Libatkan Duta Besar Empat Negara, Eurofighter Typhoon Kian Gigih Untuk Mengudara di Indonesia
|Kubu Eurofighter nampak kian gigih untuk melobi ke pemerintah Indonesia. Setelah bulan April lalu menghadirkan full mockup di hangar PT DI (Dirgantara Indonesia). Hari Selasa lalu (4/8/2015), para duta besar dan perwakilan negara-negara pendiri Eurofighter, yakni Jerman, Italia, Spanyol dan Inggris, menyerahkan surat dukungan (letter of support) secara resmi kepada Menteri Pertahanan Indonesia Ryamizard Ryacudu. Letter of support ini tak main-main, pasalnya langsung ditandatangani menteri pertahanan keempat negara produsen Eurofighter.
Baca juga: Conformal Fuel Tanks, Terobosan Eurofighter Typhoon Untuk ToT di Indonesia
Letter of support bisa diartikan sebagai pengukuhan informasi yang telah disampaikan kepada Indonesia sebelumnya, bahwa keempat negara pendiri Eurofighter mendukung penuh pada persyaratan ToT (transfer of technology). Tak hanya soal ToT, pihak Eurofighter dalam kesempatan jumpa media pada Jumat malam (7/8/2015), menyebutkan bahwa mendukung penuh dibangunnnya fasilitas produksi Eurofighter di Indonesia, jika nantinya jet tempur bermesin dua ini dipilih oleh pemerintah Indonesia.
Dengan penyerahan letter of support, sekaligus menepis isu adanya negara pembuat komponen Eurofighter yang tidak berkenan atas usulan pembangunan fasilitas produksi di Indonesia. Melalui pengadaan Eurofighter dan teknologi pendukungnya, Indonesia akan diuntungkan berkat kerjasama jangka panjang telah terbangun antara PT DI dan Airbus Group.
Baca juga: PIRATE – Penjejak Target Berbasis Elektro Optik di Eurofighter Typhoon dan JAS 39 Gripen
Selain tawaran pembangunan fasilitas produksi, pihak Eurofighter juga pernah menawarkan sistem offset. Apa itu offset? Dalam setiap pengadaan alutsista di hampir setiap negara dipersyaratkan adanya defence offset yang dibagi menjadi direct offset dan indirect offset. Direct offset yaitu kompensasi yang langsung berhubungan dengan traksaksi pembelian. Indirect offset sering juga disebut offset komersial bentuknya biasanya buyback, bantuan pemasaran/pembelian alutsista yang sudah diproduksi oleh negara berkembang tersebut, produksi lisensi, transfer teknologi, sampai pertukaran offset bahkan imbal beli.
Sejak pengiriman Eurofighter pertama untuk Royal Air Force (AU Inggris) pada akhir 2003, hingga kini lebih dari 440 pesawat sudah dioperasikan oleh enam negara, dengan lebih dari 300 ribu jam terbang yang telah dicapai. (Haryo Adjie)
padahal, embargo soviet itu jauuuuuhhhh lebih sakit. bayangkan seluruh mig dan tupolev kita lumpuh. ada juga yg sampe dihibahkan ke AS. malahan justru embargo dari barat itu yg menjadi kenangan tersendiri. indonesia telah mencengangkan dunia karena Mampu menikung 5 F18 hornet yg lebih canggih denham 2 biji f16 dengan senjata lengkap di bawean. embargo ke indonesia menurut barat sekarang tidak sesuai karena indonesia anti komunis. rusia masih komunis gan. empunya PKI
Smua dModernisasi koq Bkan Alutista aj tp alat pndukungny jg macam Radar n Anti Misilny jg, jd gx ush takut ap yg dbeli TNI it ud dperhitungkn dg akurat n tentuny tepat sasaran,
Mi-24 n Mi-35 pensiun 2025 drmane tu kbar, ad sumberny om,,,
qt beli dr Rusia kn baru smua wlw nyicil ntah byarny atw brgny, tp “Baru” bukan bekas kyk Leo 2A1 atw F-16 tuh
SU 35 emang jrg tampil wlw sbatas dAir show tp krna emang Rusia mrasa blum perlu nunjukkin SU 35, kn gx da perang ngapain dKeluarin, “LOGIKA”
klo skrg ad perang di suriah y wajar it prmintaan presiden Suriah m Putin tuk bntu berantas ISIS, knapa cm Su-24, SU-25 n Su.34 yg dturunin bkan SU-35….??
