Type 056A – Beroperasi di Laut Cina Selatan, Inilah Lawan Tanding Korvet Diponegoro Class
|Meningginya tensi ketegangan di Laut Natuna Utara direspon Pemerintah Indonesia dengan pengerahan Satuan Tugas Tempur yang berisikan beberapa kapal perang dan pesawat intai maritim. Sebaliknya Pemerintah Cina, meski agresif dan ngotot mengerahkan nelayan “milisi maritimnya,” masih mengedepankan armada kapal penjaga pantai (China Coast Guard) di wilayah ZEE Indonesia.
Baca juga: Ciptakan “Milisi Maritim,” Aksi Kapal Nelayan Cina Berpotensi Memicu Perang Terbuka
Dan sedikit agak jauh dari lokasi sengketa, AL Cina alias People’s Liberation Army Navy (PLAN) telah pula menyiagakan armada korvetnya. Seperti dikutip dari Janes.com (14/1/2020), disebutkan AL Cina pada 10 Januari 2020 telah menerima dua korvet terbaru dari Type 056A (Jiangdao Class) yang akan ditempatkan pada armada di Laut Cina Selatan. Kedua korvet terbaru tersebut adalah Ganzhou 620 dan Panzhihua 621. Sampai saat ini, AL Cina telah menerima enam unit korvet Type 056A.
Keberadaan korvet Type 056A menarik perhatian, termasuk kemungkinan keterlibatannya di Laut Ciba Selatan, pasalnya spesifikasi korvet ini dipandang ideal dan ekonomis bagi Cina untuk meladeni ‘kemampuan’ AL negara-negara di sekitaran, termasuk Indonesia. Type 056A dari desain dan spesifikasi identik dengan korvet Diponegoro Class (Sigma 9113 Class) TNI AL. Punya desain kompak modern dengan persenjataan mumpuni, menjadikan Type 056A laris dalam pemasaran, setidkanya korvet ini telah digunakan oleh Bangladesh dan Nigeria.
Kemiripan dengan Diponegoro Class dapat dilihat dari panjang kapal yang tak terpaut jauh, Type 056A punya panjang 90 meter dan Diponegoro Class punya panjang 90,7 meter. Bila bobot penuh Diponegoro Class 1.692 ton, maka Type 056A bobot penuhnya 1.500 ton. Pun, kedua korvet tidak dilengkapi fasilitas hanggar, namun dapat didarati helikopter angkut sekelas AS56MBe Panther. Dan seolah kebetulan, Type 056A juga diperkuat helikoper AKS varian Panther buatan Cina – Harbin Z-9.
Dari spesifikasi persenjataan, korvet Type 056A mengusung meriam utama AK-176 76 mm pada haluan. Kelebihan Type 056A dibanding Diponegoro Class yaitu sudah dilengkapi dua pucuk kanon CIWS (Close In Weapon System) kaliber 30 mm. Sementara rudal anti kapal yang dibawa adalah 4 x JY-83.
Bila Diponegoro Class mengandalkan rudal hanud Mistral Tetral, maka Type 056A juga dilengkapi rudal hanud jarak pendek FL-3000N dengan delapan cell launcher. Uniknya, untuk sitem senjata anti kapal selam, Type 056A menggunakan torpedo ringan dengan standar NATO – 324 mm, persisnya ada 2 × triple 324 mm torpedo tubes di korvet ini.
Tenaga korvet Type 056A disokong 2x SEMT Pielstick PA6-STC diesel motors, menjadikan korvet ini dapat melesat hingga 25 knots. Pada kecepatan jelajah 16 knots, Type 056A dapat menjelajah sejauh 6.482 km.
AL Cina merencanakan produksi Type 056A hingga jumlah 60 unit, dimana ada sekitar 9 unit yang sedang dalam proses pembangunan. Besarnya order pada Type 056A, menjadikan penggarapan korvet ini tak mungkin dipasrahkan pada satu galangan saja.
Dikutip dari wikipedia.org, beberapa galangan yang terlibat dalam pembangunan Type 056A yaitu Hudong-Zhonghua Shipbuilding, CSSC Huangpu Wenchong Shipbuilding, Wuchang Shipyard dan Liaonan Shipyard. Korvet dengan 78 awak ini dilengkapi radar Type 347G dan towed array serta variable depth sonar.
