ST-35 Silent Thunder – Drone Kamikaze Rancangan Ukraina dengan Sistem Peluncuran Unik
|Tengah diambang perang terbuka dengan Rusia, kini Ukraina tak pelak menjadi negara dengan kewaspadaan tingkat tinggi, dimana seluruh sumber daya negeri eks Soviet itu telah dimaksimalkan untuk mengantisipasi hal terburuk. Meski mendapat bantuan persenjataan dari AS dan NATO, rupanya manufaktur dari dalam negeri tak kehilangan gagasan kreatifnya, seperti Atlon Avia yang memperkenalkan loitering munition alias drone kamikaze yang diberi label ST-35 Silent Thunder.
Baca juga: Tandingi Sukhoi S-70 Rusia, Ukraina Tampilkan Drone Kombatan Stealth “Ace One”
Dibandingkan jenis drone kamikaze yang selama ini telah dikenal, ST-35 Silent Thunder punya sisi unik tersendiri, dimana drone ini diluncurkan ke udara oleh drone copter dengan enam propeller. Persisnya, ST-35 dibawa oleh drone copter sampai ketinggian di rentang 400-600 meter, baru kemudian drone ini dilepaskan secara vertikal, dan kemudian ST-35 secara otomatis mengaktifkan propellernya untuk melakukan tugas pencarian, identifikasi sampai penghancuran sasaran.
Dikutip dari athlonavia.com, sebelum fase penghancuran dilakukan, ST-35 akan berkeliaran di sekitar area target selama beberapa waktu, mencari target atau menggunakan data pengintaian dari sumber lain, dan menyerang begitu target ditemukan.
Pola loitering memungkinkan waktu reaksi yang lebih cepat terhadap target yang tersembunyi dan memungkinkan penargetan yang lebih selektif. Memiliki lintasan vertikal, serangan target Silent Thunder dapat menghancurkan target di daerah perkotaan yang padat dengan risiko kerugian minimal bagi warga sipil, infrastruktur dan meminimalkan tingkat kerusakan tambahan (collateral damage).
Dari spesifikasi, ST-35 Silent Thunder punya berat maksimum saat tinggal landas 9,5 kg, dimana bobot hulu ledaknya 3,5 kg. Tipe hulu ledak yang dibawa mencakup Fuel Air Explosive (FAE), Explosive Fragmentation (HEF) dan High Explosive Anti Ttank (HEAT). Cara penargetan ST-35 mengandalkan sistem automatic, on television dan infrared channel. Pihak pengembang menyebut bahwa tingkat akurasi ST-35 dapat mencapai 95 persen dengan akurasi sampai 3 meter.
Dengan dukungan drone copter yang bertindak sebagai stasiun relay pada unit kendali di permukaan, maka jangkauan drone ini bisa mencapai 30 km dengan durasi terbang selama 60 menit. Sistem ST-35 Silent Thunder dirancang untuk dibawa dalam ransel dan memiliki misi set 3 amunisi yang dapat dibawa oleh unit tiga orang dalam tiga ransel masing-masing seberat 15 kg.
Baca juga: Inilah Grom, Loyal Wingman dari Rusia yang Bisa Meluncurkan 10 Drone Kamikaze
Penggunaan drone copter (UAV multirotor) untuk peluncurannya terbilang unik, namun pihak Atlon Avia menyebutkan konsep itu dapat meningkatkan durasi dan jangkauan penerbangan, selain peran drone copter untuk relay data dan transmisi. Secara umum, ST-35 Silent Thunder dapat terbang sampai ketinggian 1.200 meter dengan kecepatan maksimum 140 km per jam. (Gilang Perdana)
sekilas mirip Spike NLOS
Mantap jiwa ! Hajar bleh ! Tak sabar rasanya menunggu invasi Soviet Rusia ke Ukraina. Sehingga USA dan sekutu NATO juga terjun berperang. Eropapun terbakar. Kemudian si Bebek Peking terpancing jua menginvasi Taiwan. USA pun berperang di 2 medan. Si Bebek Peking provokasi Korut serang Korsel. Jepang terseret. USA pun provokasi Indiahe serang si Bebek Peking. Si Bebek Peking balas provokasi Pakistan serang Indiahe. Di Samudra Hindia, perang laut terjadi: USA Navy (berpangkalan di Diego Garcia) + Indiahe Navy melawan Pakistan Navy dibantu sedikit kapal si Bebek Peking Navy. Australia berangkat ke LCS. Semakin ramai. Sebaiknya kita persilahkan mereka melintas dengan aman dari Selat Lombok menuju Philipina dan LCS. Kita sebisa mungkin cuma menonton dari Natuna sambil memainkan peran sebagai “perawat” netral. Sampai semua yang terlibat di perang bersegi banyak dan ruwet ini babak belur porak poranda dan teler. Baru ambil kesempatan utk daratkan pasukan di Spratly dan Paracel Island. Membersihkan sisa-sisa pasukan si Bebek Peking yg sudah compang camping. Utk memudahkan invasi ke Spratly dan Paracel Island, sebaiknya ajak juga sekutu ASEAN yg selama ini dispute di LCS. Saling berbagi kekayaan minyak dan gas alam di sana. Invasi berbiaya murah. Dengan demikian kejayaan super power di Asia menjadi milik kita. Terutama setelah Rafale, F-15 EX, FREEM, Arrowhead, Mogami dan Scorpene 1500 berdatangan dengan harga murah juga. Ini karena negara-negara pembuatnya menurunkan harga. Mereka butuh uang akibat perang. Mission accomplised. Laksanakan ! Bravo !