kyk USA nurunin 2 buah F22 tuk numpas ISIS, emang sgitu prluny y it pespur canggih pdahal perang kecil aj, mw nunjukkin battle proven boleh2 aj it hak smua negara, SU 35 kn Heavy Pespur bkan tuk misi ngancurin milisi kecil gt, ckup Su 34 trbaru yg unjuk gigi, krna Rusia tw psti USA n Sekutu mengintai gerak gerik alutista trbaruny,
sori OOT
SU 35 psti 1 Skuadron full prsenjataan n dg ToT jg, DPR n MenHan ud Setujui prmintaan TNI AU n Anggaran jg ud ad koq, tgl kirim aj tuh SU 35
Msalah SU 35 cm ongkos pengoperasianny 2x lipat dr F16V trbaru milik AS,
yg dCari TNI AU nih adalah Efek Daya Gentar atw Detterence bagi negara tetangga yg sring mremehkan wilayah udara RI, SU 35 dpilih krna Multirole Pespur yg bs dGunakan dlm keadaan smua kondisi cuaca, siang atw mlm, dTambah lg bru Indonesi pemilik pertama SU 35 dASIA slain Rusia tentuny, wajar Aussie ketar-ketir pengen mainan bruny F-35 cpet2 dKirim, krna F18 Hornet bkan lawan tandingan SU 35 tu
Saya sangat menyukai pesawat ini, manueverability nya sangatlah bagus dan juga cocok untuk berbagai misi Air Superiority, tetapi..yahh, kalau menurut saya F-16C Block 52+ adalah pesawat yang paling seksi.. hehe, hey, ingat indonesia mempromosikan F-16C Block 32+ secara lokal dengan sebutan F-16C/D Block 52ID, padahal itu sebenarnya hanyalah F-16C block 32 yang dimodifikasi dengan peralatan elektronik dari Block 52. Walaupun meningkatkan kemampuan tempur secara drastis, juga membuat khawatir karena F-16C indonesia adalah bekas Block 25, yang otomatis umur airframe nya sudah sangat tua, dan berbahaya walau pun sudah di ‘permuda’ dengan berbagai macam alasan. Saya, sebagai pecinta F-16, sangatlah menyayangkan keputusan untuk membeli F-16 block 25 tersebut, menurut saya lebih baik membeli 6 F-16C/D block 52 yang asli supaya pilot-pilot kita di langit tidak perlu khawatir mengenai air frame yang sudah sangat tua . btw,,,,off topic :v
EuroFighter Typhoon menurut saya tidak terlalu cocok dengan keadaan Indonesia sekarang, mungkin nanti, tetapi bukan lah sekarang. Sama halnya dengan SU-35 yang di puja puluhan ribu orang (Ingat, biaya per Sortie juga harus dilihat dan dimasukkan ke dalam pertimbangan) Menurut saya, JAS-39C/D Gripen adalah keputusan yang paling bijaksana dalam rangka memilih pesawat untuk menjaga angkasa NKRI. (Gripen, dengan biaya per sortie yang murah dan kemampuan yang mampu dihormati serta diproduksi oleh negara netral yang jujur dalam ToT nya)
Gak usah mau di tipu sama amerika cs pak bos
Cukup beli alutsista dari rusia cs aja yg gk banyak neko neko suatu sa’at nanti
Yang pasti Kita aja turut “Sakit Hati” dengan embargo barat dengan berbagai alasan, apalagi TNI!
Sy cuma berharap, Mudah2an keputusan Mabes Objektif apapun pilihannya. Jgn sampai karena tergoda komisi/offset atau apa pun namanya..
Beneran gan, sakiiiit hati gw saat barat rame2 embargo TNI. Ga bisa disamakan dgn embargo Soviet saat itu..