Selain digunakan oleh AL Cina, varian Type 056A juga diadaptasi untuk armada kapal penjaga pantai, namun dengan menghilangkan keberadaan meriam dan rudal. Merujuk informasi dari South China Morning Post (15/1/20120), ada kemungkinan program korvet Type 056 akan di-stop, sebagai gantinya, anggaran yang ada akan difokuskan untuk kapal perang dengan ukuran yang lebih besar. (Haryo Adjie)
kita lihat siapa bakal menang WONG FEI HUNG VS WIRO SABLENG ?
Kenapa DIPONEGORO NGAK DILANJUTIN???? Bukannya PARCHIM kita uda mau EXPIRE khan. Kapal kelas korvet itu ”WORK HORSE” nya TNI AL. Dr pd beli 2 IVER dan 2 OPV mending nambahin DIPONEGORO dan MARTHADINATA….TAPIIII.. harus dipersenjatai yg bagus. Beli IVER mau di persejatain apa???? Liat tuh BUNG TOMO class, sampeeeee sekarang VLS nya KOPOOOOONG. NGAPAIIIN PAMER ”OCEAN GOING” kalo kapal2 lainnya kopong.
OPV ngga usa beli baru! Alih tugas aja MALAHAYATI class , ada 3 khan dan baru di SLEEP PROGRAM. Kenapa? Krn kapal2 itu cuman punya ”GUNS” tok!! Dan TNI AL nfga akan masang RUDAL SAM/ SSM.
buat apa punya banyak korvet klo ngak ada yg mampu ocean going ? ini tni al bukan tni angkatan pantai
Karena negara kita adalah negara kepulauan yg perairannya sebagian besar adalah litoral…..@hoholo
Dan sbg info saja….sebelum korvet ini diserahkan ke TNI AL, sudah dipakai uji coba diperairan norwegia (samudra atlantik) terkenal ganas ombaknya
terus karna pernah di atlantik apa lu anggap bisa tahan di semua sea state level ?? buat apa kapal banyak tp satupun ngak ada sanggup ocean going ?! kasus air asia sudah jd contoh nyata gmna efektifnya kapal us di laut ganas, itu masih diperairan indonesia lho. gmna mau ngegebuk kapal asing klo ke tengah laut aja kagak mampu !
yg vital kebutuhan tni al saat ini adalah (real) aaw fregate, ancaman nyata kapal induk cina yakin mau dilawan cuma pake mica yg notabene cuma jarak pendek ? ratusan korvet seukuran parchim cuma bakal jadi ayam sayur dicincang carier fleet cina tanpa mampu melawan
Oke, saya tanya balik….apa ukurannya kapal sea going, @ hoholo
dari komen ane diatas udah jelas, yg pertama tahan thd sea state level tertentu dan yg kedua endurance, hal ini berimplikasi pada ukuran kapal. bagaimana bisa menghadapi sea state lv8+ dan endurance lama klo ukuran kapal mungil semua. hasilnya angkatan pantai bukan angkatan laut :V
“Dari desainnya yg sanggup beroperasi di zee, menunjukkan kalo sigma class punya enduran yg mumpuni utk berlayar sea going (proporsional dg tonasenya tentunya) dan mempunyai ketahanan menghadapi ombak besar smp batas sea state tertentu ”
https://www.naval-technology.com/projects/sigma-class-corvettes/
yaelah, sekedar share gak paham isi ya ?
tahan sea state nya lv brp ? endurancenya brp ? kok sekedar anggap mumpuni, itu mah bhs marketing
poin utama yg belum dijawab, yakin ngehadapin carier fleet cina (blm lg yg di spratly) cuma mengandalkan sigma ?? bisa apa sigma ngelawan ratusan pesawat dgn antiship jarak jauh ?
Emang ini tadi lagi ngomongin ttg kemampuan ocean going atau apa…..kok jadi kemana-mana 🐒
makanya lain kali scroll ke atas sblm komen, hadeh-_-
dari awal membahas kapal kebutuhan tni al, knp perlu real fregate dibanding perbanyak korvet tok
lain kali pahami dulu apa yg dibahas sblm asal komen, bukan asal copas dari link trs kagak paham isinya
Memang sudah tepat kita punya banyak korvet dan kcr…..dari awal juga sdh dikomen, krn geografis negara kita ini kepulauan dg banyak alur pelayaran yg dangkal dan sempit.
