Tingkatkan Fire Power, Armed AD Australia Akan Diperkuat 20 Unit M142 HIMARS
|
Guna meningkatkan fire power di lini artileri medan (armed), Angkatan Darat Australia bakal diperkuat dengan sistem senjata MLRS (Multiple Launch Rocket System) M142 HIMARS (High Mobility Artillery Rocket System) produksi Lockheed Martin Missiles. Kabar ini merupakan buah dari persetujuan US Defense Security Cooperation Agency (DSCA) yang telah mengumumkan potensi penjualan 20 unit M142 HIMARS ke Australia pada 26 Mei 2022.
Baca juga: Bentuk Pakta AUKUS, Australia Bangun Kekuatan Serangan Jarak Jauh, Ini Rinciannya!
Yang disetujui oleh DCSA juga mencakup penjualan 30 unit M30A2 Guided Multiple Launch Rocket Systems (GMLRS), yang kesemuanya bernilai US$385 juta (atau setara Aus$542 juta). Dalam dokumen yang dirilis DCSA, paket penjualan ke Australia termasuk lengkap, yakni terdapat 30 unit Alternative Warhead Pods dengan Insensitive Munitions Propulsion Systems (IMPS), 30 unit M31A2 GMLRS Unitary High Explosive Pods with IMPS, 30 unitt XM403 Extended Range GMLRS AW Pods, 30 unit EM404 ER GMLRS Unitary Pods, dan 10 unit M57 Army Tactical Missile System (ATACMS) missiles.
Program pengadaan alutsista armed untuk AD Australia disebutkan untuk memenuhi Australian Army’s Project LAND 8113 Phase 1 long-range fires requirement yang telah dicanangkan sejak tahun 2016, dimana ada kebutuhan untuk menggelar artileri berat dalam waktu cepat dengan menggunakan pesawat kargo C-130 Hercules dan C-17 Globemaster.

Dari spesifikasi, HIMARS dapat menjangkau sasaran mulai dari 2 sampai 300 kilometer. Sebagai platform penggeraknya adalah truk FMTV 5-Ton. Truk dapat melaju dengan kecepatan 85 km per jam dengan jarak tempuh hingga 480 Km. Dengan dukungan 3 awak (gunner, driver, dan komandan peluncuran), bobot penuh satu unit HIMARS bisa mencapai 11 ton. Dalam sekali gelar tempur, M142 HIMARS bisa membawa 6 x 227mm M270 series rockets atau 1 rudal MGM-140 ATACMS (Army Tactical Missile System).
Sementara M30A2 GLMRS adalah sistem roket jarak jauh dengan jangkauan hingga 150 km. Roket berpemandu GPS/INS dibawa dalam pod 12 yang dapat dengan cepat diturunkan dan dimuat ulang ke kendaraan peluncuran. Atau, dengan menggunakan selongsong yang berbeda, pod dapat membawa dua rudal ATACMS yang lebih besar dengan jarak 300 km, atau satu ATACMS dan enam M30A2.
Sistem HIMARS milik Angkatan Darat AS (US Army) dan Korps Marinir AS (USMC) telah menjadi pengunjung tetap di daratan Australia untuk Latihan Talisman Sabre, dan untuk penempatan rotasi Korps Marinir tahunan ke Northern Territory dalam beberapa tahun terakhir. Di kawasan regional, Singapura sudah lebih dulu mengoperasikan HIMARS dengan jumlah 18 unit.
Baca juga: Prototipe Self Propelled MLRS dari Bandung, Tampilkan Desain ‘Kawin Silang’ Anoa-HIMARS
Pada Agustus 2021 lalu, US Army juga sempat mendatangan M142 HIMSRS ke Indonesia, yakni dilibatkan dalam ajang Live Fire Exercise Garuda Shield 15/2021 di Baturaja, Sumatera Selatan. (Gilang Perdana)
Tni butuh artileri rudal balistik berpandu, jamannya serangan presisi utk meminimalisir korban sipil dan meningkatkan efisiensi. Berharap pengembamgan astrod
Himars dgn rudal balistik Prms pengganti Atacms jangkauannya hampir 500 km sebagai jawaban atas Iskander M nya Rusia yg satu unit peluncur hanya membawa 2 rudal sedangkan Himars 6 rudal Prsms.
Himars vs Vampire lebih unggul siapa
Indonesia sebaiknya mengembangkan rudal balistik SRBM dan MRBM serta memperbanyak jumlah rudal tersebut. Kedua jenis rudal tersebut akan lebih bermanfaat saat menghadapi sasaran musuh di LCS yg medannya banyak pulau kecil tapi jangkauan Medan yg lumayan jauh.
Pengembangan rudal Balistik juga perlu didukung dg satelit mata-mata/Recon atau UAV HALE yg akan menjadi mata dan telinga paling depan untuk menargetkan posisi lawan.
Terakhir, Indonesia harus mengembangkan rudal jelajah Subsonik/supersonik jarak menengah dg jangkauan 150-300 km buatan dalam negeri sebagai bagian dari pertahanan AA/AD yg komprehensif serta pengembangan rudal dg jangkauan lebih dari 500-1500 km untuk kemampuan serang pencegahan. Memberikan kemampuan pencegahan detteren agar musuh mengurungkan niat menyerbu Indonesia.