Tak Ingin Krisis Rudal Kuba Terulang, AS Kerahkan Pesawat Intai Boeing RC-135 Rivet Joint ke Kuba dan Venezuela
|Tak ingin Krisis Rudal Kuba pada tahun 1962 terulang, dimana Uni Soviet kala itu menempatkan arsenal rudalnya di Kubah untuk menyerang daratan Amerika Serikat, maka Washington kini mulai melancarkan operasi intelijen untuk mendeteksi kemungkinan adanya penggelaran sistem rudal Rusia, tidak hanya di Kuba, melainkan juga di Venezuela, yakni dua negara yang dikenal sebagai sobat Kremlin di Benua Amerika.
Tekanan AS pada Rusia, yaitu dengan penempatan kekuatan militer di negara-negara NATO eks Uni Soviet, telah membuat posisi strategis Rusia tidak nyaman. Belum lagi dukungan AS yang masif pada Ukraina, membuat Presiden Vladimir Putin harus menahan amarahnya. Dikutip dari aljazeera.com (14/1/2022), Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Ryabkov menyebut, bahwa tidak menutup kemungkinan bagi Rusia untuk menyebarkan sistem senjatan di beranda belakang AS, yaitu penempatan rudal balistik di Kuba dan negara-negara Amerika Latin lainnya.
Para analis pertahanan global berpandangan, bahwa pengerahan rudal Rusia di Kuba mungkin merupakan respon Rusia atas apa yang dilakukan NATO di Ukraina dan kawasan Baltik. Gedung Putih pun langsung bereaksi, Menteri Luar Negeri AS Anthony Blinken menekankan tekad Amerika Serikat untuk melawan “ancaman Rusia” di Belahan Barat dan mencegah pasokan rudal Rusia ke Kuba dan Venezuela. Pekan lalu, sebuah pesawat Tu-154 Rusia milik FSB (Dinas Intelijen Rusia) melakukan penerbangan antara Kuba dan Venezuela. Tiga hari sebelumnya, pesawat itu terbang dari Nikaragua ke Havana.
Tak ingin kecolongan, AU AS dikabarkan kini telah menerbangkan pesawat intai canggih Boeing RC-135W Rivet Joint (nomor ekor 62-4126) plus dukungan pesawat tanker Boeing KC-135 Stratotanker.
Boeing RC-135 adalah pesawat intai dengan basis Boeing 707, pesawat pengintai empat mesin ini digunakan untuk misi pengumpulan data intelijen. RC-135 diluncurkan pada tahun 1961 dan tergolong sarat teknologi tinggi. Pemasok perangkat di RC-135 terbilang vendor-vendor papan atas, sebut saja ada General Dynamics, Lockheed, LTV, E-Systems dan L3 Technologies. Kebisaaan pesawat ini adalah mengumpulkan berbagai macam sinyal elektronik di suatu daerah, dan menganalisa dengan cepat serta bertindak (seperti menggunakan jammers onboard).
Sementara pesawat pendukung dalam misi intai ini adalah Boeing KC-13S Stratotanker, yang notabene juga dibangun dari basis Boeing 707. Seperti apakah kapasitas KC-135? Dari beberapa tangki, total bahan bakar yang dapat disalurkan oleh Stratotanker adalah 90.719 kg. Dengan dilengkapi dengan side door cargo, total payload kargo yang dapat dibawa KC-135 adalah 37,6 ton.
Ruang kargo dapat pula disukap sebagai kabin angkut, dengan membawa 80 penumpang. Berbeda dengan Boeing 707, KC-135 juga dilengkapi crew hatch, sehingga awak kabin dan kru pesawat dapat keluar masuk pesawat tanpa dukungan tangga konvensional yang biasa disediakan di bandara. (Bayu Pamungkas)
Ukraina dan Turki punya sejarah konflik yg panjang dgn Rusia dan masih. demi keamanan kedaulatan negaranya mereka nyari perlindungan dari negara2 yg seimbang dgn Rusia sama dgn yg disini dgn klaim China atas wiayah laut Natuna yg kaya migas. Kehafiran Grup kapal induk beberapa bulan lalu ternyata beneran bikin k3tar k3tir.
Hati2 spam bot komen pembentukan opini bagian dari perang informasi.
Ha…Ha….Takut juga rupanya. Seru nih…
licik dan egois …teroris amrikseenaknya aje menempatkanrudal2 nya di ukraina ,turki dll…kalo sampe menggangu penempatan rudal Rusia dikuba dan venezuela berarti as ngajak perang.
Langkah rusia ini di bilang telat krn terlalu sabar nya lord putin
Rusia harusnya memasang senjata bersamaan saat AS menempatkan senjata di eropa dengan dalih melindungi dari serangan iran
Venezuela sudah perang saudara,AS N kuba melakukan normalisasi hubungan, sebentar lagi kuba akan memasuki sistem demokrasi
Langkah cepat AS diambil agar krisis kuba tak terulang kedua kalinya
KITA DARURAT ICBM,
asia pasifik makin panas,
Semuanya hanya propaganda Amerika semata, Venezuela adalah negara yang memiliki cadangan minyak terbesar didunia.
Berdasar data BP Statistical Review 2019, Venezuela masih berada di posisi terwahid dalam urusan cadangan minyak. Yakni mencapai 302,8 miliar barel. Angka ini mengalahkan Arab Saudi yang terakhir masih memiliki cadangan minyak 268,5 miliar barel.
Venezuela adalah negara yang selalu dirundung konflk dan krisis.
Amerika takut Venezuela sepenuhnya dekat dengan Rusia, oleh karena itu Venezuela selalu di rundung konflik hingga krisis yang berkepanjangan.
Namun negara Venezuela terus memburuk, pemicu utama adalah keputusan pemerintahan Presiden Nicolas Maduro yang mengadang bantuan kemanusiaan yang mayoritas berasal dari Amerika Serikat (AS). Bentrokan pun masih kerap dijumpai di negara tersebut.
Drama yg cukup lucu dipertontonkan AS dan kelompok NATO mya.
Mereka menambah keanggotaan NATO dibekas negara bagian Uni Sovyet dng tujuan agar dpt menggelar arsenal nuklirnya mendekati wilayah Rusia.
Namun sebaliknya begitu Rusia mau menempatkan Arsenal nuklirnya di Cuba dan Venezuela, mereka spt cacing kepanasan.
Yakin banget jika AS berani menghancurkan situs nuklir yg ada di 2 negara itu jika memang Rusia bulat hati menempatkan, maka sdh bisa dipastikan RS-28 Sarmat bakal jd diaktifkan dan pesta kebang api terindah akan terlihat di daratan AS.
Tp sekali lagi paman Abidin tidsk punya nyali utk melakukan kegilaan spt itu, sebab paman Abidin sdh tua dan ingin hari tua dihabiskannya dng cucu dlm damai…πππ
Ya. Salaamm…ππ
Terlalu jauh untuk menempatkan RC-135 buat ngadepin kemungkinan penempatan senjata di Venezuela dan Kuba. Rusia tak de Wang buat ngasih senjata disana, dan kalo itu China sama aja dengan ngasih jalan buat USA buat nempatin THAAD dan AEGIS ASHORE di Taiwan. China gak punya senjata strategis yg bisa langsung mengancam daratan USA dalam waktu singkat.