Sekilas Mirip F-22 Raptor, Prototipe Jet Tempur Stealth TF-X Tuntaskan Uji Taxii

Meski belum lama dilanda benca gempa bumi dashyat, rupanya itu tidak membuat program pengembangan alutsista Turki menjadi kendor. Sebut saja dalam pengembangan jet tempur stealth generasi masa depan. Bila pada Oktober 2022 baru sebatas diperlihatkan fuselage dari prototipe TF-X, maka kini prototipe TF-X diwartakan telah menuntaskan uji taxii untuk pertama kalinya.

Baca juga: Turki Tampilkan Fuselage Prototipe Jet Tempur Stealth TF-X, Meluncur di Maret 2023

Prototipe pertama TF-X Turki telah menyelesaikan serangkaian uji taxii pada 18 Maret 2023, menandai peristiwa bersejarah bagi industri penerbangan negara itu. Uji taxii adalah pengujian pergerakan pesawat di ground dengan menggunakan mesin sendiri.

Prototipe TF-X dapat dilihat di landasan pacu dalam serangkaian foto yang dirilis oleh Badan Industri Pertahanan Turki. Foto-foto itu diyakini diambil di fasilitas Industri Dirgantara Turki di Ankara.

Ismail Demir, Kepala Badan Industri Pertahanan Turki, men-tweet, “Untuk mengenang para martir kami! Maka kami akan mengeluarkan Pesawat Tempur Nasional dari hanggar pada 18 Maret. Dan pesawat kami sudah di landasan hari ini!”

Pengembangan TF-X dimulai pada tahun 2010, meskipun ada beberapa kemunduran dan penundaan di sepanjang jalan. Namun, proses pengembangan dengan cepat meningkat pada 2019, terutama ketika Turki didepak dari program jet tempur stealth F-35 Lightning II.

TF-X yang dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries (TUSAS) dan dilengkapi dengan teknologi dan karakteristik pesawat tempur generasi kelima. Turki mencanangkan untuk memiliki pesawat pertama TF-X yang beroperasi pada tahun 2030.

Sepintas mirip F-22 Raptor, apa yang melekat pada jet tempur generasi kelima ini adalah internal weapon bay, kemampuan manuver yang tinggi, kesadaran situasional yang meningkat, dan fusi sensor, yang semuanya diperlukan untuk pesawat generasi baru. Selain itu, pesawat ini mampu menggabungkan beragam data, kecerdasan buatan, serta pengenalan dan deteksi target otomatis.

Foto terbaru dari prototipe TF-X telah mengungkapkan apa yang tampaknya merupakan sistem sensor baru yang terletak di bagian depan jet. Tata letak sensor ini awalnya terlihat di foto publik awal tahun ini. Bila dilihat sekilas terdiri dari sistem penargetan elektro-optik multiguna – electro-optical targeting system (EOTS), dan sistem sensor infrared search and track (IRST) di bawah badan pesawat bagian depan.

IRST terlihat dipasang di kotak prismatik yang tetap dan dapat diamati rendah di atas hidung, tepat di depan kokpit. Prototipe TF-X sekarang menggunakan skema warna abu-abu dua warna.

Foto TF-X terbaru memperlihatkan nozel knalpot yang serupa dengan yang ditemukan pada model General Electric F110 yang berbeda. SavunmaSanayiST juga mencatat bahwa pesawat bergerak secara independen selama uji taxii terbaru, menunjukkan bahwa mesin General Electric F110 berhasil diintegrasikan.

Rencana terbaru TUSAS adalah menggerakkan TF-X dengan turbofan F110, beberapa di antaranya juga diproduksi di Turki oleh TUSAS Engine Industries (TEI) di bawah lisensi. Namun, negara tersebut akhirnya berusaha untuk beralih ke mesin yang diproduksi di dalam negeri.

Laporan menunjukkan bahwa F110 baru-baru ini dikirimkan untuk menggerakkan TF-X. Di masa lalu, kemungkinan kolaborasi mesin dengan Rolls-Royce juga telah dibahas. Namun, kesepakatan potensial itu runtuh karena transfer teknologi dan komplikasi hak kekayaan intelektual.

Sebelum invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina, gagasan untuk mengadopsi tipe mesin Rusia juga telah dilontarkan, tetapi sekarang tampaknya tidak dapat dijalankan dari sudut pandang praktis dan politis.

Baca juga: Prototipe Jet Latih Tempur Hurjet Turki, Memulai Ground Test Mesin

Program TF-X akan menjadwalkan terbang perdana pada tahun 2025 atau 2026. Sementara produksi pertama harus diserahkan ke AU Turki pada tahun 2030-an. Program TF-X diluncurkan pada Desember 2010, dengan tujuan mengembangkan pesawat tempur generasi kelima produksi dalam negeri. (Gilang Perdana)