Update Drone KamikazeKlik di Atas

Rusia: “Tujuh Rudal Storm Shadow Berhasil Ditembak Jatuh dalam Satu Hari”

Serangan rudal jelajah Storm Shadow ke wilayah yang dikuasai Rusia telah menjadi perhatian internasional. Selain menjadi momen pertama penggunaan Storm Shadow dalam laga perang Ukraina, menarik perhatian bahwa ada dugaan rudal jelajah ‘sumbangan’ Inggris itu diluncurkan dari pesawat tempur atau pembom tempur Ukraina yang tidak berstandar NATO.

Baca juga: Menyisakan Tanda Tanya, Rudal Jelajah Storm Shadow Akhirnya Beraksi di Perang Ukraina

Dan terkait serangan Storm Shadow di Luhansk, wilayah timur Ukraina pada 12 Mei 2023, telah mendapat respon dari Moskow. Seperti dikutip dari Ria Novosti – ria.ru (16/3/2023), Kementerian Pertahanan Rusia telah mengeluarkan rilis resmi terkait keberhasilan sistem pertahanan udara (hanud) Rusia yang berhasil mencegat tujuh rudal Storm Shadow dalam satu hari.

Dalam pernyataan selengkapnya, Kementerian Pertahanan Rusia telah menembak jatuh tujuh rudal Storm Shadow, tujuh roket M142 High Mobility Artillery Rocket System (HIMARS) dan 22 drone Ukraina dalam beberapa hari terakhir.

“Pada siang hari, sistem hanud kami berhasil mencegat tujuh rudal jelajah jarak jauh Storm Shadow, tiga rudal anti radar HARM, dan tujuh roket HIMARS. Selain itu, 22 drone dihancurkan di area pemukiman Ivanovka dan Evgenovka di Republik Rakyat Donetsk, Topolevka, Republik Rakyat Lugansk, Inzhenernoe, Blagoveshchenka, Oblast Zaporozhye dan Krynki, Oblast Kherson,” kata laporan itu.

Sejauh ini belum ada informasi tentang jenis senjata hanud yang digunakan Rusia untuk menjatuhkan rudal Storm Shadow yang per unitnya berharga US$3,19 juta. Namun, ini bukan pertama kali sistem senjata buatan Rusia berhasil menembak jatuh Storm Shadow.

Pesawat tempur dapat melepaskan Storm Shadow pada jarak 180 mil (290 km) dari sasaran. Setelah meluncur, rudal selanjutnya akan terbang rendah mengikuti kontur bumi dengan identifikasi posisi menggunakan GPS (Global Positioning System). Saat mendekat lokasi sasaran, rudal akan melesat tinggi untuk identifikasi akhir sasaran, di tahap akhir ini yang berperan adalah infrared node cone camera atau thermographic camera (Infrared homing).

Kilas balik ke tahun 2018, Amerika Serikat, Perancis dan Inggis melakukan serangan berpresisi ke beberapa pusat penelitian senjata kimia di Suriah pada 14 April 2018. Seperti banyak dipublikasi, Perancis dan Inggris dalam serangan tersebut meluncurkan rudal Storm Shadow, sementara AS meluncurkan rudal jelajah Tomahawk.

Sisa dari engine rudal jelajah Tomahawk.

Klaim kesuksesan serangan pun dikumandangkan AS dan sekutunya kala itu, namun, Kementerian Pertahanan Rusia dalam gelar konferensi pers mampu mematahkan klaim AS dan sekutunya. Secara garis besar apa yang dikemukakan pihak Kremlin berbanding terbalik dengan statement AS dan NATO.

Militer AS menyebut bahwa dari total 105 rudal jelajah yang dimuntahkan dari udara dan kapal permukaan, sontak semuanya sukses mengenai sasaran terpilih. Guna menunjang pernyataan, AS pun menyertakan bukti berupa foto lokasi riset sebelum dan sesudah dihancurkan oleh rudal jelajah.

Tapi Rusia punya versi tersendiri, Kolonel Sergei Rudskoy, Head of the General Staff’s Operational Directorate menyebutkan bahwa sebenarnya hanya 22 rudal jelajah yang menghantam sasaran pada serangan 14 April 2018. Rudskoy pun memperlihatkan puing dari elemen rudal Storm Shadow dalam konferensi pers.

Plat dari sisa rudal Storm Shadow yang memperlihatkan lubang akibat proyektil kanon hanud.

Kolonel Sergei Rudskoy mengatakan bahwa sistem hanud Suriah menembak jatuh 66 rudal jelajah, dan sisanya rudal jatuh karena masalah teknis. Di antara yang jatuh karena masalah teknis, termasuk dua unit Tomahawk dan rudal jelajah lain, yang kemudian dibawa ke Moskow.

Dalam keterangannya kepada media, Sergei Rudskoy membenarkan bahwa ketiga situs di Suriah yang disasar oleh AS telah diserang. Lagi-lagi berbeda dengan paparan dari foto satelit versi Washington, analis Rusia menyebut bahwa kerusakan akibat rudal di ketiga lokasi tersebut tidak seperah yang disebutkan.

Baca juga: Eurofighter Typhoon Inggris dengan “Storm Shadow” Gempur Basis ISIS di Irak Utara

Pejabat Kementerian Pertahanan Rusia Mayor Jenderal Igor Konashenkov pada 16 April 2018 menyebut bahwa militer Suriah menggunakan kombinasi rudal hanud S-200, S-125, Osa, Kvadart, Buk, dan Strela untuk menangkis serangan rudal jelajah dari AS dan sekutunya. (Haryo Adjie)

10 Comments