Tingkatkan Kemampuan Perang Elektronik Typhoon, Empat Negara Bersatu dalam EuroDASS
|Menunggu realisai dari proyek “Future Combat Air System” (FCAS) yang digadang Perancis, Jerman dan Spanyol, setidaknya jet tempur yang pernah dipasarkan ke Indonesia, Eurofighter Typhoon masih akan terus digunakan hingga tahun 2040. Dan menanti hingga 2040, sudah barang tentu Typhoon perlu untuk mendapatkan peningkatan kemampuan agar mampu meladeni tantangan peperangan udara yang kian dinamis.
Keempat negara inisator sekalgus pengguna Eurofighter Typhoon, yaitu Inggris, Jerman, Spanyol dan Italia, lantas membentuk konsorsium yang disebut sebagai EuroDASS (Defensive Aids Subsystem). Dikutip dari aionline.com (22/10/2019), disebut bila niatan konsorsium ini adalah untuk mengimplementasikan next generation electronic warfare (EW) suite di jet tempur Typhoon.
Singkat cerita, EuroDASS memperkenalkan upgrade Typhoon ini sebagai Praetorian Evolution, dimana jet tempur Typhoon akan dilengkapi arisitektur digital baru dan perluasan kemampuan dalam peperangan elektronika.
Praetorian Evolution memberikan Typhoon peningkatan pada deteksi ancaman, evaluasi dan countermeasures pada ancaman udara ke udara dan udara ke permukaan menggunakan frekuensi radio dan pemandu infrared. Secara khusus, EuroDASS menyebut sistem tambahan yang disematkan mencakup electronic support measures, active missile approach warner, laser warning receiver, electronic countermeasures, towed radar decoys dan chaff/flares dispenser.
Karena Eurofighter Typhoon saat ini menjadi tulang punggung kekuatan udara empat negara Eropa, detail tentang pengembangan Praetorian Evolution belum lama ini telah dibahas dalam konferensi EuroDASS pada 9 Oktober lalu di London. Phil Liddiard, Vice President Combat Air Leonardo menyebut, bahwa arsitektur EuroDASS dibangun untuk menjawab ancaman baru yang lebih kompleks di masa depan.
Konsorsium EuroDASS melibatkan empat perusahaan yang mewakili entitas negara, seperti Leonardo (Inggris), Elettronica (Italia), Hensoldt (Jerman) dan Indra (Spanyol). (Haryo Adjie)
Apakah gak ada niat kerjasama rudal R-27 dengan Ukraina Bung Ayam? Mereka posisinya butuh uang, kita butuh techno. rudal, dan sudah pernah datang menawarkan kerjasama inhan ke kita
Ukraina dilirik karena arsenal Sukhoi secara kuantitas tidak ideal dan harga yang ditawarkan lebih murah daripada Rusia. Bahkan Ukraina juga menawarkan ToT motor roket
Ternyata Indonesia lama di jajah sama negara yang minim teknologi tingginya. Yang kaya gini jarang belanda terlibat.
Kita malah menggandeng Leonardo & Honeywell sebagai pemasok utama jangka panjang dari 4 teknologi inti yang US emoh kasih untuk program KFX/IFX, artinya IFX block 1 kita secara avionik, sensor dan elektronik sejatinya lebih condong mirip ke Typhoon dan block 2 malah kemungkinan besar mirip ke Tempest
Rudalnya kek mana boss.? Rudal yg digotong masih beli jd. Ini bakal merepotkan boss. Kalo rudal yg boleh diakuisidi masih dibawah tetangga kelasnya kan repot boss. Akhirnya akan menjadi pespur yg handal tp dng gotongan yg kurang cespleng mas broo. Betul tak.? ….hehehe
Konsorsium bro. Iris T & Meteor buat IFX. Kita belum mampu mandiri produksi rudal. Yang ingin dicari kemampuan produksi komponen penting terlebih dahulu swtu persatu sebelum akhirnya bikin rudal sendiri. Pola sama juga untuk SAM
Kalau memang yang dicari konsorsium buat rudal ITU maka peluang Rusia sangat sulit sekali meskipun tidak mustahil karena ada contohnya yaitu Brahmos. Tapi untuk SAM & AAM memang tidak ada sama sekali karena belum ada konsorsium SAM & AAM dari Rusia. Tapi buat SAM pilihan yang ada cuma Iris T yang shorad. Apa ada pilihan lain buat medium & long range
Sebsiknya memang utk rudal akan lebih baik jika dr eropa barat.
Akan tetapi saya hanya ingin menggaris bawahi bahwa proyek pespur ini memang akan menguras biaya yg tdk sedikit. Jalan panjang msih hrs ditempuh. Kedepannya disamping hrs sdh mempersiapkan kemandirian rudalnya jg program peningkatan kemampuan pespur itu sendiri di tahun2 mendatang yg harus diperhatikan, bukan hanya sekedar membenamkan teknologi dr luar spt batch 1 & 2 kelak. Terbayang brp dana yg dibutuhkan, dan itu tdk sedikit.
Karena kalo hanya sebatas menjahit (kata fans boy), lihat saja gripen yg kesulitan utk mendapatkan pembeli, krn sebagian besat teknologinya di impor dr beberapa negara, sehingga swedia dikenal.sebagai tukang jahit saja. Ada yg mengatakan klo memang di negara pembuatnya ada kenapa hrs beli buatan swedia yg hanya merakit.? Salah satu contohnya terbukti gripen tdk bisa dijual ke negara2 amerika latin spt Argentina, akibat larangan dr pihak inggris sbg pemasok suku cadang geipen bukan.?
Gmn menurut bung ayam.?
Hmmm kalo ifx bakel menggunakan duet meteor-iris-T kenapa amraam dan aim 9x ditambah terus jumlah ny? Gamungkin kall sebatas alasan melengkapi armada F16 karena kalo beli jenis rudal baru pasti merepotkan logistik.
Nah pertanyaan distanata nih SAM kita bakel apa kalo low-medium range kan ada nasams 2 kalo lorad? Patriot? Sampt? Meads?
Pola produksi IFX memang mencontoh Gripen. Masalahnya Gripen NG dalam hal avionik, sensor dan elektronik juga menggandeng Leonardo dan kita kini meniru langkah Saab tersebut. Kalau berurusan dengan negara yang ada konflik dengan Inggris memang bikin ribet tapi di sisi lain kita juga menekan Leonardo dan Honeywell membangun pabrik untuk item item tersebut di Indonesia
Seperti contoh Brasil yang dilakukan Saab Gripen malah menggandeng Israel untuk menggantikan teknologi kunci yang dipasok Leonardo
https://www.indomiliter.com/haps-masuk-dalam-rencana-strategis-kemenko-polhukam-inilah-tanggapan-dari-kohanudnas/comment-page-1/
Solusi pengganti satelit sudah masuk MEF Perubahan