RV-02 – Radar Pendeteksi Target Stealth Produksi Dalam Negeri Vietnam, Bukan Prototipe!

Dalam aspek industri dirgantara, Indonesia boleh dibilang berada di atas Vietnam, hal tersebut dibuktikan dengan Vietnam yang mengimpor pesawat angkut ringan NC-212i produksi PT Dirgantara Indonesia. Namun, bagaimana dengan aspek teknologi lainnya, sebut saja di sektor adopsi radar miiter. Kita kerap mendengar bahwa perusahaan BUMN di Indonesia telah berhasil membuat prototipe radar militer, seperti radar GCI atau Ground Control Intercept.

Baca juga: Presiden Joko Widodo Tinjau Portofolio Pengembangan Produk PT Len Industri, Termasuk Radar GCI

Tidak kalah memang, namun yang dibuat di Indonesia masih sebatas prototipe, yang artinya radar belum dioperasikan secara penuh sebagai aset yang digunakan satuan militer.

Sebaliknya, Vietnam lewat alih teknologi kini sudah berhasil membuat dan mengoperasikan radar intai canggih yang memang telah digunakan oleh satuan militer. Yang menjadi pertanyaan, radar apakah yang mampu dibuat oleh Vietnam? dan dari negara mana alih teknologinya didapat?

Yang dimaksud disini adalah radar intai jarak menengah RV-02 yang dibangun oleh Institute of Military Engineering Non – Air Force. RV-02 tentu tak lahir begitu saja, pasalnya RV-02 dirancang berdasarkan pengembangan varian radar RV-01, yang merupakan hasil kerja sama dengan Belarusia. Seperti diketahui, sebelumnya Vietnam adalah pengguna radar Vostok E buatan KB Radar JSC, Belaruia. Radar Vostok E inilah yang dipercaya sebagai acuan Vietnam dalam pengembangan radar seri RV, lantara mengadopsi teknologi yang serupa.

Komponen sistem radar RV-02 terdiri dari Antenna System, System transceiver signal, System process digitized signals, system displays information dan control system. Sistem RV-02 mengintegrasikan perangkat pada dua kendaraan terpisah yang dirancang untuk memastikan mobilitas. Yang menarik, dari tampilan, RV-02 mengadopsi antena rig yang memiliki lebar 21,6 meter dengan 28 channel yang dirancang dan diproses dengan teknologi canggih untuk memastikan mendeteksi target pada jarak ratusan kilometer jauhnya di medan dan kondisi cuaca yang berbeda. Militer Vietnam mengklaim bahwa RV-02 punya kemampuan anti-interferensi positif, serta anti-jamming negatif yang meningkat tajam.

Ketinggian antena rig RV-02 yakni 11 meter dari permukaan tanah, yang memastikan sistem dapat ‘memadatkan’ target udara terbaik dalam jarak deteksi sejauh 360 kilometer. Namun dengan kecepatan putaran 6 siklus/menit, sistem bodi, alas radar dirancang dengan kriteria khusus. RV-02 dengan dukugan sistem hidrolik kontrol otomatis, hanya membutuhkan waktu deployment di satu lokasi di kisaran waktu 10-15 menit, jauh lebih baik dari pada sistem sebelumnya yang membutuhkan waktu deployment 45 menit – 1 jam.

Pengoperasian RV-02 dirancang sederhana dan efektif. Pihak pengembang mengklaim bahwa sistem radar RV-02 dapat mendeteksi sasaran dengan reflektif kecil atau mampu mendeteksi sasaran berupa pesawat tempur stealth sekalipun.

Baca juga: PT Len Industri Targetkan Pasok Radar Ground Control Intercept untuk TNI AU

Nah, dengan melihat apa yang telah dilakukan oleh Vietnam, rasanya patut dicontoh oleh Indonesia, dimana rancangan litbang tidak hanya mentok pada pembuatan prototipe, melainkan harus terus dikembangan, disempurnakan dan pada akhirnya benar-benar diakuisisi alias digunakan oleh satuan militer terkait. (Gilang Perdana)

12 Comments