Teknik Infiltrasi Penuh Risiko, Pasukan Katak Meluncur dari Petor Kapal Selam

Sumber: 50th Kopaska – Spesialis Pertempuran Laut Khusus

Kapal selam lumrah digunakan sebagai wahana infiltrasi oleh pasukan katak, berkat kemampuan senyap, kapal selam dapat ‘membawa’ satuan elite tersebut ke belakang garis pertahanan lawan. Dan salah satu teknik yang digunakan untuk misi rahasia itu adalah meluncurkan pasukan katak lewat peluncur torpedo (petor). Teknik ini pun sudah menjadi kemampuan standar bagi prajurit pilihan dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL.

Baca juga: Berdesain Lebih Kompak, Inilah Skuter Bawah Air Divejet 414 Andalan Kopaska TNI AL

Dikutip dari koarmada2.tnial.mil.id, disebutkan pada 15 Agustus lalu telah dilangsungkan drill peluncuran pasukan katak dari petor salah satu kapal selam Type 209 yang sandar di Dermaga Ujung, Surabaya. Kegiatan drill tersebut bertujuan untuk melatih ketrampilan dan kesiapsiagaan para prajurit Kopaska dan Kapal selam dalam melaksanakan prosedur dan pengoperasian peralatan dalam mendukung peluncuran pasukan khusus.

Menurut Dansatpaska Koarmada II Kolonel Laut (T) Ariyadi, ”Para prajurit Satkopaska Koarmada II dilibatkan dalam drill peran ini, untuk mempersiapkan diri dalam melaksanakan manuver lapangan (Manlap) sebagai bagian dari latopsdukpassusgab 2020, ” ungkapnya.

Foto: Twitter @Koarmada2Sby

Meluncurkan seorang pasukan katak dari petor kapal selam faktanya bukan sesuatu yang mudah dilakoni. Tantang terberat menggunakan petor tak lain adalah diameter tabung yang sangat sempit. Seperti kapal selam Type 209 TNI AL, ini artinya punya bentang lebar tabung sekitar 533 mm. Padahal seorang prajurit Kopaska, saat masuk ke petor membawa beragam perlengkapan, mulai dari senjata laras panjang sampai alat selat model close circuit.

Sumber: 50th Kopaska – Spesialis Pertempuran Laut Khusus

Bahkan seperti terlihat dalam foto di atas, prajurit dengan tabung selam konvensional juga bisa masuk ke lubang petor. Bisa dibayangkan tingkat kesulitan yang tinggi dalam misi ini.

Tentu saja Kopaska TNI AL tak sendirian dalam penggunaan petor, Pasukan Katak Jerman (Kampfschwimmer) rupanya juga melakoni hal yang kurang lebih sama, bahkan dengan wahana kapal selam Type 209. Di Jerman, untuk melaksanakan peluncuran lewat petor dilakukan sebelumnya pelatihan dasar di kolam renang, baru kemudian dilanjutkan dengan latihan peluncuran di kawasan Laut Baltik.

Latihan Pasukan Katak Jerman dalam simulasi peluncuran lewat petor.

Dalam prosedurnya, Kampfschwimmer dapat memasukan dua prajurit ke dalam satu tabung petor. Dan umumnya, saat proses keluarnya pasukan katak, maka kapal selam dalam kondisi berhenti. Begitu para penyelam berada di dalam tabung, perlahan-lahan tabung akan dibanjiri air, dan penyelam kemudian mulai merangkak keluar dari tabung. Proses ini setidaknya membutuhkan waktu sekitar 2 menit.

Meski prajurit dapat dikeluarkan secara senyap lewat petor, namun bukan berarti cara keluarnya dengan teknik ‘ditembakkan’ seperti halnya meluncurkan sebuah torpedo dengan tekanan udara. Pasalnya jika itu dilakukan, dapat beresiko cidera bagi sang prajurit. Setidaknya itulah prosedur yang dilakukan oleh Kampfschwimmer dengan kapal selam Type 209.

Ada yang cukup unik dari Swedia, menyadari peran plus kapal selam sebagai wahana penyusupan pasukan elite, Saab Kockums merancang kapal selam A26 Class dengan teknologi Multimission Portal. Ini merupakan kompartemen yang dirancang untuk mendukung operasi pasukan khusus, ditempatkan berupa portal (ruang) dengan ukuran yang relatif memadai untuk merilis pasukan katak dan perlengkapannya.

Bukan hanya untuk keluar masuk pasukan, Multimission Portal dapat digunakan untuk misi keluar masuk kendaraan bawah air seperti ROV (Remotely Operated Vehicles) dan UUV (Unmanned underwater vehicles) sampai skuter tempur bawah air.

Baca juga: Multimission Portal, Menjadikan Kapal Selam A26 Class Handal Untuk Misi Infiltrasi

Uniknya, Multimission Portal ditempatkan di bagian depan haluan kapal selam, posisinya sejajar dengan tabung torpedo. Lebih tepatnya Multimission Portal berada diantara dua tabung torpedo 533 mm. Multimission Portal punya panjang 6 meter dengan diameter 1,5 meter. Secara teknis portal ini dapat dimuati delapan pasukan khusus siap tempur beserta perlengkapannya. (Bayu Pamungkas)

5 Comments