Jerman Kirim Munisi Berpemandu Vulcano 155mm ke Ukraina, Bagian dari Self Propelled Howitzer PzH 2000
|Kilas balik ke bulan April lalu, dikabaran dua negara NATO, yakni Belanda dan Jerman akan mengirimkan bantuan persenjataan artileri berat ke Ukraina. Yang dimaksud adalah Self Propelled Howitzer PzH 2000 yang akan dikirim dari Belanda, sementara munisi dan pelatihannya akan disiapkan oleh Jerman. Dan melanjutkan kabar pengiriman PzH 2000 ke Ukraina, ada informasi bahwa munisi yang dibekali untuk PzH 2000 adalah jenis Vulcano precision-guided artillery shells kaliber 155 mm.
Nama Vulcano terasa asing bagi netizen, dikutip dari publikasi Jerman Welt am Sonntag, disebutkan Pemerintah Jerman telah memberi persetujuan penjualan 255 munisi artileri berpemandu Vulcano 155 mm berpresisi tinggi ke Ukraina. Meski begitu, belum ada tanggal pasti pengiriman yang ditetapkan. Sebagai informai, munisi Vulcano adalah buatan perusahaan Jerman (Diehl Defence) dan Italia (Leonardo).
Vulcano 155mm adalah keluarga munisi subkaliber untuk sistem artileri darat 155 mm, jenis proyektilnya terdiri dari munisi tanpa pemandu yang disebut BER (Balistic Extended Range) dan proyektil berpemandu yang disebut GLR (Guided Long Range). Garis besar munisi Vulcano hampir identik dengan munisi konvensional, yang memungkinkannya ditangani tanpa beban logistik tambahan.
Vulcano 155 GLR dipersiapkan untuk dukungan tembakan jarak jauh, akurasi tinggi terhadap target titik diam dan bergerak dengan kemungkinan kerusakan kolateral yang jauh berkurang. Dirancang dengan aerodinamika yang luar biasa, ditambah dengan panduan GPS dan kemampuan membentuk lintasan, memungkinkan Vulcano 155 GLR untuk mencapai jangkauan maksimal 70 km sambil menjaga akurasi ekstrim kurang dari 5 meter dalam semua rentang operasional.
Munisi Vulcano 155 GLR diisi dengan bahan peledak IM (Insensitive munitions) dan terbuat dari cincin tungsten khusus yang memungkinkan efektivitas sangat tinggi terhadap target yang lunak dan terlindungi dengan ringan; pemicu detonasi dihasilkan oleh sekering yang dapat diprogram oleh frekuensi radio yang mampu melakukan berbagai fungsi, seperti dampak altimetrik, sesaat, dan tertunda.
Ketika sekering frekuensi radio diganti dengan sensor Semi-Active Laser (SAL) khusus, munisi juga dapat secara efektif menyerang target yang ditentukan laser (diperlukan pengamat ke depan), diam dan bergerak, dengan presisi yang lebih ditingkatkan sehubungan dengan panduan GPS murni.
Selain itu, dimungkinan memprogram sudut serangan akhir proyektil hingga 90 derajat (yaitu, jatuh vertikal) terhadap target yang memungkinkan maksimalisasi efektivitas hulu ledak dan akurasi panduan, serta meminimalkan kemungkinan deteksi arah datangnya proyektil oleh radar lawan.
Munisi Vulcano 155, baik jenis BER dan GLR, telah memenuhi syarat menurut STANAG yang relevan di bawah pengawasan bersama Kementerian Pertahanan Italia dan Jerman.
Baca juga: Tingkatkan Daya Gempur SPH PzH 2000, Jerman Kirim COBRA Weapon Location Radar ke Ukraina
Masih terkait pengiriman persenjataan artileri ke Ukraina, Jerman dikabarkan juga mempersiapkan pengiriman radar kontra artileri COBRA (weapon location radar) dan sistem pertahanan udara IRIS-T. (Bayu Pamungkas)
Sudah lah makin berlarut” perang ini bakalan berlangsung.
BTW ada kabar kah tentang frigate Indonesia kok kemarin yg katanya mau first cuting kok jadi diundur serta kabar tentang program NCW TNI kok gak kedengaran lagi ya…