Presiden Joko Widodo Tinjau Portofolio Pengembangan Produk PT Len Industri, Termasuk Radar GCI

Dalam peresmian DEFEND ID, Presiden RI, Joko Widodo meninjau langsung produk-produk holding DEFEND ID sesaat sebelum meluncurkan brand baru BUMN Industri Pertahanan (Indhan), DEFEND ID, di Surabaya (20/4/2022).

Baca juga: Presiden Joko Widodo Luncurkan Kapal Cepat Rudal 60M keenam – KRI Panah 626

PT Len Industri (Persero) selaku holding DEFEND ID diwakili oleh Direktur Teknologi Tazar Marta Kurniawan dalam kesempatan tersebut menyampaikan portofolio Len dalam pengembangan produk Combat System Kapal Perang, Tactical Data Link, hingga hasil Litbangyasa (penelitian, pengembangan, rekayasa) Radar GCI (Ground Control Intercept) buatan anak bangsa.

Litbangyasa Radar GCI, Calon Pengawal Wilayah Udara NKRI
Sebagai salah satu Prioritas Riset Nasional dan Program Prioritas Industri Pertahanan Nasional, Kegiatan Litbangyasa Radar GCI dilaksanakan oleh PT Len Industri (Persero) bersama dengan PT LAPI ITB, PT Radar Telekomunikasi Indonesia (RTI) dan PT Infoglobal Teknologi Semesta (ITS) yang bergabung dalam KSO Litbangyasa Radar GCI dan didukung oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertahanan.

Kegiatan Pengembangan Radar GCI dimulai sejak tahun 2021 dan ditargetkan selesai pada tahun 2024.

Radar GCI merupakan salah satu alutsista utama yang digunakan dalam mempertahankan wilayah kedirgantaraan NKRI. Ketika beroperasi, pengontrol radar GCI dapat memberikan pengarahan dan pengawalan terhadap pesawat tempur dalam melakukan pencegatan atau interception..

Dengan kemampuan tersebut, radar GCI mempunyai peran krusial dalam membangun Network Centric Warfare (NCW), sebuah doktrin peperangan yang berbasis pada konektivitas jaringan komunikasi dan data secara real time dari markas ke unit-unit tempur dan sebaliknya.

Tactical Data Link, Penghubung Antar Matra TNI
Tactical Data Link (TDL) merupakan alat komunikasi data antar alutsista yang memungkinkan setiap alutsista untuk bertukar data taktis yang saling terintegrasi, sehingga meningkatkan kesadaran situasi (situation awareness) dan efisiensi koordinasi antar alutsista.

Link ID merupakan TDL yang dikembangkan oleh PT Len Industri. Link ID memiliki fungsi untuk mengirimkan data taktis berupa target posisi kawan/lawan, perintah, foto, teks dari unit taktis (alutsista) ke Pusat Komando Kendali (Puskodal) atau sebaliknya, serta pengiriman data taktis antar alutsista.

Perangkat TDL di pesawat intai maritim Boeing 737 Skadron Udara 5 TNI AU (PT Len Industri)

Link ID sudah digunakan dalam program Communication Tactical Data Link System (CTDLS) TNI AU. Program tersebut merupakan kegiatan TNI AU dalam mengimplementasikan Network Centric Warfare (NCW) sejak tahun 2015 dan tahun 2019 dengan integrasi Link ID ke 3 unit pesawat patroli maritim, 4 Puskodal, serta 15 unit base station (BTS).

Kegiatan CTDLS Tahap 3 akan dilakukan di renstra 2020-2024 untuk diterapkan di beberapa unit pesawat dan BTS.

Link ID juga sudah digunakan dalam program Link TNI AL. PT Len Industri bekerja sama dengan PT PAL Indonesia menggelar Link ID pada 4 unit KCR-60. Dengan tergelarnya Link ID, maka KCR-60 mampu untuk interoperable dengan sistem CTDLS TNI AU.

Combat System Kapal Perang atau CMS (Combat Management System)
Combat Management System (CMS) merupakan sistem komputer pengendali misi kapal kombatan yang mengintegrasikan sensor dan senjata yang terpasang di kapal menjadi kesatuan Combat System yang terintegrasi.

CMS biasanya terpasang di ruangan Pusat Informasi Tempur (PIT) atau Combat Information Center (CIC) dan menjadi wahana utama operasional kapal kombatan di bawah seorang komandan sebagai pemegang komando utama.

CMS memfasilitasi operasional kapal kombatan yang terintegrasi meliputi, pertama, pengawasan, pengintaian, deteksi dan klasifikasi sasaran menggunakan sensor kapal dan tactical data link. Kedua, pelumpuhan dan penangkisan ancaman menggunakan senjata kapal. Ketiga, melakukan fungsi pendukung keputusan taktis seperti manuver navigasi kapal dan taktis peperangan, evaluasi ancaman, dan sebagainya.

Selain pengembangan mandiri, PT Len Industri juga menjadi key industrial partner Thales Nederland untuk joint-development CMS Tacticos sejak tahun 2013, baik untuk kegiatan di dalam negeri maupun kegiatan di luar negeri seperti di Oman dan Libanon dalam mengintegrasikan CMS Thales.

Baca juga: Thales dan PT Len Raih Kontrak Upgrade KRI Usman Harun 359, Kemampuan Bakal Setara Frigat Martadinata Class

PT Len Industri telah mengembangkan CMS dalam negeri yang sudah tergelar sejak tahun 2010 di KRI Yos Sudarso (YOS, Frigate), KRI Oswald Siahaan (OWA, Frigate), Abdul Halim Perdanakusuma (AHP, Frigate), KRI Mandau (KCR), KRI Rencong (KCR), KRI Singa (KCT) dan KRI Ajak (KCT), KRI Ahmad Yani (AMY, Frigate), hingga KRI Ajak (KCT), serta KRI Usman Harun (MRLF) yang masih dalam proses modernisasi.

2 Comments