Truong Son (VCS-01) Mobile Coastal Defense Missile System – Bukti Kemandirian Vietnam dalam Produksi Rudal Anti Kapal
Punya konsistensi dan fokus dalam pengembangan alutsista, rupanya berbuah manis untuk Negeri Nguyen. Dalam Vietnam Defence 2024 (19 – 22 Desember 2024) di Hanoi, Viettel Group, selain mengembangkan sistem hanud anti drone V-EMP/S High Powered Electromagnetic Pulse Countermeasure System, juga sukses memproduksi rudal anti kapal berbasis pesisir atau coastal anti-ship missile defense systems.
Di Vietnam Defence 2024, Viettel lewat Viettel Aerospace dengan bangga memamerkan apa yang disebut sebagai Truong Son mobile coastal defense missile system, yang notabene adalah pesaing langsung bagi sistem sejenis yang ditawarkan Rusia, Rubezh-ME.
Truong Son mobile coastal defense missile system yang disebut juga VCS-01system, terdiri dari dua elemen utama, yakni delapan rudal anti kapal VSM-01A dan sistem peluncur mobile VLV-01. VCS-01 dirancang untuk meningkatkan kemampuan pertahanan pantai Vietnam dengan memungkinkan peluncuran hingga delapan rudal secara salvo dari satu unit peluncur.
Song Hong (Hong River).
The range of Song Hong a.k.a VSM-01A is 80 kilometers. Twice that of Termit/4K51 Rubezh it’s expected to replace. Variants with longer ranges exist but don’t show up at the event. pic.twitter.com/gAchHiaCob
— Lee Ann Quann (@AnnQuann) December 18, 2024
Secara keseluruhan, Truong Son mobile coastal defense missile system atau VCS-01 system, terdiri dari kendaraan peluncur mobile VLV-01, sistem radar akuisisi target, kendaraan komando dan kontrol, unit transportasi dan pemuatan, dan kendaraan inspeksi teknis.
VCS-01 system tidak muncul begitu saja, pengaruh teknologi Rusia (Soviet) masih kental pada sistem rudal anti kapal berbasis pesisir ini. Dirunut dari pengembangannya, VCS-01 adalah penerus 4K51 Rubezh era Soviet yang juga dioperasikan Vietnam.
“From mountain to river”
The mobile coastal defense missile system of Viettel at Gia Lam Airport and its VSM-01A anti-ship missile receiving in-depth coverage – Sa Ban Quan Su. Both have their own code names: “Truong Son” and “Song Hong”. pic.twitter.com/TeIXQXfF7c
— Lee Ann Quann (@AnnQuann) December 18, 2024
Dikutip Army Recognition, gelar tempur kendaraan peluncur VLV-01 dapat disiapkan dalam waktu kurang dari 10 menit. Kendaraan dari jenis truk ini dimensinya kurang dari 12,2 meter panjangnya, lebar 2,75 meter dan tinggi 4,2 meter dengan berat di bawah 40 ton. Sistem ini mengintegrasikan komponen radar dan komando untuk beroperasi dalam mode terpusat atau mandiri dan untuk menghitung lintasan rudal secara independen.
Bicara tentang rudal anti kapal VSM-01A (Song Hong), dirancang sebagai pengganti P-15 Termit, rudal ini punya jarak jangkau 80 kilometer – atau dua kali lipat dari jangkauan Termit (rudal era 60-an yang pernah dioperasikan TNI AL).
Rudal VSM-01A menggunakan sistem panduan yang diperbarui untuk meningkatkan presisi penargetan. Rudal ini disebut-sebut dimodelkan berdasarkan rudal Kh-35E Rusia, dengan modifikasi yang mencakup rangka rudal yang lebih ringan, saluran masuk udara (air intake) yang didesain ulang, dan avionik yang diperbarui.
Rudal VSM-01A punya panjang kurang dari 5 meter, diameter 315 milimeter, dan beratnya di bawah 600 kilogram. Rudal ini melesat pada kecepatan high subsonic. Rudal ini mengadopsi mesin turbojet VJE-01 yang dikembangkan di dalam negeri, yang dibuat setelah diskusi dengan Korea Selatan mengenai mesin turbojet SSE-750K, meski tidak menghasilkan kerja sama.
Pengembangan dan produksi Truong Son mobile coastal defense missile system (VCS-01) dilakukan oleh elemen dari dalam negeri, yaitu Viettel Aerospace Institute, Viettel Manufacturing Corporation, dan Z189 Shipyard.
Vietnam telah menekankan produksi lokal senjata angkatan laut dan anti kapal untuk mengurangi ketergantungan pada pemasok asing dan memenuhi kebutuhan pertahanan tertentu. Pengembangan rudal VCM-01, yang dipimpin oleh Viettel Aerospace Institute, mencerminkan fokus ini.
Keputusan Vietnam untuk mengembangkan senjatanya sendiri berasal dari kebutuhan untuk memenuhi persyaratan pertahanan nasional tertentu dan mengurangi ketergantungan pada pemasok asing di tengah kompleksitas geopolitik. (Gilang Perdana)
Bukan Lagi Neptune, Indonesia ‘Lirik’ CM-302 (YJ-12E) Sebagai Rudal Anti Kapal Pesisir
Kalah spek sama rudal ssm atmaca turki jarak 250km kecepatan 0,9 mach, yg bakal jadi Arsenal Indonesia TNI AL
Lha iyo banyak prof dan doktor bukan buat litbang malah kerjanya malah nyampuri pilpres.
Apa yg membedakan pengembangan rudal Indonesia dan Vietnam adalah Vietnam fokus pada lisensi berjenjang sedangkan Indonesia fokus pada pengembangan secara menyeluruh dan dimulai dari hulu, memang akan lama tapi jika berhasil dalam pengembangan Rhan 450 maka Indonesia akan mampu membuat dari bodi, mesin hingga propelan. Yg harus dikuasai adalah guidance AESA yg akan membuat pengembangan rudal dan sista Indonesia akan lebih maju daripada Vietnam karena basis desain buatan dalam negeri, bukan hasil lisensi.
Akui saja industri militer Vietnam diam-diam menunjukan kemajuan yang cukup signifikan, mereka sudah bisa membuat hanud anti-drone, pesawat latih serang “baby tucano” hingga rudal (contohnya mobile coastal defense missile system jenis
Truong Son atau VCS-01 ini) lengkap dengan perangkatnya.
Tidak usah gengsi jika memang ingin maju sebaiknya lakukan pembicaraan dengan Vietnam untuk pengembangan kedua alutsista mutakhir itu bersama yaitu hanud anti-drone dan rudal pertahanan pesisir agar lebih cepat penguasaan teknologinya di dalam negeri secara optimal (melengkapi kekurangan yang ada) karena baik Vietnam maupun RI sama-sama memiliki 1 (satu) potensi ancaman bersama di Laut China Selatan
Vietnam industri militernya ternyata maju, indonesia bikin roket bodoh 122mm saja ndak selesai2 sampai sekaranh, vietnam sdh bisa bikin rudal.