Vympel R-27: Rudal Udara ke Udara Andalan Sukhoi TNI AU
|
Seandainya suatu hari meletus konflik udara antara Indonesia dengan Malaysia, atau Indonesia dengan Singapura, kira-kira bagaimana peluang fighter kita dalam duel udara? Sebuah pertanyaan yang menarik, lepas dari ketangguhan pilot, ketiga negara serumpun ini sama-sama mengandalkan rudal udara ke udara jarak pendek besutan AS yang populer sejagad, yakni AIM-9 Sidewinder. Dimana versi tercanggih yang dimiliki TNI AU adalah AIM-9 P4 yang bisa menghantam target dari beragam sudut. AIM-9 P4 dipasang oleh TNI AU pada pesawat F-16 dan Hawk 100/200.
Nah, yang paling mutakhir sekarang ada Sidewinder versi AIM-9X, mulai dikembangkan pada tahun 1996. AIM-9 memppunyai kemampuan first shot dan first kill yang lebih responsif. Rudal ini dilengkapi thrust vectoring yang terhubung ke guidance fins, artinya rudal dapat menguber target yang berbelok sekalipun. Radius putar AIM-9X mencapai 120 meter, dengan kemampuan ini, saat penembakan pesawat peluncur tidak lagi harus melakukan manuver untuk menyesuaikan dengan target. Cukup lepas AM-9X, selanjutnya rudal akan menguber target sendiri. Duh, cilakanya Singapura dan Malaysia sudah punya AIM-9X, Singapura memasang AIM-9X untuk jet F-15FG dan F-16 C/D, sedangkan Malaysia menyiapkannya di jet F/A-18 Hornet.
Tapi situasi bisa makin carut marut, pasalnya duel udara juga akan melibatkan rudal udara ke udara jarak/kelas menengah, seperti AIM-7 Sparrow dan AIM-120 AMRAAM, yang masing-masing punya jangkauan tembak 70 Km dan 110 Km. Dilalah bicara dua rudal yang sudah battle proven ini, Singapura, Malaysia, dan tentunya Australia juga sudah punya.
Jelas peta kekuatan udara antara Indonesia dengan negara sekitarnya sangat pincang. Lalu apakah Indonesia diam saja? Meski belum ada pernyataan resmi dari pemerintah, tapi dari beberapa dokumen dan informasi diyakini TNI AU kini telah mempunyai senjata untuk menandingi kedigdayaan Sparrow dan AMRAAM. Rudal yang dimaksud adalah Vympel R-27 (dalam kode NATO disebut AA-10 Alamo), sebuah rudal jenis medium-to-long-range air-to-air missile yang telah dikembangkan sejak era Uni Soviet pada tahun 80-an. Menurut informasi R-27 ditawarkan dalam beberapa varian untuk bisa dicantolkan pada sayap Sukhoi Su-27/30, seperti tipe R-27R (Alamo A), R-27T (Alamo B), R-27ER (Alamo C), R-27ET (Alamo D), R-27P (Alamo E), dan R-27EP (Alamo F). Karena kemungkinan besar pengadaan rudal ini termasuk rahasia, maka selain jumlah yang tidak diketahui, varian mana yang dipilih Indonesia juga kurang jelas.
R-27R – Mengandalkan pemandu jen radar semi aktif. Punya jangkauan tembak hingga 80 km.
R-27T – Mengandalkan pemandu infrared. Punya jangkauan tembak hingga 70 km.
R-27ER (extended range) – Mengandalkan pemandu radar semi aktif. Punya jangkauan tembak hingga 130 km.
R-27ET – Mengandalkan pemandu infrared. Punya jangkauan tembak hingga 120 km.
R-27P – Mengandalkan pemandu radar pasif dengan jangkauan hingga 72 km.
R-27EP – Mengandalkan pemandu radar semi aktif, punya kemampuan tambahan sebagai rudal anti radiasi dengan jangkauan 130 km.

Dengan penggerak solid fuel rocket motor, R-27 punya kecepatan luncur antara mach 2,5 hingga 4,5, laju luncur rudal juga terkait dengan kondisi cuaca dan ketinggian. Dari bobot rudal yang sekitar 253 kg, 39 kg diantaranya adalah berat hulu ledak. Mekanisme peledakan pada target menggunakan dua jenis metode, yakni radar proximity dan impact fuze. R-27 punya dimensi panjang 4,08 meter dan lebar 230 mm.
Selain diandalkan untuk Sukhoi Su-27/30, Su-33, MiG-29, dan Su-35. beberapa varian R-27 juga dapat dipasang pada seri jet tempur yang lebih lawas, seperti MiG-23 dan Yak-141. Soal pengalaman tempur, R-27 juga punya meski masih mengundang kontroversi, yakni pada Perang Teluk I (1990-1991). Sumber Rusia menyebut salah satu pembom B-52G berhasil ditembak oleh MiG-29 AU Irak menggunakan R-27, meski tidak sampai hancur, pesawat tersebut mengalami kerusakan parah. Pernyataan tersebut kemudian disangkal oleh pihak AS yang menyebutkan kejadian tersebut akibat friendly fire dari jet F-4G Wild Weasel yang melepaskan rudal HARM (high speed anti radiation missile).


