada tahun 1983 di atas Gurun Negev, Israel, dimana dua jet tempur AU Israel (F-15D Eagle dan A-4 Skyhawk) tengah melakukan latihan pertempuran udara. Selama latihan, pilot Israel Zivi Nedivi bertabrakan dengan salah satu Skyhawks. Nedivi tersentak dan melihat bola api yang tercipta dari tabrakan itu sebelum jatuh dalam manuver spiral yang rapat.
Hebatnya, Nevidi berhasil mendapatkan kembali kendali, dan meskipun bahan bakar tiris, Nevidi mengambil insiatif dengan melakukan afterburner, melesat ke lapangan terbang yang jauhnya sekitar 10 mil. F-15 Eagle tanpa sayap utuh ini harus mendarat dengan kecepatan dua kali lipat dari yang direkomendasikan, dan nyaris tidak berhasil berhenti sebelum menabrak pembatas pengaman. Dan baru setelah pendaratan, Nevidi menyadari pesawatnya telah kehilangan sayap.
Pada awalnya, pihak manufaktur McDonnell Douglas (sekarang Boeing) tidak mempercayai cerita itu, namun setelah melihat foto-fotonya, McDonnell Douglas memuji kekuatan mesin dan desain badan pesawat dengan menciptakan daya angkat yang cukup untuk membuatnya tetap terbang.
2. Satu-satunya Jet Tempur yang Berhasil Menembak Satelit.
Sebuah F-15A yang dimodifikasi secara khusus lepas landas dari Pangkalan Angkatan Udara Edwards di California pada 13 September 1985. Misinya adalah untuk naik ke ketinggian 11.582 meter dan menembakkan satu senjatanya: rudal anti-satelit eksperimental dengan bobot 1.180 kg, dengan target berupa sebuah satelit seukuran sedan VW Kodok, yaitu Solwind P78-1, yang tak lain adalah satelit cuaca yang diluncurkan pada 24 Februari 1979.
Sang pilot, Mayor Wilbert “Doug” Pearson membawa F-15A ke dalam tanjakan supersonik 3,8G pada 68 derajat, hampir vertikal. Dia melambat ke Mach 1 tepat di atas 11.582 meter ketika rudal ditembakkan. Meskipun satelit itu hancur dan rudal anti-satelit ASM-135 ASAT (Anti-satellite weapons) berhasil, namun program itu dihentikan karena terlalu mahal.
3. “Streak Eagle” Mengalahkan Roket Saturn V.
Tidak lama setelah F-15 pertama dikirim ke Angkatan Udara AS pada tahun 1974, pilot uji USAF mulai melakukan yang terbaik: mendorong batas kemampuan mesin F-15. Antara 16 Januari dan 1 Februari 1975, F-15, yang tidak dicat (untuk mengurangi bobotnya), memecahkan delapan rekor dunia time-to-climb, tiga yang dipegang oleh MiG-25 Soviet.
Dalam rekor terakhirnya, Streak Eagle mencapai kondisi 4G pada tanjakan 60 derajat, berakselerasi hingga dua kali kecepatan suara. Mencapai ketinggian 98.425 kaki hanya 3 menit, 27,8 detik dari pelepasan rem, dan mengalahkan waktu roket Saturn V hingga 50.000 kaki selama 10 detik. Saturn V terkenal karena mengangkut astronot ke bulan.
4. F-15E Menjatuhkan Bom ke Helikopter Irak.
F-15E Strike Eagle tidak hanya untuk superioritas udara, namun juga dapat memberikan dukungan udara jarak dekat dengan senjata seperti bom berpemandu laser GBU-10. Selama Perang Teluk, F-15E sering mencari situs rudal SCUD untuk ditargetkan. Pada 14 Februari 1991, Kapten Angkatan Udara AS. Richard “TB” Bennett dan Dan “Chewie” Bakke ada di salah satu pencarian itu.
AWACS di daerah mereka mendeteksi sebuah helikopter serang Mi-24 Hind Irak yang beroperasi di dekat misi Pasukan Khusus dan diperintahka untuk menghancurkannya. Ketika Hind mulai berakselerasi, F-15E tidak bisa mendapatkan kunci rudal, jadi mereka menggunakan GBU 10 seberat 2.000 pon. Itu adalah serangan langsung bom yang mampu menghancurkan helikopter Hind.
