Tandingi StrikeMaster, Lockheed Martin Tawarkan Australia M142 HIMARS dengan LRASM-SL

Thales dan Kongsberg sepertinya bakal menghapi lawan berat dalam tender Project Land 4100 Phase 2 land based anti ship missile (ASM) requirement yang dirilis Departemen Pertahanan Australia. Meski kedua perusahaan telah meluncurkan StrikeMaster Coastal Defence System, yaitu varian rantis Bushmaster dengan peluncur rudal anti kapal NSM (Naval Strike Missile) pada ajang Land Forces 2022 di Brisbane. Namun, kubu Lockheed Martin tidak tinggal diam.

Baca juga: Thales dan Kongsberg Luncurkan StrikeMaster Coastal Defence System, Berharap Menang Tender dari Departemen Pertahanan Australia

Dikutip dari Navalnews.com (4/10/2022), Lockheed Martin telah mengajukan proposal kepada Australian Defence Force (ADF), yakni Lockheed Martin mengusulkan pengadaan AGM-184C Long Range Anti Ship Missile Surface Launched (LRASM-SL) yang akan dipasang pada platform M142 High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) untuk memenuhi persyaratan Angkatan Darat Australia melalui Project Land 4100 Phase 2.

Menurut Lockheed Martin, solusi tersebut menawarkan tingkat kesamaan yang tinggi dengan sistem LRASM yang ada di ketiga matra. Saat ini LRASM telah dipesan oleh Angkatan Udara Australia (RAAF) untuk melengkapi persenjataan jet tempur F/A-18F (Project AIR 3023) Super Hornet, dan LRASM kini juga sedang dipertimbangkan oleh Angkatan Laut Australia (RAN) sebagai bagian dari Project SEA 1300.

Angkatan Darat Australia juga mencari akan mendapatkan tahap awal kendaraan HIMARS melalui Proyek LAND 8113. Jika solusi Lockheed dipilih, pengadaan kendaraan akan ditangani secara terpisah untuk LAND 8113 Phase 1 long-range fires requirement dan program lanjutannya.

Seperti diberitakan terdahulu, guna meningkatkan fire power di lini artileri medan (armed), Angkatan Darat Australia bakal diperkuat dengan sistem senjata MLRS (Multiple Launch Rocket System) M142 HIMARS produksi Lockheed Martin Missiles.

Uji penembakkan HIMARS AD Singapura.

Dalam disetujui oleh US Defense Security Cooperation Agency (DSCA) mencakup penjualan 30 unit M30A2 Guided Multiple Launch Rocket Systems (GMLRS), yang kesemuanya bernilai US$385 juta (atau setara Aus$542 juta).

Paket penjualan ke Australia termasuk lengkap, yakni terdapat 30 unit Alternative Warhead Pods dengan Insensitive Munitions Propulsion Systems (IMPS), 30 unit M31A2 GMLRS Unitary High Explosive Pods with IMPS, 30 unitt XM403 Extended Range GMLRS AW Pods, 30 unit EM404 ER GMLRS Unitary Pods, dan 10 unit M57 Army Tactical Missile System (ATACMS) missiles.

Dominic DeScisciolo, Senior Manager, Navy Strategy & Surface Programs at Lockheed Martin, mengatakan kepada bahwa jika LRASM-SL dipilih oleh Angkatan Darat, maka Australia akan memiliki tingkat kesamaan jenis rudal dengan yang ditawarkan kepada Angkatan Laut. “Saya pikir fitur menarik dari peluncuran rudal yang diluncurkan dari kapal dan rudal yang diluncurkan di darat adalah bahwa mereka adalah tumpukan rudal yang identik. Dengan kata lain, rudal [dengan Booster Mk114] dapat dipertukarkan antara Angkatan Darat dan Angkatan Laut,” ujar DeScisciolo.

Uniknya, tidak seperti modul HIMARS lainnya, modul LRASM-SL melewati dudukan peluncuran dan memanjang secara signifikan baik bagian depan maupun belakang peluncur. Akibatnya, sebelum modul LRASM dimuat ke peluncur, kotak peralatan yang dipasang di depan peluncur harus dilepas dalam prosedur yang biasanya memakan waktu 10 – 30 menit.

AGM-158C LRASM tergolong rudal anti kapal generasi baru. Dirancang oleh Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) pada tahun 2009, rudal ini dikembangkan ke dalam dua jalur yang berbeda. Pertama adalah LRASM-A, yaitu rudal jelajah subsonic yang didasarkan pada AGM-158 JASSM-ER milik Lockheed Martin. Kedua adalah LRASM-B, yaitu rudal supersonik yang terbang di ketinggian medium, rancangan rudal ini tak lain untuk menandingi rudal anti kapal Brahmos yang dikembangjan India-Rusia, tetapi program ini kemudian dibatalkan pada Januari 2012.

LRASM-SL akan terbang menuju sasarannya di ketinggian menengah kemudian turun ke ketinggian rendah (sea skimming) untuk pendekatan pencarian guna melawan pertahanan rudal anti kapal.

Baca juga: Tingkatkan Fire Power, Armed AD Australia Akan Diperkuat 20 Unit M142 HIMARS

Dengan kecepatan high subsonic, AGM-158C LRASM-SL dapat melesat sejauh 560 km. Bahkan bila hulu ledaknya dipangkas (450 kg), maka jangkauan rudal anti kapal ini bisa mencapai 1.600 km. Rudal dengan bobot 1,1 ton ini dilengkapi hulu ledak dengan pemicu blast fragmentation penetrator.

Meskipun begitu, kendaraan HIMARS yang dilengkapi LRASM tetap mempertahankan kemampuan untuk secara cepat dibawa melalui udara, dan Lockheed Martin mengatakan bahwa mereka telah melakukan pemeriksaan kecocokan di atas kapal tanker KC-130J milik US Marine Corp (USMC). (Bayu Pamungkas)

6 Comments