Dan dg kondisi geogragis spt ini kapal kelas korvet dan kcr sangat sesuai dg kebutuhan yg ada, ditunjang dg kemajuan di sektor SEWACO sbg kemampuannya dlm.kapasitas tertentu tidak ketinggalan…..selain tentunya faktor kesesuaian dg anggaran
pertama, banyak bukan berarti semua, indonesia timur malah laut dalam. coba diinget deh waktu air asia, ops non perang aja udh keteteran gmna klo kondisi perang.
kedua, jangan terjebak pemikiran sempit kepulauan harus kapal kecil -_-. inget insiden bawean, carier fleet us yg berbobot super besar dgn leluasanya di laut indonesia, dan bila dikemudian hari terjadi kejadian serupa oleh cina apa yg bisa dilakukan ? dihadang dgn korvet ? yg ada korvetnya duluan digulung ombak wkwk
ketiga, ente blm membaca komen ane diatas, ratusan korvet sekalipun bisa apa melawan ratusan pespur cina yg berbasis kapal induk ditambah dari pangkalan lcs ??
Ocean Going itu kapal samudra dengan panjang lebih dari 120 meter dan berat hampir 10.000 ton, Indonesia sebenarnya tidak butuh kapal ini untuk mengamankan perairannya.
Kita butuh hanya untuk “Deterent” Effect saja, yang paling dibutuhkan adalah Korvet/OPV dan mentok ke Light Frigate, butuh sebanyak banyaknya.
Untuk mengamankan ZEE sebetulnya hanya butuh OPV/Korvet
@bunder tidak tepat pemikiran spt itu, idealnya tni tidak butuh opv, tugas itu sudah tepat ke bakamla yg punya fungsi pengamanan laut hingga zee. jd anggaran tni yg minim bisa fokus ke kapal kombatan yg benar2 bertaji
tidak tepat sebuah armada hanya berisi korvet/ligt frigat tok, tetap butuh yg namanya payung udara (aaw frigrat minimal dgn kemampuan area defense). jika tidak ya bakal jadi santapan pespur musuh. dimana mana perang ditentukan oleh penguasaan udara. armada korvet dgn pertahanan udara minim atau hampir tidak ada sama sekali melawan rombongan cv ya bunuh diri namanya.
pembangunan pertahanan negara hrs lah melihat potensi ancaman, tidak bisa hanya melihat ilusi geografis tok, gmna caranya korvet bisa melindungi laut klo lawannya battlegroup lengkap dgn cv nya-_-
Yang dibicarakan ini tentang kapal mas, bukan instansi, silahkan kalau mau dipakai Bakamla atau TNI, atau dibuat mancing ikan silahkan, tinggal merubah konfigurasinya, benar sekali kata @Kemukus Empire, kok makin lama kamu makin ngelantur kemana mana.
Kalau yang datang melindungi kapal nelayan cina adalah kapal perang Type 056A seperti judul artikel diatas, masak Bakamla yang menghadapi, Benjut mas !!
Mau balas komen jadi bingung….obrolannya udah tercerai berai kemana-mana 😖☹️😖
@bunder makanya dipahami yg ane sampaikan, ente bilang tni butuh opv, ane balas jawab tni tidak butuh opv. masak gitu doang kagak paham-_-
klo yg dateng kapal nelayan ya dihadapi dgn bakamla, klo yg datang kapal perang baru tni turun tangan. lah klo yg dateng destroyer atau bahkan kapal induk masak mau dihadapi pake opv atau korvet-_-
@bunder @kemukus anda kalau tidak mampu menjawab tidak usah nyebut lawan diskusinya ini itu. klo ane oot/ngelantur ya tinggal tunjukin aja argumen mana yg oot ?? gampang kan ?
ini karena pemikiran anda yg sempit menganggap negara kepulaun harus kapal kecil tok, shg ketika ada argumen lain otak anda tidak mampu menyerap. poin yg dibahas adalah kebutuhan kapal tni al, semua yg ane sampaiin relevan dgn itu.
@KemukusEmpire lu bingung karena sudah kehabisan kata2, tidak tau lg hrs ngomong apa karena semua argumen lu sudah dipatahkan.
sederhana aja klo anda nganggap lawan bicara oot (out of topic) ya tunjukin kalimat mana yg oot, klo gak mampu nunjukin ya bukan oot namanya tp otak anda yg tidak kesampaian wkwk
“Yang dibicarakan ini tentang kapal mas, bukan instansi, silahkan kalau mau dipakai Bakamla atau TNI, atau dibuat mancing ikan silahkan, tinggal merubah konfigurasinya” @bundel. ini kapal yg beli siapa yg butuh siapa kok main silahkan dipakai siapa aja wkwk.
“Inikan 👇 awal mula komen anda @hoholo…..tiap dikomen, jadinya mencelat kemana-mana 🐒”
>>> hoholo 18/01/2020 Reply
buat apa punya banyak korvet klo ngak ada yg mampu ocean going ? ini tni al bukan tni angkatan pantai <<<
@kemukus LOL bagian mana yg tidak nyambung dgn topik kebutuhan kapal tni ??
liat komen fondren diatasnya, itu membahas dari persenjataan hingga ocean going yg pd intinya ttg kebutuhan kapal tni al.
