Antara Indonesia atau India, Ukraina Sebut Raih Kontrak US$200 Juta untuk Ekspor Rudal R-27

Ukraina rupanya sukses mendulang kontrak di lini rudal, tapi ini bukan tentang rudal anti kapal RK-360MC Neptune. Melainkan ada kabar bahwa Artem, manufaktur rudal dari Ukraina, telah mendapatkan kontrak senilai US$200 juta untuk ekspor rudal udara ke udara jarak sedang R-27. Seolah memanfaatkan sanksi Countering America’s Adversaries Through Sanctions Act (CAATSA), Ukraina sejak beberapa tahun belakangan gencar menawarkan rudal ini ke negara-negara pengguna jet tempur produksi Rusia.

Baca juga: Manfaatkan CAATSA, Ukraina Tawarkan Rudal Udara ke Udara Artem R-27

Setelah di Indo Defence 2018, resmi menawarkan R-27 ke Indonesia, update terakhir dari defence-blog.com (28/7/2021), Direktur Artem Vladimir Zimin dalam sebuah pernyataan mengungkapkan, pihaknya menerima uang muka dan mulai memenuhi kontrak terbesar selama 10-15 tahun terakhir untuk pasokan rudal R-27 senilai lebih dari US$200 juta.

Tidak disebutkan sang negara pembeli R-27, hanya dikatakan negara tersebut berasal dari Asia. Spekulasi pun beredar, bahwa yang dimaksud antara Indonesia atau India.

Sebagai negara yang dahulu tergabung dalam Uni Soviet, Ukraina mempunyai basis sistem dan standar senjata yang relatif sama dengan Rusia. Bahkan, beberapa pasokan penting alutsista Uni Soviet berada di tangan Ukraina, sebut saja seperti mesin kapal.

Pada Indo Defence 2018, UkrOboronProm, badan ekspor dan industri pertahanan Ukraina, tengah menyiapkan paket kerjasama kepada industri pertahanan Indonesia. Dari salah satu booth diperlihatkan sosok full mockup rudal udara ke udara jarak menengah – jauh, R-27. Bagi pemerhati alutsista nasional, rudal R-27 sudah diketahui telah digunakan TNI AU sebagai kelengkapan andalan untuk armada Sukhoi S-27/Su-30MK2 Skadron Udara 11. Rudal dengan enam varian ini punya maksimum jarak tembak mulai dari 50 – 110 km, tergantung sistem pemandu yang digunakan.

Selama ini, rudal R-27 yang digunakan TNI AU berasal dari Vympel NPO, biro perancangan dan industri persenjataan Rusia. Sebaliknya R-27 yang di pamerkan dalam Indo Defence 2018, adalah produksi Artem, Ukraina. Di masa Uni Soviet berjaya, produksi R-27 memang dipasrahkan kepada Vympel dan Artem, maklum R-27 tergolong rudal handal yang laris bagi negara-negara pengguna MiG dan Sukhoi. Bahkan R-27 bisa disebut rudal udara ke udara yang battle proven.

Baca juga: Vympel R-27 – Rudal Udara ke Udara Andalan Sukhoi TNI AU

Secara umum, R-27 yang diproduksi Artem terdiri dari pilihan pemandu semi active radar seeker with command updates, infra red seeker dan passive guidance on radar and jammer. Bila diperdalam lagi, ada 6 tipe yang ditawarkan, mulai dari R-27ER1 dan R-27R1 (berpemandu radar semi aktif), R-27ET1 dan R-27T1 (berpemandu infra red), serta R-27EP1 dan R-27P1 (berpemandu radar pasif). (Gilang Perdana)

23 Comments