Update Drone KamikazeKlik di Atas

Sprut-SDM1, Inilah Ranpur Terbaru Pasukan Linud Rusia, Pernah Ditawarkan Serius ke Indonesia

Netizen pemerhati jagad alutsista mungkin masih ingat dengan ranpur lapis baja Sprut-SDM1 yang pernah disebut diminati oleh Indonesia pada tahun 2018. Nah, kini baru ada kabar anyar tentang status ranpur amfibi tersebut, bahwa tank dengan meriam kaliber 125 mm itu bakal digunakan oleh pasukan lintas udara Angkatan Darat Rusia – Russian Airborne Force (VDV) pada tahun 2023.

Baca juga: 2S25M Sprut-SDM1 – Disebut Bakal Diakuisisi Indonesia, Inilah Tank Amfibi Ringan dengan Kaliber 125mm

Mengutip dari Shephardnews.com (2/2/2021), pihak Kementerian Pertahanan Rusia mengharapkan finalisasi pengujian pada Sprut-SDM1 dapat tuntas pada akhir 2022, dan produksi massal dapat dilakukan satu tahun berikutnya.

Lebih dekat dengan Spur-SDM1, dalam terminologi militer Rusia, ranpur ini masuk kategori amphibious light tank, bahkan Rusia menugaskan Sprut-SDM1 sebagai airborne light tank, alias kendaraan tempur untuk mendukung operasi pasukan linud. Bagi AD Rusia, Sprut-SDM1 merupakan pengembangan dari generasi sebelumnya, Sprut-SD. Beberapa elemen pengendali di ranpur ini mengadopsi yang ada di MBT (Main Battle Tank) T-90MS.

Sprut-SDM1 pertama kali dirilis pada tahun 2016. Enam unit pesanan pertama untuk AD Rusia telah dikirimkan pada tahun 2017. Dari sisi histori, pasca Rusia memensiunkan tank amfibi PT-76 pada tahun 2015, praktis saat ini belum ada yang definif menggantikan peran tank ringan amfibi di level PT-76.

Beberapa pihak menyebut Sprut-SDM1 dengan kemampuan amfibi, plus dibekali meriam 125 mm, adalah pilihan yang ideal sebagai penerus PT-76. Jenis meriamnya adalah smoothbore, alias laras halus dan tekanan penembakan rendah (low pressure), ideal guna menempati posisi sebagai senjata dukungan jarak dekat bagi pergerakan infanteri.

Seperti halnya BMP-3F, bobot Sprut-SDM1 ada dikisaran 18 ton. Selain meriam 125 mm, senjata pada laras ada SMB (Senapan Mesin Berat) 12,7 mm dan senapan mesin coaxial kaliber 7,62 mm. Beberapa literasi menyebut perlindungan ranpur ini terbilang pas-pasan, dimana lapisan bajanya hanya sanggup menahan terjangan proyektil kaliber 7,62 mm dan pecahan peluru artileri.

Senjata pamungkasnya, adalah meriam 2A75M kaliber 125 mm dengan bekal 40 munisi dalam kubah. Segala jenis munisi standar di kaliber 125 mm dapat dilepaskan dari Sprut-SDM1. Jarak tembak efektifnya ada di rentang 2 sampai 5 km. Tentang kapabilitas amfibi, Sprut-SDM1 disokong dua waterjet, menjadikan ranpur ini sanggup melaju di air dengan kecepatan 7 km per jam. Ranpur ini dapat melaju dalam gelombang Sea State 3, seperti halnya BMP-3F, Sprut-SDM1 sanggup melakukan penembakkan saat melaju di air.

Baca juga: 2S31 Vena Self Propelled Mortar – Mulai Dilirik Untuk Perkuat Artileri Marinir TNI AL

Ada nama Indonesia yang pernah dikaitkan dengan ranpur ini bermula dari pernyataan Peter Tyukov, direktur eksekutif Kurganmashzavod yang dirilis kantor berita TASS (24/8/2018). “Kendaraan lapis baja kami ternyata sangat sukses, Rosoboronexport akan menyelesaikan kontrak dengan orang Indonesia dalam waktu dekat,” ujar Tyukov yang juga menyebut beberapa negara di Asia Tenggara menyatakan tertarik dengan Sprut-SDM1. (Gilang Perdana)

17 Comments