Buntut Pernyataan PM Armenia yang Sebut Rudal Iskander “Tidak Berguna,” Inilah Reaksi dari Rusia!

Pernyataan Perdana Menteri Nikol Pashinyan yang menyebut bahwa sistem rudal balistik Iskander atau disebut NATO sebagai SS-26 Stone, sebagai senjata yang “completely useless,” rupanya berbuntut panjang, yaitu dengan munculnya reaksi dari negara produsen, yaitu Rusia.

Baca juga: Perdana Menteri Armenia Sebut Sistem Rudal Balistik Iskander “Completely Useless”

Pernyataan Nikol Pashinyan secara langsung telah memberikan dampak negatif atas citra dan kualitas alutsista andalan Rusia. Dan akhirnya, Kementerian Pertahanan Rusia memberikan tanggapan yang justru membalikan pernyataan Pashinyan.

Mengutip sumber dari Defense Express (26/2/2021), Mayor Jenderal Igor Konashenkov, perwakilan resmi Kementerian Pertahanan Rusia telah mengomentari pernyataan Perdana Menteri Armenia pada 25 Februari lalu, dimana pihak Kremlin dalam bantahannya mengatakan bahwa sejatinya tidak ada rudal (Iskander-red) yang ditembakan. “tidak ada sistem rudal Iskander yang digunakan selama konflik di Nagorno-Karabakh,” ujar Igor Konashenkov.

Sebelumnya, Moskow sempat dibuat berang atas pernyataan Pashinyan, dimana dikatakan rudal Iskander telah diluncurkan oleh Armenia dalam konflik di Nagorno-Karabakh, namun Perdana Menteri Nikol Pashinyan mengatakan bahwa rudal  itu tidak meledak sepenuhnya. “Biarkan mereka bertanya, mengapa rudal Iskander tidak meledak? Atau mengapa meledak hanya 10 persen?”- kata Pashinyan di situs Defence-Blog.com.

Padahal sebagai sekutu Rusia, Armenia merupakan negara pertama yang membeli rudal Iskander-E pada tahun 2016. Sebagai alutsista kebanggaan, Iskander kerap ditampilkan dalam parade militer. Sementara Armenia mengalami kekalahan dalam perang enam minggu melawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, boleh jadi ungkapan sang Perdana Menteri mencuat lantaran kekesalannya atas kekalahan dalam perang.

Sekilas tentang Iskander, rudal balistik jarak pendek ini dapat melesat dengan kecepatan hipersonik (Mach 6). Dengan kemampuannya menembus sistem pertahanan udara lawan, Iskander-M sangat diandalkan sebagai pemberi efek deterens. Bahkan unit rudal pada artileri medan Rusia akan sepenuhnya menggunakan Iskander-M pada tahun 2020. Tentu Rusia berhati-hati jika ingin menjual Iskander-M ke pangsa ekspor, kemungkinan ‘penyadapan’ teknologi rudal ini bisa saja dilakukan rival Rusia dari negara pengguna.

Baca juga: Sale! Rusia Berencana Jual Rudal Balistik Iskander-M ke Asia Tenggara

Nah, bagaimana kelanjutan drama ini, apakah perang pernyataan akan berlanjut? Kita tunggu saja. (Gilang Perdana)

29 Comments