Saat Menjadi Pesawat Tanker, Inilah Kemampuan A400M Atlas
|Meski masih menanti adanya kontak efektif, kabar seputar pengadaan dua unit pesawat angkut berat Airbus A400M Atlas kembali mengemuka, dari rumor yang berkembang, spesifikasi yang diinginkan dari Indonesia adalah A400M dengan kemampuan plus sebagai pesawat tanker. A400M memang dapat dikonfigurasi sebagai pesawat tanker dan itu juga sudah dilakoni oleh Negeri Jiran Malaysia yang untuk misi tertentu mengubah A400M sebagai pesawat tanker.
Baca juga: Geser Indonesia, Kazakhstan Jadi Negara Kesembilan Pengguna Airbus A400M Atlas
Sebagai informasi, saat menjalankan peran sebagai pesawat tanker, Airbus A400M dapat dikonfigurasi untuk membawa 50,8 ton bahan bakar. Penempatan payload bahan bakar berada pada kedua sayap dan centre wing box. Hebatnya konfigurasi tanker pada pesawat turboprop ini tidak menggunakan kapasitas yang ada di ruang kargo. Dua tangki kargo tambahan juga dapat dipasang, masing-masing memberikan tambahan 5,7 ton bahan bakar.
Bahan bakar yang dibawa dalam tangki ekstra tersebut memiliki ‘sifat’ yang berbeda dengan bahan bakar di tangki utama, memungkinkan bagi A400M untuk memenuhi kebutuhan berbagai jenis pesawat penerima.
Namun, perlu dicatat, teknik pengisian bahan bakar yang dapat dijaankan oleh A400M adalah menggunakan probe and drogue, sehingga ideal nantinya sebagai penerus KC-130B Hercules Skadron Udara 32 TNI AU, yang dapat menyusui jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30, Hawk 209 dan nantinya Dassault Rafale.
Tapi sebaliknya, sebagai pesawat tanker A400M tidak dapat menyusui jet tempur TNI AU seperti F-16 Fighting Falcon dan nantinya F-15 Eagle yang menganut teknik hose dalam proses air refueling.
Baca juga: Airbus A400M Sukses Uji ‘Wet Refueling’ dengan Helikopter SAR Tempur H225M Caracal
Sertifikasi terbaru untuk air refueling pada A400M yakni konektivitasnya dengan helikopter SAR Tempur H225M Caracal. Sebelum dengan A400M, air refueling antara H225M Caracal oleh AU Perancis dilakukan menggunakan pesawat tanker KC-130J Hercules. Untuk lini jet tempur NATO, beberapa pesawat tempur yang kerap disusui A400M adalah Rafale, Super Hornet, Panavia Tornado dan Eurofighter Typhoon. (Bayu Pamungkas)
Klaim ADS tentang kemampuan pengisian bahan bakar di udara oleh A400M merupakan suatu fakta yang tidak dapat dibantah, namun pesawat yang mengadopsi high wing dengan T tail ini hanya mampu melakukan pengisian avtur menggunakan metode hose and drogue yang cocok bagi pesawat tempur seperti Rafale, F-18 Hornet, Sukhoi Su-27/Su-30.
Indonesia juga mengoperasikan pesawat tempur F-16 yang memerlukan metode boom untuk pengisian avtur JP8 yang sejauh ini belum dapat dipenuhi oleh A400M.
Kita sedang mempertimbangkan pembelian 2 unit A400M
Kementerian Pertahanan dan Airbus Defence and Space (ADS) sejak beberapa bulan silam telah terlibat dalam diskusi intensif untuk membahas rencana akuisisi dua unit pesawat angkut A400M. Rencana pembelian pesawat angkut yang memiliki payload 37 ton ini mungkin akan satu paket dengan pengadaan pesawat A330 bekas yang akan direkonfigurasi menjadi Airbus Corporate Jet.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) telah menyetujui alokasi senilai US$ 700 juta bagi Kemenhan untuk akusisi pesawat Multirole Transport Tanker (MRTT) dan dukungannya. Sehingga apabila kontrak pembelian dua A400M ditandatangani bulan ini, Kemenhan tidak perlu meminta pengajuan anggaran lagi kepada Kemenkeu seperti dalam kasus kontrak 36 pesawat tempur Rafale asal Prancis, enam fregat kelas FREMM dan dua fregat kelas Maestrale dari Italia.
Sejak 2019 banyak pihak di Indonesia berasumsi kebutuhan Kemenhan untuk pesawat MRTT akan menghadapkan A300 MRTT buatan ADS dengan KC-46A produksi Boeing Defense, Space and Security. Kedua rival pun telah melakukan berbagai lobi agar pesawat sayap tetap produksi mereka menjadi pilihan Indonesia untuk memenuhi kebutuhan pesawat angkut sekaligus mempunyai kemampuan melakukan pengisian udara ke udara.
Berapa nilai valuasi offset yang akan didapatkan oleh Indonesia dari rencana akuisisi dua A400M tergantung pada kesepakatan antara ADS dan beberapa industri pertahanan Indonesia. Menurut informasi dari pihak-pihak terkait, PT Dirgantara Indonesia mengusulkan autonomous right CN235 dan pemutakhiran technical data package NC212 kepada ADS. Apabila pabrikan Eropa itu setuju dengan autonomous right CN235, maka industri yang didirikan oleh almarhum mantan Preside RI B.J. Habibie ini dapat memproduksi semua komponen CN235 di Bandung tanpa harus menunggu pasokan dari ADS.
Apakah Kemenhan akan menandatangani kontrak akuisisi dua A400M dalam waktu dekat? Terdapat target awal bahwa kontrak dengan ADS akan ditandatangani pada pekan pertama Oktober 2021. Apabila kontrak itu telah ditandatangani, nasibnya akan ditentukan oleh dua faktor yaitu ketersediaan RMP dan kesepakatan offset.
Sumber dari lapak sebelah…
susu ibu
Kayaknya Bung TN salah b daun mana jangkauan mana radius operasi udara. Masak F-16 lebih jauh dari Rafale??