Update Drone KamikazeKlik di Atas

Rusia Tingkatkan Kemampuan ‘Krasnopol’, Munisi Howitzer Berpemadu Laser di Laga Perang Ukraina

Dari begitu banyak segmen alutsista yang digunakan dalam perang Rusia versus Ukraina, tak bisa dikesampingkan adalah penggunaan artileri medan (armed) jenis howitzer. Dan dari ajang Milex 2023 di Minsk, Belarusia, Kementerian Pertahanan Rusia mengungkapkan telah meningkatkan kemampuan munisi artileri berpemandu, yang salah satunya adalah jenis Krasnopol.

Baca juga: Jerman Kirim Munisi Berpemandu Vulcano 155mm ke Ukraina, Bagian dari Self Propelled Howitzer PzH 2000

Krasnopol adalah munisi artileri berpemandu laser yang menjadi andalan Rusia. Munisi ini dirancang untuk menyerang tank, kendaraan lapis baja, bangunan, bunker dan berbagai benteng perkubuan lawan.

Krasnopol dikembangkan oleh Instrument Design Bureau of Tula pada akhir 1970-an dan produksi dimulai pada tahun 1986. Awalnya Krasnopol digunakan oleh sistem artileri Soviet 152 mm, seperti howitzer medan 2A65 Msta-B dan self propelled howitzer 2S19 Msta-S. Selain itu, Krasnopol juga dapat dilepaskan dari howitzer lawas, D-20.

Secara teknologi, Krasnopol menggunakan panduan inersia di tengah lintasannya untuk mempertahankan busur balistiknya. Baru kemudian pada fase terminal beralih menggunakan homing laser semi-aktif. Krasnopol disebut membutuhkan penunjuk laser eksternal (external laser designators). Target harus ‘diterangi’ dengan penunjuk laser untuk mencapai serangan yang akurat.

Setelah sinyal laser terdeteksi, sistem panduan onboard akan mengarahkan munisi ke target. Versi dasar Krasnopol disebut memiliki probabilitas hit 70-80 persen. Munisi Krasnopol mengaktifkan mekanisme kendalinya pada jarak 2,5 km dari sasarannya. Target harus diterangi selama 5 sampai 12 detik.

Penggunaan munisi berpemandu semacam itu mengurangi kerusakan pada pasukan sahabat dan berbagai bangunan sipil. Krasnopol juga efektif melawan target bergerak, selama kecepatannya tidak melebihi 36 km per jam.

Berat proyektil Krasnopol mencapai 50,8 kg, dengan hulu ledak berbobot 20,5 kg dan mengandung bahan peledak 6,4 kg. Versi dasar memiliki muatan terpisah, yang dipasang ke hulu ledak sebelum ditembakkan.

Pada tahun 1996, dirilis Krasnopol-155 versi ekspor, yang dapat digunakan oleh berbagai howitzer 155 mm. Sementara, Krasnopol-M (juga disebut sebagai KM-1) adalah versi Rusia 152 mm yang lebih baik. Munisi ini memiliki jangkauan 25 km dan probabilitas hit 80-90 persen. Peluru berpemandu ini berbobot 45 kg dan mengandung 10 kg bahan peledak.

Yang terbaru, dari hasil pengembangan di tahun 2006, dirilis Krasnopol-M2 (juga disebut sebagai KM-1M atau KM-2) adalah versi ekspor 155 mm yang lebih ditingkatkan. Munisi ini memiliki jangkauan 25 km dan probabilitas hit 80 persen terhadap target diam dan 75 persen terhadap target bergerak.

Krasnopol pertama kali digunakan selama perang Rusia di Chechnya, termasuk kemudian di sejumlah konflik militer, seperti di Ukraina dan Suriah. Lantaran termasuk golongan munisi berpresisi, maka harga Krasnopol tidak murah, kabarnya harga per munisi mencapai US$35.000, namun military-today.com menyebut harga tersebut jauh lebih murah daripada biaya satu munisi berpemandu GPS produksi Excalibur.

Krasnopol telah diekspor ke Cina dan India. Portal military-today.com menyebut India memperoleh total 3.000 munisi Krasnopol yang dikirim antara tahun 1999 dan 2002. Cina juga memperoleh setidaknya 1.000 munisi antara tahun 1999 dan 2000, serta lisensi produksinya.

Baca juga: Korea Selatan Pasok Munisi Artileri ke Kanada untuk Howitzer M777 di Ukraina

Uniknya, pada tahun 2001 Ukraina juga mengembangkan versi asli dari Krasnopol, yang disebut Kvitnik. Pada tahun 2012 secara resmi diadopsi oleh Angkatan Bersenjata Ukraina dan produksi massal dimulai pada tahun 2013. (Gilang Perdana)

3 Comments