“Tidak ada Keterlibatan Distributor” – Investigasi Bombardier Tentang Mesin Rotax di Drone Tempur Iran
Bombardier Recreational Products (BRP) adalah perusahaan asal Kanada, namun BRP punya status sebagai induk Rotax, yakni manufaktur mesin asal Austria. Dan ketika drone kombatan (UCAV) Mohajer-6 produksi Iran berhasil ‘ditangkap’ oleh pasukan Ukraina di Laut Hitam pada 22 Oktober 2022, maka bola panas pun bergulir.
Setelah dibedah, drone tempur yang digunakan Rusia itu diketahui menggunakan mesin buatan Rotax, persisnya Mohajer-6 terbukti menggunakan mesin piston jenis Rotax 912iS. Lantaran Kanada merupakan anggota NATO yang ikut memasok persenjataan dan logistik ke Ukraina, maka Pemerintah Kanada, yang dibantu intelijen AS dan Inggris, menggelar investigasi untuk menelusuri bagaimana Iran bisa mendapatkan mesin Rotax.
Dikutip dari Nationalpost.com (12/1/2023), hasil investigasi internal yang digelar BRP menyebut bahwa mesin dan suku cadang Rotax tidak dijual ke Iran atau Rusia oleh distributor resminya. Para mitra distributor Rotax sepenuhnya mematuhi semua undang-undang dan peraturan yang berlaku. Dugaan mengemuka bahwa adanya rantai pasokan dari pasar gelap.
Dengan bantuan dari militer Ukraina, BRP mengatakan pihaknya melacak setidaknya sebagian dari perjalanan produk mesin Rotax dari pabriknya di Austria. Mereka menentukan bahwa suku cadang tersebut tidak dijual ke Iran atau Rusia oleh distributor resmi BRP mana pun.
Bombardier Recreational Products yang berbasis di Quebec mengatakan telah menyampaikan hasil penyelidikannya kepada otoritas terkait, yang sekarang sedang mendalami masalah tersebut.
Conflict Armament Research (CAR), sebuah perusahaan Inggris yang melacak sumber senjata di zona perang, mengatakan sedang mengerjakan kasus mesin Rotax BRP. Tetapi operasi pelacakannya masih berlangsung dan perusahaan belum dapat berkomentar, kata Damien Spleeters, wakil direktur operasi CAR.
“Iran telah mampu menghindari upanya sanksi saat ini dan telah menambahkan lebih banyak kemampuan dan ketahanan senjatanya,” kata Conflict Armament dalam sebuah laporan tentang situasi Ukraina dua bulan lalu.
Laporan media internasional mengatakan bahwa Pemerintahan Presiden Joe Biden telah membentuk gugus tugas untuk mengivestigasi bagaimana Iran memperoleh komponen tersebut saat menghadapi sanksi, dan bagaimana rantai pasokan itu dapat diputus di masa depan. Ada bukti bahwa sebagian besar komponen pada drone Iran, seperti chip komputer hingga sensor taktis justru berasal dari Amerika Serikat sendiri.
Selain Mohajer-6, drone tempur Iran lain yang diduga menggunakan mesin buatan Austria adalah Shahed 129, yakni jenis Rotax 914. (Gilang Perdana)
Related Posts
-
Ultimax 100 – Senapan Mesin Regu Andalan Taifib Korps Marinir dan Kopassus TNI AD
6 Comments | Jun 4, 2014 -
PT PAL Indonesia Raih Lisensi Pembangunan Dua Frigat Arrowhead 140 Bercita Rasa Lokal
39 Comments | Sep 17, 2021 -
Garap Pasar Eropa, Polandia Berencana Bangun Pusat Produksi dan Perbaikan M142 HIMARS
No Comments | May 6, 2023 -
KH-178 – Generasi Penerus Howitzer 105mm Armed TNI AD
5 Comments | Dec 28, 2012
Barat biasa lempar batu sembunyi tangan, dah dari jaman Letkol. Oliver North yg dikorbankan sejatinya segala sesuatu tak lepas dari bisnis manis murni yang penting laris kalau ketahuan pura2 investigasi.