@kemukus tiap ngebalas cuma bisa bilang kemana mana, tidak mampu membahas topik ?
Kapal Sigma Korvet Diponegoro dan PKR Light Frigate Marthadinata hak cipta dimiliki damen belanda, PT. PAL hanya bersifat Sub Contractor saja, kapal bagus tapi mahal.
Indonesia sudah mendapat ilmu dari Damen, sudah saatnya kita lepas ketergantungan dan membuat kapal Korver/OPV buatan sendiri.
PT. PAL sudah mengeluarkan disain OPV/Korvet 95 dan PT. DRU juga sudah mengeluarkan, tinggal dimatangkan dan disempurnakan lagi.
Kalo ngomongin soal Offshore Patrol.. Hemm.. Saya kok merasa tertarik ya semisal kita mencontoh kapal Coast Guard ny US namanya Heritage Class 110meter. Dari segi daya jelajah,daya tahan kapalnya mampu bertahan 2bulan di laut,armor kapal,elektronik warfare nya.. Ya kita siapa tau mau mencontek sedikit lah dari Heritage offshore Patrol Cutter. Namun dari design kapalnya saya kurang suka.. Ya kita pake design milik galangan DRU itu cukup Bagus,namun ketinggian kapal supaya lebih ditinggikan,dan lebar kapal juga diperlebar sedikit.. Kita buat OPC aja kelas Cutter.. Untuk armament juga lebih cocok yg sudah ada di video kapal milik DRU udah cukup.. Trimakasih
Berdasarkan data Kemenperin, saat ini ada sebanyak 250 galangan kapal di Indonesia. Sekitar 70 galangan kapal berada di Batam yang memang menjadi lokasi favorit lantaran kedekatan geografis dengan Singapura.
Seandainya kemampuan anggaran pemerintah mampu….stu galangan satu kapal sj dng brbagai type dn jenis….tdklah sulit mengejar kuantitas kapal untuk TNI AL dn bakamla…
Masalahny ya sllu sama dr dulu….duite sopo ????…ap y danany mw buat bikin kapal kabeeeehhh…???
Ya itu duit nya dr mana???? Mampu aja untuk mengejar kwantitas, lagian kwalitas kapal2 buatan galangan kapal kita lumayanlah hanya dalaman aja yg impor untuk menyesuaikan agar sesuai spesifikasi kapal militer yg mumpuni, tp balik lg kepertanyaannya duitnya ada gk???? Kita ini terlalu sering jatuh bangun sehingga tertinggal jauh dr china, baru 10 tahun belakangan ini ekonomi kita lumayan normal tp tidak ngebut’ untuk pertumbuhan ekonomi seperti ini butuh 15 – 20 tahun lg agar kita memiliki kekuatan militer yg maksimal, ngejar minimal aje kita masih sedikit keteter.
Sangat setuju RI beli Type 056A made in Imperium Tiongkok ini…Ini kapal super canggih dibandingin Iver Ngeper Class…Beli yg banyak, 50-60 unit, ga apa2 tanpa ToT…Tempatin di Natuna dan perbatasan Aussie…Bravo ! 🈲🈳🈴🈂🈹
Hoholo. Ingat TNI AL itu punya rudal Yakhount yg dbeli dari Rusia pada saat pemerintahan presiden ke 6 SBY dan sudah di instal di KRI kelas Van Speijk Class. Jika keadaan negara darurat dan kemungkinan berperang dengan china maka kasel Kilo Class TNI AL yg disimpen di suatu negara di Asia yg tidal bisa saya sebutkan akan langsung bergerak senyap menuju Natuna serta kepulauan Spartly yg notabene markas militer yg dibuat China untuk menghadapi yg mereka sebut musuh yg selalu bersitegang di LCS. Jadi jangan sekali2 remehkan kekuatan TNI AL dan membanggakan armada laut China
https://www.cnbcindonesia.com/news/20200117144015-4-130794/luhut-dan-prabowo-kompak-impor-kapal-perang-dari-denmark
“Pak Prabowo saya lihat angkatan laut udah beli ocean going, akan beli dari Denmark. Itu memang kapal yang ocean going yang 138 meter yang bisa 150 meter. Jadi dia bisa berlayar fregat ini di laut bebas. Kita itu selama 72 tahun merdeka belum punya ocean going,” kata Luhut di Jakarta, Jumat (17/1)
Jadi beli Iver nih 👌
Sip, beruntung banget menteri yang sekarang adalah pak prabowo
Hahaha kok nyambung Prabowo mas, ini udah direncanakan dari zaman menhan sebelumnya. Malah beliau dah tandang ke Denmark buat lihat langsung unitnya. TNI AL emang sangat tertarik apalagi dgn Desain modular yg bisa disesuaikan dgn kocek sistem persenjataannya. Tapi sayang belum ada kabar akan diakuisi apalagi teken kontrak. Baru sekedar minat.