Baca juga: Di Tangan NASA, Rudal Udara ke Udara Legendaris AIM-54 Phoenix Dipasang di F-15 Eagle
5. Belum Pernah Dikalahkan dalam Pertempuran Udara ke Udara.
Sejak pertama kali diperkenalkan pada tahun 1972, varian F-15 yang digunakan AS dan sekutunya telah meraih lebih dari 104 kemenangan udara, dimana sebagian besar dilakukan oleh pilot-pilot tempur AU Israel, dengan nol kerugian. Selain Israel, negara Sekutu yang masih menerbangkan F-15 antara lain Singapura, Korea Selatan, Qatar, dan Arab Saudi. (Bayu Pamungkas)
Lawannya negara lemah, coba ketemu pengguna Sukhoi 27/30 mungkin 40/60% peluang kemenangan strike eagle.
Ada yang tau kenapa anggota nato tak ada yang make ni barang selain US? Malah sekutu non nato yang make, itupun di Asia semua🤔
Beli dulu 18-24 unit dulu nggak apa, jangan maksa kalo kantong lagi tipis. Kalo perlu perbanyak FA50 untuk interseptor jet dan super tucano untuk interseptor low speed black flight, coastal dan border line patrol.
Pertamax
sebelum memikirkan indo mau beli apa ngga itu F-15, kayaknya indo perlu memikirkan masalah amunisi lebih dulu seperti rudal bom pintar dan semacamnya, soalnya kalau pesawat banyak amunisi kurang ya sama aja kayak beli “layangan”
F-15e strike eagle sudah ada yang ditembak jatuh oleh rudal Hanud Irak, diperang teluk I tahun 1990 yg lalu. Pesawat tempur AS yg lain juga sudah pernah ditembak jatuh oleh rudal hanud Irak antara lain : A-6e intruder, AV-8 b Advaced Harrier II, F/A- 18 c hornet, F-16c Fighting Falcon.
@Is a Hell: Gak juga, dg kemampuan radar AESA terbaru peluang menangnya F-15 atas Flanker dan Super Flanker tetap lebih besar F-15 karena kemampuan sensor dan Radar serta senjata yg dibawa F-15 mampu melumpuhkan Flanker dalam first look dan first kill.
@Ruskye: Karena mereka sudah punya program bersama yaitu Typhoon dan lanjut ke F-35. Selain itu karena kebanyakan dari mereka berdekatan dan dalam satu blok militer yg sama maka mereka merasa gak akan kesulitan buat maintenance dan bawa senjata. Sedangkan F-15 yg beda pabrikan lebih banyak diambil negara-negara yg butuh senjata banyak tapi bisa sekali angkut karena pangkalan Sekutu mereka rata-rata jauh dan negara musuh punya pasukan yg banyak atau wilayah yg mau diserang lumayan luas.
@TN: Interceptor akan diserahkan kepada F-16 dan kemungkinan besar Boremae sebagai multipurpose fighter.
@periskop: kalo senjata pasti bakalan dibeli walopun nyicil, kecuali anggaran militer naik jadi 2% dari PDB
@Yakopo: yg dibahas admin itu waktu pertempuran udara Dhek, kalo kena Hanud itu sedikit beda cerita.
Betul ,pernah ditembak jatuh ,cm yg dihitung diatas hanya pertempuran udara
Pespur bagus…
F-15ID meskipun sudah dapat lampu hijau, akan tetapi sepertinya masih jauh, karena kendala keuangan…
Jika pun ada harus menunggu Rafale terlebih dahulu…
Berita gembira
F-15 buat TNI AU kemungkinan besar mustahil!!
Gengsi pesawat tempur bikinan dalam negeri walaupun cuma sekedar tukang jahit doang lebih laris jadi bahan politik dibandingkan berita pembelian F15 apalagi menjelang dinamika Pemilu 2024
Ditambah dengan role sama, TW ratio lebih gede, supercruise, low RCS, harga lebih murah (katanya) dll jelas lebih punya daya pikat
F15 ID lebih cocok sebagai program kepepet untuk Skadud 14 yang peluang batal lebih gede daripada kemungkinan untuk terealisasi
Poin ke 4 semakin menegaskan aib Hind. Terbanyak ditembak jatuh melalui metode ambush & gangbang lalu kejadian satu-satunya ditembak jatuh dgn bomb
Akhirnya diwariskan juga aib tersebut ke Ka-52 di Ukraina. 2 unit pula dengan ATGM