TKMS Jerman Bangun MUM, Kapal Selam Kargo Modular Tanpa Awak Terbesar
|Dmitriy Donskoy, yakni kapal selam terbesar di dunia dari Typhoon Class telah resmi dipensiukan oleh Angkatan Laut Rusia beberapa waktu lalu. Meski di Rusia ada penggantinya yakni Belgorod, namun ada kabar bahwa Jerman kini tengah membangun kapal selam yang juga disebut terbesar. Namun, yang dibangun di Jerman ini adalah drone kapal selam, alias kapal selam tanpa awak – Uncrewed Underwater Vehicle (UUV), yang disebut terbesar di kelasnya.
Baca juga: AL Inggris Akuisisi CETUS, Kapal Selam Tanpa Awak Pertama dengan Desain Modular
Dikutip dari Navalnews.com (8/2/2023), manufaktur kapal selam Jerman TKMS (Thyssenkrupp Marine Systems) sedang bersiap untuk memulai pembangunan drone bawah air MUM (Modifiable Underwater Mothership). Drone ini jauh lebih besar dari jenis yang dikenal saat ini.
Dari informasi yang berkembang, prototitpe MUM diperkirakan akan dimulai pada musim panas tahun ini, dimana panjang keseluruhan prototipe MUM sekitar 25 meter.
Pada nilai standar, panjang MUM diperkirakan tak jauh beda dengan Orca XLUUV (Extra Large Uncrewed Underwater Vehicle) milik Angkatan Laut AS. Namun, pihak TKMS menyebut MUM akan jauh lebih besar dengan desain Flat Fish.
Salah satu keuntungan dari tata letak yang lebar (flat) adalah peningkatan stabilitas saat muncul ke permukaan. Dalam peran sipilnya, kapal selam ini tidak dimaksudkan untuk menghabiskan waktu di kedalaman periskop, melainkan berada di laut dalam dan terendam penuh, atau di permukaan. Desain lebarnya juga memungkinkan layar yang juga modular, dipasang di satu sisi. XLUUV lain tidak memiliki layar, tetapi MUM tentu saja berada di segmen yang berbeda.
Lambung bagian dalam dibangun dari bagian-bagian yang berukuran 10 kaki atau 20 kaki sesuai kontainer pengiriman. XLUUV lainnya, terutama desain Inggris dan Australia, juga dirancang seukuran kontainer pengiriman. Tapi ukurannya pas di dalamnya, sedangkan MUM dibuat lebih besar. Ini adalah konsep unik di dunia kapal selam yang juga memudahkan pengangkutan muatan dibagi menjadi beberapa bagian.
TKMS menganggap MUM sebagai desain sipil. Intinya, ini adalah UUV “kuda kerja” fleksibel besar yang mampu menggabungkan muatan yang ditentukan pengguna. Karena ukuran dan sistem tenaganya, MUM unggul dengan muatan yang lebih berat.
Peran potensial termasuk layanan lepas pantai seperti inspeksi, pemeliharaan dan perbaikan. MUM juga dapat membantu eksplorasi ladang minyak dan gas lepas pantai, atau mineral laut. Dalam peran ini, MUM dapat mengambil sampel inti melalui bor, atau mendukung survei seismik.
Rang muatan (payload space) MUM diklaim lebih besar dari desain lainnya. Beratnya sekitar 10 ton di dalam air dengan ukuran kontainer 20 kaki (6 meter).
Prototipe MUM akan ditenagai oleh propulsi sel bahan bakar hidrogen AIP (Air Independent Power), yang akan menghasilkan daya nominal sekitar 80 kW dan akan dilengkapi dengan baterai lithium-ion untuk beban puncak. Daya cukup untuk sensor dan muatan mekanis serta dua propeller.
Baca juga: Anduril Australia Bangun “Ghost Shark” – Kapal Selam Tanpa Awak Seukuran Bus Sekolah
Meski desain MUM lebih ditekankan untuk kebutuhan sipil, namun, pihak Angkatan Laut Jerman terus memantau perkembangannya. Tentu saja desain MUM tak bisa dipandang sebelah mata, pasalnya MUM dirancang dan dibangun oleh TKMS, galangan kapal selam asal Kiel yang selama ini memproduksi kapal selam Type 209 series, termasuk yang paling baru kapal selam pesanan Singapura, Type 218SG Invicible Class. (Bayu Pamungkas)
betul bang@agato setuju ini bisa digunakan utk bawa kontainer dari luar negeri tanpa harus bayar pungli dulu di Singapura, yang semua barang kalau mau ke Indonesia wajib distempel dulu di Singapura, ini negara kecil tapi kartel perdagangan di Asia, kalau boleh milih mana negara yg harus dimusnahkan pertama saya rasa Singapura supaya sehat negara kita.
Cocok untuk mengirimkan kargo di area remote dimana blokade laut bakalan sangat ketat seperti di wilayah kepulauan seperti Taiwan, Indonesia atau Jepang.