Terbang Mengarah Ke Suriah, P-8A Poseidon AS ‘Terpaksa’ Di-intercept Sukhoi Su-35 Rusia
Entah mungkin karena sedang sepi promosi dan butuh sensasi, pada 4 Juni 2019 terjadi ketegangan di langit Laut Mediterania. Pangkal musababnya adalah sebuah pesawat intai maritim P-8A Poseidon yang beroperasi di bawah komando Armada ke-6 AL Amerika Serikat, di intercept oleh sebuah Sukhoi Su-35C Super Flanker. Tidak tanggung-tanggung, pencegatan dilaporkan hingga 3x dalam waktu 175 menit. Sontak insiden ini mendapat respon keras dari pihak AS, terutama Armada Ke-6 US Navy. Selain penuh provokasi di wilayah internasional, apa yang dilakukan Su-35 mengancam keselamatan penerbangan.
Baca juga: Boeing P-8 Poseidon – Sang Dewa Laut Incaran Patroli Maritim TNI AU
Dikutip dari news.usni.org (4/6), disebutkan pada intercept pertama, Su-35 melakukan manuver yang aman dan professional, namun pada intercept kedua, Su-35 melakukan manuver yang berbahaya. Pada intecept kedua, Su-35 melakukan lintasan kecepatan tinggi tepat di depan P-8A Poseidon. Akibat dari tindakan tersebut, P-8A dilaporkan mengalami turbulensi yang dianggap membahayakan pesawat dan kru dari pesawat intai tersebut.
Tekanan yang dirasakan kru P-8A Poseidon tidak sebentar, lantaran aksi pilot Su-35 berlangsung selama 28 menit. Dan berlanjut ke intercept ketiga, namun pada pertemuan yang ketiga berlangsung aman dan tidak ada manuver yang berbahaya dilakukan pilot Su-35.

Pihak Armada Ke-6 berpendapat Poseidon beroperasi di wilayah udara internasional, yang seharusnya Rusia tidak perlu terusik. AS berharap jet tempur Rusia dapat berperilaku dalam standar internasional yang ditetapkan untuk memastikan keselamatan dan mencegah insiden. Ini mengacu pada perjanjian keselamatan penerbangan “1972 Agreement” The Prevention of Incidents On and Over the High Seas (INCSEA) karena tindakan yang tidak aman meningkatkan risiko kesalahan perhitungan dan potensi tabrakan di udara.
Tentu tak pas rasanya bila hanya mendengar apa ‘kata’ pihak AS. Mengutip dari rt.com (5/6), Kementerian Pertahanan Rusia menyebut bahwa saat itu ada sosok pesawat patroli AS yang terpantau di radar karena terbang menuju Pangkalan AL Suriah, “Tidak ada upaya intercept yang tak bertanggung jawab dalam insiden itu,” ujar juru bicara Kemhan Rusia. Moskow menjelaskan bahwa Su-35 sengaja diterbangkan pada pukul 09.30 GMT dari Lanud Khmeimim di Suriah untuk melakukan intercept. Sebagai informasi, Lanud Khmeimim dioperasikan oleh AU Rusia dalam mendukung misi militer di Suriah.
Pilot Su-35 sudah mengidentifikasi sosok pesawat intai yang dimaksud sebagai P-8A Poseidon. Setelah di intercept, pilot Su-35 menjelaskan bahwa Ia terbang kembali ke pangkalan, setelah Poseidon bersedia merubah arah penerbangan. Namun, Poseidon tadi rupanya membandel, dengan terbang kembali ke arah semula, dan lagi-lagi Su-35 kembali diterbangkan untuk intercept. Dalam insiden di atas , pihak Rusia juga berkilah bahwa apa yang dilakukannya sudah sesuai prosedur dan peraturan internasional.
Lain di Mediterania, lain pula di Indonesia. Sampai saat ini kedatangan Sukhoi Su-35 masih sebatas asa. Dikutip dari Kantor Berita Rusia TASS (2/6), Menteri Pertahanan Republik Indonesia Ryamizard Ryacudu hanya bisa berharap bahwa pasokan jet tempur Su-35 dapat dimulai pada akhir tahun 2019. Menurut Ryamizard Ryacudu, “tantangan tertentu (dalam menyelesaikan kontrak) adalah karena fakta bahwa ada tiga departemen Republik Indonesia yang terlibat dalam proses tersebut.”
Baca juga: Dengan Radar AESA, Shenyang J-11D Disebut-sebut Lebih Hebat dari Sukhoi Su-35
“Kementerian Pertahanan telah menandatangani semua dokumen, sedangkan Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan masih dalam proses persetujuan,” yang terkait dengan fakta bahwa “akan ada berbagai bentuk pembayaran,” jelasnya. Menhan menyebut bahwa Indonesia “tidak akan membatalkan kontrak pengadaan Su-35 meskipun ada sanksi AS terhadap Rusia.” (Gilang Perdana)
kalo udah ada artikel su35, pasti sales pada panas dingin…hhh
Kita belom butuh sukhoi.. toh 15 tahun kedepan tidak ada ancaman perang.. fokus ke industri 4.0 aja dulu.. mabar yuks..
Su-35 buat stopgap untuk air superiority. Jangka panjang air superiority bakalan dipegang IFX