Sejak diproduksi tahun 1983, hingga kini populasi R-27 dipercaya cukup banyak, pasalnya selain Rusia banyak negara sekutu Rusia/Uni Soviet di seantoro Bumi yang mengandalkan rudal ini. Bahkan R-27 juga diproduksi oleh Ukraina dan Cina.
Bila sosok R-27 di Indonesia masih diselimuti misteri, lagi-lagi Negeri Jiran Malaysia sudah jauh lebih dulu menggunakan rudal ini. TUDM (AU Malaysia) sejak tahun 90-an telah mengandalkan rudal ini untuk mempersenjatai jet MiG-29 dan Sukhoi Su-30. Bahkan rudal ini pernah dipamerkan Malaysia pada ajang Indonesian Air Show tahun 1996 di Bandara Soekarno Hatta. Malaysia memang membeli rudal ini dalam paket pengadaan MiG-29. Bagaimana dengan R-27 milik TNI AU, kita berharap meski ketinggalan dalam kepemilikan, semoga varian R-27 Indonesia lebih canggih daripada milik Malaysia. Semoga. (Gilang Perdana)
sebaiknya cepat tawaran kapal selam dari rusia ambil saja untuk menghadang kapal kapal kangguru masuk keperaian kita
Sebenarnya gak perlu sampai 10.kita punya kilo 2 saja tuh kangguru kurap udah meriang karena 2 kilo itu cukup untuk memblokade benua mereka.barang mungkin masih bisa di kirim dari udara tapi tidak banyak.logistik yg mencukupi hanya bisa dikirim lewat laut dan mereka tahu itu.jadi kalau kita sampai punya 10 kilo atau amur wadau…kita bisa blokir seluruh asteng!
yang komentar disini persis seperti orang yang melihat pertandingan catur,,, lebih berisik yang komentar daripada yang main….bilang mau perang sama negara inilah, mau blokade laut lah…dasar goblok semuanya!!!
kalau perang palingan sembunyi dibawah ranjang…emang enak perang????
Senjata canggih perlu..tapi yang lebih penting adalah strategi pertempuran..percuma punya alutsista canggih bila tak mampu mengoperasionalkannya dan mensinergikan dengan taktik yang digunakan, memang RI jelas kalah soal kwalitas alutsista dengan tetangga, tetapi RI punya SDA dan SDM yang mampu mendukung perang berkelanjutan dan dalam tempo lama..perlu di ingat AUdan AL hanya pembuka serangan bila pertempuran terjadi..yang menentukan tetap prajurit-prajurit AD saya yakin prajurit-prajurit kita sangat terlatih dan manpu melaksanakan pertempuran dalam jangka waktu lama di hutan2 dan rawa indonesia yang sangat ganas, saya tak yakin tentara singapura, malaysia, maupun australia mampu meladeni prajurit kita yang sanggup survive dihutan dan rawa2 tanpa didukung logistik…( hidup prajurit TNI tetaplah semangat dan terus berlatih) jangan berkecil hati
setahu saya untuk pertahanan negara tidak boleh diumbar dan saya setuju dengan pak Letkol tadi bahwa kekuatan suatu negara tidak boleh divulgar krn ini rahasia negara. terbukti bahwa Amerika anggap dirinya superpower dan punya pertahana negara yang sangat andal tapi buktinya tidak berani kalau one to one kerja main keroyok berarti yang dipamerkan hanya untuk menakut-nakuti suau negara kecil, tapi klu pertahanan negara di sembunyikan otomatis negara lain bikin penasaran dan berpikir untuk menyerangnya karena nggak bisa prediksi seberapa kuat pertahanannya.
percuma bung, selama masih Impor, semua bisa dilacak, SIPRI yang LSM saja bisa lumayan akurat kok.
Apalagi intelejen negara (Malaysia, Singapura, Australia), pasti jauh lebih akurat
lalu yang dirahasiakan untuk siapa ? SIPIL, WARTAWAN
berarti ada batu di balik udang
tdk apa2 trlambat
ini buktinya
http://arc.web.id/images/stories/2016/ay-06102016/20161006-9.jpg
foto penampakan misil vympel r-27
yang digambar tersebut su-27 skm. memang sdh balik dari belarusia? kok tidak ada kabarnya!
@ariel
nomor registrasi sukhoi digambar adlh ts-3010. artinya su-30 mk2. 4 sukhoi tni au era mbok mega msh blm balik
crappy missile R27 ini mempunyai Efek gentar yg nihil
Maaf komentar pada trit jadul. Namun dengan santernya berita jika nkri telah membeli 6 batere nasam yang rudalnya notabene adalah aam standar nato spt aim9, aim7, aim120, timbul pertanyaan mungkinkah nkri merancang sista serupa nasam namun meluncurkan r27, r73, dan r77? Tentu dengan beberapa perubahan.