Untuk Pertama Kali, Jet Tempur F-16 TNI AU Terbang Formasi dengan Pembom B-52 Stratofortress
|Untuk pertama kalinya dalam sejarah, jet tempur TNI AU melakukan terbang formasi bersama pembom strategis jarak jauh Boeing B-52 Stratofortress. Persisnya pada Rabu (1/9/2021), satu flight yang terdiri dari tiga jet tempur F-16 A/B Block15 OCU dari Skadron Udara 3 terbang di atas Laut Sulawesi dan melakukan manuver dengan dua unit pembom B-52 yang terbang dari Lanud Andersen, Guam.
Baca juga: Singapura Kirim Detasemen F-15SG dan F-16 ke Lanud Andersen di Guam
Dikutip dari siaran pers tni-au.mil.id, disebutkan flight F-16 TNI AU dari Lanud Iswahjudi melaksanakan latihan bersama Angkatan Udara Amerika Serikat (USAF) dalam rangka kegiatan Air Manuever Exercise (AMX) ”Bomber” tahun 2021. Guna persiapan latihan tersebut, flight F-16 berada di base ops Lanud Dhomber Balikpapan Kalimantan Timur.
Komandan Skadron Udara 3, Letkol Pnb Agus Dwi Ariyanto mengatakan, latihan tersebut adalah bagaimana menerbangkan armada sesuai SOP yang berlaku. Terutama dengan pesawat bomber B52, sebuah pesawat pengebom jarak jauh. “Mereka tadi terbang dari Guam dan kita bertemu di utara Laut Sulawesi,” jelas Dan Skadro 3 Letkol Pnb Agus Dwi Ariyanto.
Boeing B-52 Stratofortress dijuluki “BUFF” (Big Ugly Fat Fucker), pesawat legendaris ini terbang pertama kali pada 15 April 1952. Jika ditakar dari segi usia, di tahun 2021 ini, usia B-52 sudah mencapai 69 tahun. Dan hebatnya, B-52 masih terus diandalkan oleh AU AS, sebut saja dalam operasi pemboman di Perang Teluk dan Afghanistan, termasuk saat tensi ketenganan AS dengan Cina dan Korea Utara meningkat, armada B-52 bahkan ikut disiagakan di Lanud Andersen, Guam.
Sebuah kejutan, bahwa B-52 masih akan terus dioperasikan AS hingga tahun 2050. Itu artinya debut keluarga B-52 bakal mendekati 100 tahun di udara.
Baca juga: Terus Dioperasikan Hingga 2050, AU AS Ajukan Penggantian Mesin Pembom Strategis B-52
Ssetiap pesawat B-52 terdiri dari delapan mesin. Sejak awal tahun 60-an, B-52 hingga saat ini masih menggunakan jenis mesin Pratt & Whitney TF33-PW-103. TF33-PW-103 sendiri merupakan varian militer dari mesin JT3D yang digunakan pada jet komersial Boeing 707 dan Douglas DC-8. (Gilang Perdana)
Iya kamonya kerenan yg sekarang untuk sebeuah pesawat tempur ya harus disesuaikan lah kamonya yg cocok.. warna one tonal /blend dngan konsep lebih kontras lebih menguntungkan.. spt pesawat f16 mlu itu lebih ngeblend..f16 sebelumnya dan Sukhoi kita juga akan lebih bagus jika warnanya di kontraskan.. karena hasilnya akan lebih ngeblend.. atau lebih di gelapkan lagi contohnya.. hijau yg lebih gelap.. abu2 yg lebih gelap
Luar biasa, sangat jarang sekali USAF mengajak TNI AU latihan bersama dengan mengirimkan B-52. Pesan apa gerangan yg ingin disampaikan? Itu jelas latihan misi pengawalan dan navigasi jarak jauh. Apakah itu pesan untuk China bahwa Indonesia pun suatu saat bisa menjadi pengawal pembom strategis USAF bila konflik di LCS atau Taiwan meletus? Jika benar, itu juga bisa menjadi penjelas tingkat hubungan apa yg ingin ditingkatkan oleh USA dan Indonesia serta alutsista/sparepart apa yg diinginkan oleh Indonesia bisa diloloskan oleh USA agar Indonesia bisa menjalin hubungan tersebut sejak Indonesia menolak secara halus permintaan USAF untuk menjadikan Indonesia sebagai Pom Bensin bagi P8 Poseidon.
nggak mas, emang latihan bersama
Min, katanya Kemhan udah kasih DP buat Rafale ya min?
pak admin yang baik dan caem nohon tanya apakah gerangan kita punya niatan untuk mendatangkan pesawat pembom tersebut??karna memang pesawat b2 sudah akan dipensiunkan.sebagai negara colektor barang antik dengan muatan nilai historys dan sejarah sudah selayaknya kita memburunya bukan pak?.
Sayangnya tidak rencana dan niatan mas
Pesawat Pembom baik Rusia atau Amerika membuktikan bahwa pesawat militer usia bukan halangan untuk selalu digunakan dalam operasi rutin atau pertempuran selama PERAWATAN dan PERBAIKAN.dilakukan rutin dengan baik..btw Indonesia apa ga tertarik untuk menghidupkan lagi Skadron Pembom seperti tahun 60 an dengan TU 16 Badger..mungkin masalah klasik yaitu kesulitan pendanaan sepertinya..soalnya belajar dari pengalaman dimana saat krisis Timor2 Australia pernah berencana memBom Jakarta dengan pesawat pembom F 111 nya..sementara kita ga ada ArHanud untuk penantiannya, masa mau kita tembak denga S 60 si Mbah..dan kita jg tidak punya pesawat pembom untuk menyerang balik Australia bila rencana itu terjadi..
Harusy semua f16 TNI AU camoy semua berwarna seperti f16 hasil e_mlu, jauh lebih sangar terlihat di bandingkan camo yg di terapkan f16 a/b
Ini lagi Ngawal Stratrofortres yang numpang Lewat, Atau memang Latihan yang sudah Terjadwal min ?