Terganjal Sanksi, Pengembangan Drone di Rusia Diduga Bakal Terhambat
|Pernyataan ‘perang’ baru saja dikumandangkan Presiden Rusia Vladimir Putin atas Ukraina, namun sebelum itu, Rusia telah mendapatkan serangkaian sanksi dari negara-negara Eropa Barat yang tergabung ke dalam NATO. Buntut dari sanksi yang menerpa Rusia diduga akan berimbas langsung pada kemampuan Rusia dalam pengembangan drone.
Baca juga: Ditembak Jatuh, Drone Intai Rusia Ternyata Menggunakan Komponen dari AS
Dikutip dari Defense Express (23/2/2022), meski Rusia telah merilis beberapa desain drone mutakhir, namun rancangan drone tersebut masih bergantung pada pasokan komponen dari Barat. Seperti pabrikan drone asal Ceko, Primoco yang telah menutup opersionalnya di Rusia dan menjual anak perusahaan lokalnya AO Primoco BPLA. Alasannya adalah sanksi baru barat terhadap Rusia. Ceko sendiri statusnya sebagai negara anggota NATO dan ikut memasok bantuan persenjataan ke militer Ukraina.
Sebagai catatan, Primoco berspesialisasi dalam produksi drone berukuran sedang. Unggulan Primoco adalah UAV One 150 yang memiliki berat lepas landas maksimum 150 kg, durasi terbang hingga 15 jam, dan kecepatan terbang maksimum hingga 150 km per jam. Tetapi dengan adanya sanksi dan pembatasan kepada Rusia, anak perusahaan AO Primoco BPLA telah kehilangan kontrak setidaknya US$12,6 juta sejak awal 2022.
Setelah Kremlin memutuskan untuk mengakui kemerdekaan Donbass, maka Pemerintah Ceko ikut bergabung dengan kebijakan sanksi umum Barat. Oleh karena itu, manajemen Primoco memutuskan untuk tunduk pada kehendak pemerintah Ceko dan menutup usahanya di Rusia.
Mengingat kandungan komponen elektronik pada drone begitu tinggi, maka adalah hal yang wajar bila rancang bangun sistem dan subsistem drone meracik beberapa komponen dari beberapa vendor di luar negeri. Contoh kasus pada drone intai Orlan 10 yang diproduksi oleh Special Technology Center (STC), Rusia. Dikutip dari Twitter @TheDeadDistrict, dilaporkan ada sebuah drone Orlan 10 milik Rusia yang berhasil ditembak jatuh pasukan Ukraina.
Nah, yang menarik setelah jatuh, bodi Orlan 10 kemudian dibedah dan diketahui pula asal muasal komponen yang melekat pada drone intai tersebut. Selain diketahui asal komponen dari Cina, Swiss dan Jepang, ternyata drone besutan Rusia ini juga mencomot komponen dari negara rivalnya, yaitu Amerika Serikat. Untuk lebih jelasnya, rincian jenis dan asal komponen dapat dilihat pada keterangan gambar di bawah ini.
Contoh ketergantungan komponen asing juga sempat menjadi isu pada produksi drone tempur Bayraktar TB2 buatan Baykar Makina, Turki. Bayraktar TB2 diketahui sempat menggunakan komponen penting dari impor. Sebut saja dapur pacu dari Rotax (Ausria/Kanada), sensor FLIR dari Kanada, dan belakangan diketahui, bahwa drone battle proven itu juga menggunakan sistem pengatur bahan bakar dari perusahaan asal Inggris, Andair LTD. (Bayu Pamungkas)
AS kagak akan menaikkan taruhannya untuk menyerbu Rusia seperti yg di ulas Agato…sekelas Agato msh berpikir bahwa tentara asu akan membantu Ukraina….mz Agato asu hanya berusaha melemahkan ekonomi Rusia…saya kira pengambil kebijakan di negara asu msh waras untuk tidak mengirim pasukannya berperang dgn rusia…ππππ
Teringat di KIC Karawang 1997 saya pernah ikut design dinding/ruang hampa Debu pabrik “ngerakit” IC pertama di RI…ternyata cuma ada dua pabrik IC ya?!
btw klo Omicron banyaklah di RI heheπππ
Gila emang Rusia, kali ini pecah perang lawan Ukraina. Ukraina loh yg dilawan, bukan Georgia lagi. Udah putus nalarnya Putin. Tinggal White House bakal merespon kayak gimana, kalo cuman sanksi Rusia jelas yg bakal menang. Tapi kalo USA udah nyerbu berarti Rusia yg kalah. Putin cuman punya 2 pilihan, menarik mundur pasukan atau menaikkan taruhan dengan melanjutkan perang pake nuklir yg artinya perang dunia beneran meletus.
China gak akan mau bantu Rusia karena udah keduluan, beda cerita kalo China udah nyerbu Taiwan duluan. Wah, beneran rame nih. Udah ada 4 pespur Rusia dan 1 heli kena tembak jatuh lagi.
Indo cuma 2 semicon pabrik, Infineon di batam, UTAC (ex panasonic) dikarawang… Itupun cuma tukang jahit. semua chip dibuat di german, Malasyia, USA…
Untung gak jd beli sukro, bs gak jd dikirim krna perang
Rusia belum mandiri drone?
Semikonduktor & elektronik
Siap siap banyak negara membatalkan kontrak alutsista dgn Rusia karena harga naik tajam karena sanksi
Pertempuran di Ukraina sudah dimulai, segera diupdate min beritanya
Jika Rusia di sanksi sana-sini mungkin bisa mengikuti jejak Iran utk kemandirian alutsista
Ada jeroan buatan USA dongπ , ternyata kemampuan rusia untuk memperoduksi komponen semikonduktor masih tergolong lemah juga ya kalo di bandingkan cina, Jepang dan USA..
Bagaimana ya kemampuan negeri kita dalam memperoduksi komponen semikonduktor?