Surrogate-W – “Loyal Wingman” untuk Kapal Selam Nuklir Stealth Rusia

Seperti halnya pada jet tempur, penggelaran operasi kapal selam (nuklir) di masa depan juga akan mengedepankan ‘loyal wingman,’ yakni wahana drone otonom bawah laut atau Unmanned Underwater Vehicle (UUV), yang akan menjadi kepanjangan mata kapal selam. UUV tentu terintegrasi erat dengan sang induk (kapal selam), termasuk bagaimana teknik peluncuran dan recovery di kapal selam akan sangat krusial dalam menunjang operasi bawah laut yang senyap dan tidak terdeteksi oleh lawan.

Baca juga: Biro Desain Rubin Ungkap Rahasia “Black Hole” pada Kapal Selam Diesel Listrik Rusia

Berangkat dari kebutuhan operasi militer di masa depan, pada ajang Army 2022 di Moskow, Biro Desain Rubin telah merilis apa yang disebut sebagai Surrogate-W (Wingman). Dmitry Semenov, Rubin Chief Designer Unamanned Underwater Vehicles mengatakan, “Surrogate-W dirancang untuk memberikan kebebasan operasional kapal selam berawak, terutama dengan menjaga dan memulihkan kemampuan siluman mereka. Wingman (UUV) akan menangani tugas-tugas yang dapat membahayakan keberadaan kapal selam, seperti pada tugs komunikasi, penggunaan sonar aktif, pengintaian, dan lain-lain.”

Surrogate dapat tampil sebagai smart gateway antara kapal selam dan atmosfer (udara permukaan), yakni memastikan pertukaran data rahasia dan perbaikan navigasi. Setelah Surrogate menerima data dari kapal selam, UUV ini dapat mentransfernya ke satelit. Data dapat dikirim segera atau setelah jangka waktu tertentu atau ketika UUV mencapai tempat yang telah ditentukan sebelumnya. Interaksi dengan sistem jaringan dasar laut dapat diatur dengan cara yang sama.

Sistem pencarian akustik dan non-akustik memungkinkan Surrogate Wingman untuk mencari kapal permukaan dan kapal selam secara mandiri di area tertentu atau di sepanjang vektor. Tidak seperti kapal selam, Surrogate dapat memperoleh target menggunakan metode terbuka, seperti sonar aktif, karena bagi lawan lebih dari sulit untuk mencari dan mengenai UUV karena ukuran dan kemampuan manuvernya.

Fitur lain yang menonjol dari Surrogate-W adalah kemampuan untuk meniru kapal selam. Wingman ini dapat memikat kekuatan lawan dengan tujuan mengalihkan perhatian untuk keselamatan kapal selam. Lain dari itu Surrogate-W dapat digunakan sebagai target selama latihan anti kapal selam, menurunkan biaya dan meringankan kapal selam (berawak) untuk tugas operasional mereka.

Rubin mengklaim onboard acoustic countermeasures membuat Surrogate-W mampu meniru episode taktis yang cukup rumit. Semua kemampuan ini dapat digunakan untuk pengujian dan evaluasi sistem peperangan anti kapal selam baru, mulai dari sensor hingga senjata.

Perbandingan antara kapal selam Arcturus dan UUV Surrogate-W.

Dalam simulasi, Surrogate-W mampu melakukan pengintaian di bawah lapisan es yang padat di kutub Utara dan perburuan ranjau di area berbahaya. Jauh lebih cepat dan aman untuk mendapatkan informasi melalui UUV daripada dengan mensurvei suatu area dengan sistem onboard kapal selam berawak.

Secara teknis, Surrogate-W ditenagai baterai lithium ion yang mampu membawanya berlayar hingga 800 mil (1.287 km). Surrogate-W masuk kategori LUUV (Large Unmanned Underwater Vehicle), karena Surrogate-W punya panjang 17 meter dan mampu menyelam sampai kedalaman 600 meter.

Tentu yang menjadi pertanyaan, jenis kapal selam apakah yang nantinya akan menjadi ‘markas’ Surrogate-W. Rubin rupanya telah memberikan jawabannya, berupa kapal selam nuklir stealth generasi masa depan yang disebut Arcturus. Dari informasi yang kami dapat, Arcturus dikatakan punya bobot 20 persen lebih ringan ketimbang kapal selam nuklir saat ini. Arcturus punya panjang 134 meter, lebar 15,7 meter dan diawaki 100 personel. Secara khusus, Arcturus dilengkapi palka untuk keluar masuknya Surrogate-W.

Arcturus – Desain Kapal Selam Stealth dari Rubin.

Baca juga: Rusia Rilis Desain “BOSS” – Kapal Perang Hybrid dengan Kemampuan Stealth

Rubin Design Bureau adalah nama besar dalam dunia desain kapal selam, bermarkas di St. Petersburg, biro ini telah merancang 1065 kapal selam konvensional dan nuklir dalam 120 tahun terakhir. (Haryo Adjie – Moskow)

One Comment