bener banget.. yang dulu2 cuma omdo.. wkwkwkwk.. burnnnn…
Baca utuh beritanya bro. Masih ambigu ini kapal buat TNI atau bakamla. Keterangan persnya masih mengawang. Klo dibaca utuh sih ini buat bakamla, bukan buat TNI
Buat 2 kapal 105m dan dua kapal 140m. Untuk 2 kapal 105m mungkin untuk Bakamla, dan dua kapal 140m buat TNI-AL.
https://twitter.com/AHelvas/status/1217964586504093696
Indonesia pernah punya KRI Irian, Panjang 210 meter, lebar 22 meter, berat total bisa mencapai 16640 Ton. Tentu OCEAN GOING.
lalu dimanakan KRI Irian sekarang ? apakah masih dipakai TNI-AL ?
Yang membuat tawaran Iver menggiurkan adalah biaya pembuatan hull-nya yang lebih murah. Kalau tidak salah, hull Iver itu basicnya dari kapal sipil, tidak murni rancangan kapal militer. Jadi biaya bisa dikonsentrasikan ke persenjataan. Biaya pembuatan Iver full equipped sekitar $340 juta ($133 juta hull, mesin, mechanical system ; dan $207 juta untuk senjata, sensor, peralatan elektronik lain).
Kalau hull-nya bisa dibuat di Indonesia, biaya bisa ditekan lagi. Kemudian, Iver aslinya pakai 2 buah main gun 76 mm, sedangkan TNI-AL jarang pakai dua buah main gun di satu kapal. Scrap that buat pangkas biaya, atau alihkan biayanya ke jenis senjata lain.
325 juta buat hull & sensor serta CIWS + MK41 VLS. Armament lainnya lungsuran kapal lawas. Harga paketan full Iver pernah di formil Kaskus bisa tembus sekitar USD 650-800 juta. Iver jadi favorit TNI AL karena harga paket kosongan paling miring diantara heavy frigate
AL Cina merencanakan produksi Type 056A hingga jumlah 60 unit,
——————————————————————————————————
Kalo separohnya aja dr jumlah itu dikerahkan ke Natuna, sdh penuh tuh laut natuna.
60 unit Ini berbau hoax, terlalu bombastis, mentok 20 laah..
kayak bagus aje kapalnya, biasa aja dibanding Buyan…wkwkwk
Waahhh…saya gak tau itu dek. Yg nulis bung admin. Ditanyakan aja ke bung adminnya dek.
Jangan meremahkan musuh, apalagi sekelas Cina
Sayangnya ini bukan hoax, data terakhir sudah 41 type056/056A yg sudah beroperasi penuh.
https://thediplomat.com/2020/01/chinas-peoples-liberation-army-navy-commissions-new-type-056a-corvette/
Di indonedia jg banyak galangan kapal. Spt DRU yg sdh berani mengajukan design OPV. Tp walaupun banyak galangan kapal yg mampu membangun kapal sekelas light frigate martadinata, yg jd masalah adalah kemampuan keuangan pemerintah.
Beda dng China, memiliki banyak galangan kapal, tp keuangan jg mendukung utk membangun kapal berbagai type dlm jumlah bamyak dan disebar ke beberapa galangan kapal mereka. Makanya dlm waktu singkat bisa menghasilkan banyak kapal perang.
@hoholo. Ingat TNI AL itu punya rudal Yakhount yg dbeli dari Rusia pada saat pemerintahan presiden ke 6 SBY dan sudah di instal di KRI kelas Van Speijk Class. Jika keadaan negara darurat dan kemungkinan berperang dengan china maka kasel Kilo Class TNI AL yg disimpen di suatu negara di Asia yg tidal bisa saya sebutkan akan langsung bergerak senyap menuju Natuna serta kepulauan Spartly yg notabene markas militer yg dibuat China untuk menghadapi yg mereka sebut musuh yg selalu bersitegang di LCS. Jadi jangan sekali2 remehkan kekuatan TNI AL dan membanggakan armada laut China