Sandar di Tanjung Priok, Inilah Profil Kapal Tender Kapal Selam USS Frank Cable
|Jauh dari hiruk pikuk pemberitaan seputar alutsista, di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, saat ini sedang sandar kapal perang Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) yang tonasenya lumayan besar, namun dari segi pencitraan terasa kurang dikenal. Kapal yang dimaksud adalah USS Frank Cable (AS-40), dimana kehadirannya diumumkan oleh Dispen Koarmada1 pada 21 Juli 2022, dimana prajurit Batalyon Marinir Pertahanan Pangkalan (Yonmarhanlan) III dipercaya untuk melakukan proteksi dan pengamanan terkait kedatangan kapal perang dari jenis submarine suport tersebut.
Baca juga: AL Amerika Serikat Latihan Pengisian Torpedo ke Kapal Selam di Perairan Saipan
Meski bukan kapal perang yang dirancang berada di garis depan, USS Frank Cable punya peran yang strategis dalam mendukung pergerakan armada kapal selam nuklir AS. Kapal tender kapal selam – submarine tender dari Armada Ketujuh AL AS ini membawa bekal logistik, suku cadang perbaikan sampai munisi (reload torpedo) untuk asupan ke kapal selam yang sedang beroperasi nun jauh dari pangkalannya. Sebagai informasi, Guam adalah pangkalan utama USS Frank Cable.
USS Frank Cable adalah unit kedua dari submarine tender Emory S. Land Class, kapal ini dibangun oleh Lockheed Shipbuilding and Construction Company of Seattle di Washington. Kapal dengan bobot mati 23.000 ton panjang 198 meter dan lenar 26 meter ini diluncurkan pada 14 Januari 1978 dan resmi beroperasi pada 29 Oktober 1978.
Bekal ulang amunisi dan logistik menjadi kunci suksesnya sebuah peperangan, khususnya dalam kasus palagan yang berada jauh dari pangkalan aju. Meski sebuah kapal selam nuklir dapat berlayar terus-menerus dalam waktu lama, tapi pada satu waktu, bakal membutuhkan bekal ulang, dalam hal ini termasuk amunisi seperti torpedo dan rudal anti kapal.
Baca juga: Type 926 (Dalao Class) – Inilah Kapal Tender/Penyelamat Armada Kapal Selam Cina
USS Frank Cable ditenagai dua mesin gas turbin yang punya kekuatan 20.000 shp (14.914 kW). Kecepatan maksimum kapal ini 22 knots, dari aspek persenjataan, USS Frank Cable dengan 1.200 awak dilengkapi dua pucuk kanon 40 mm dan empat pucuk kanon MK38 kaliber 20 mm. (Gilang Perdana)
@periskop : Setuju…
Akan tetapi pada kenyataannya pada kesempatan latgab kaprang kita selelu diekspose ketika latihan menerima pembekalan ulang dari kaprang luar.
Itu lebih disebabkan kaprang kita kebanyakan bertonase kecil / selain LPD dan juga durasi manuver kaprang kita menjalankan doktrin bertahan.
Oleh sebab itu jumlah kaprang kita lebih banyak bertonase kecil, karena sebagian pendapat dengan kaprang tonase kecil dapat dijadikan juga untuk kapal patroli lalu return to base dan digantikan oleh kaprang lain secara bergiliran.
Jumlah torpedo dan rudal kita jauh dari ideal, lalu apanya yang harus di suplay kecuali BBM dan keperluan pangan?
Kaprang seperti Martadinata Class (Light Frigate) hanya difungsikan untuk tingkatan medium keatas, lalu ChangBogo kita karena faktor baterainya mempengaruhi kinerjanya untuk durasi didalam air…
Intinya mungkin jika urgentiasnya sudah mengarah memiliki heavy fregate mungkin lebih masuk akal, karena menyangkut aset negara yang lebih besar.
@Wk
meskipun bukan untuk ekspansi tapi kapal semacam itu mutlak diperlukan, biar seluruh wilayah indonesia bisa tercover maksimal + bisa menutupi kekurangan armada
Negara dengan ekspansi yang tinggi pasti memerlukan kapal khusus pembekalan.
Kalau kita?