Walrus Class – Kapal Selam Modern ‘Terakhir’ yang Menjadi Kebanggaan Belanda
|Tidak seperti Jerman dan Perancis, Belanda boleh dibilang ‘mandeg’ dalam pengembangan teknologi kapal selam diesel listrik, padahal sejarah industri kapal selam di Belanda sudah cukup lama, debut produksi kapal selam Belanda telah berjaya sejak era Perang Dunia II. Namun, sayangnya cerita sukses kapal selam Negeri Kincir Angin hanya sampai penciptaan Walrus class.
Dikutip dari Janes.com (1/11/2021), meski tak buru-buru, Pemerintah Belanda telah mencanangkan penggantian empat unit kapal selam Walrus class sejak tahun 2019. Walrus class merupakan kebanggaan Belanda, lantaran kapal selam ini dibangun oleh galangan lokal Rotterdamsche Droogdok Maatschappij.
Tapi justru calon pengganti Walrus class bukan berasal dari produksi asli Belanda, dimana Kementerian Pertahanan Belanda kini sedang menantikan penawaran lanjutan dari Naval Group (Perancis), Saab Kockums (Swedia) dan ThyssenKrupp Marine Systems (Jerman).
Penggantian empat unit Walrus class mungkin akan memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan karena pembicaraan dengan tiga galangan kapal yang sedang mengajukan penawaran sedang berlangsung dan Kementerian Pertahanan Belanda sedang mencari informasi lebih lanjut.
Berdasarkan rencana Kemhan Belanda, Walrus class yang mulai beroperasi tahun 1990, akan diganti secara bertahap mulai tahun 2028, hingga resmi dipensiunkan pada tahun 2031. Mengingat rencana pengadaan kapal selam butuh biaya besar dan produksi yang tidak singkat, maka wajar bila proses pembahasan penggantian Walrus class sudah masif dilakukan saat ini. Sebelumnya, Kemhan Belanda berharap agar di tahun 2022 sudah dapat ditentukan pemenang tender untuk kualifikasi kapal selam masa depan Belanda.
Lepas dari itu semua, Kemhan Belanda telah membentuk kelompok kerja untuk mengkaji kemungkinan memperpanjang masa pakai Walrus class, tentunya dengan mempertimbangkan risiko keuangan dan biaya operasional.
Walau sepi dalam pemberitaan, Walrus class yang terdiri dari HNLMS Walrus S802, HNLMS Zeeleeuw S803, HNLMS Dolfijn S808, dan HNLMS Bruinvis S810, tergolong kapal selam diesel listrik yang modern. Dari empat unit yang telah dibuat, kesemuanya sampai saat ini masih beroperasi dengan baik.
Dari spesifikasi, Walrus class punya berat di permukaan (2.350 ton) dan berat saat menyelam (2.650 ton). Walrus class punya panjang 67,7 meter, lebar 8,4 meter dan mampu menyelam sampai kedalaman 300 meter. Kapal selam ini mengandalkan perangkat yang juga dipasok oleh perusaaan Belanda, seperti surface search radar Signaal/Racal ZW 07 dan sonar Thomson Sintra TSM 2272 Eledone Octopus.
Diawaki 50-55 personel, Walrus class ditenagai 3x mesin diesel electric dengan tenaga 5.430 shp (4 MW). Kecepatan saat di permukaan 13 knot dan kecepatan maksimum saat menyelam 20 knot. Dengan kecepatan jelajah 9 knot, kapal selam ini dapat berlayar sejauh 18.500 km.
Baca juga: Biro Desain Rubin Ungkap Rahasia “Black Hole” pada Kapal Selam Diesel Listrik Rusia
Bagaimana dengan aspek persenjataan, Walrus class dilengkapi empat tabung peluncur torpedo kaliber 533 mm. Pasangan torpedo yang dibawa adalah Honeywell Mk 48 atau Honeywell NT 37. Stok torpedo yang dibawa lumayan banyak, dalam sekali berlayar bisa dibawa 20 unit. Dari tabung torpedo, juga dapat diluncurkan rudal anti kapal UGM-84 Harpoon dan ranjau laut. Buat yang penasaran dengan Walrus class, simak pada video di bawah ini, yaitu momen spesial saat kapal selam ini naik ke permukaan. (Gilang Perdana)
Bravo Nederland navi…
Sayang dulu kita tidak mengambil kesempatan ambil alih RDM. Zaman Ibu Mega fasilitas pembuatan kapal selam mereka masih ada, dan tidak dipakai.
Masih ingat waktu kecil, tawaran mereka ke kita lumayan bagus. Ada ToT, walaupun dipihak kita tidak ada kewajiban seperti sekarang.
Kapal selam menir londo yg tertinggal dr rekan2nya dibenua biru.
baling balingnya lupa di tutup korden
Bismillah tidak menutup kemungkinan TNI.AL kita punya kapal selam kelas 214 dan 218 SG jika mau berminat khusus joint produksi dengan Turki tahun 2022 kenapa nga dibicarakan blueprint pilot projeknya semoga dapat dibantu komisi I DPR RI.15
Kok turbin penggeraknya nggak disensor min?..