Rusia Kerahkan MiG-29 Fulcrum Ke Libya, Inilah Alasan Teknisnya
|Setelah bertolak dari Lanud Khmeimin, Suriah, dan tampil tanpa identitas negara, kelompok terbang jet tempur asal Rusia yang terdiri dari sebagian besar MiG-29 Fulcrum, Sukhoi Su-24 dan Su-34 telah tiba di Libya, demikian informasi yang diwartakan US Africa Command lewat akun Twiter pada 26 Mei lalu. Bahkan airrecognation.com (31/5/2020), kelompok terbang yang terdiri dari 14 pesawat tempur ternyata bukan yang terakhir, masih ada batch kedua MiG-29 Rusia yang dikirim dari Suriah.
Baca juga: Masuki Ruang Udara Suriah, F-16 Turki Dicegat Dua Sukhoi Su-35 Rusia
Seperti telah banyak dikupas di berbagai media, keterlibatan unsur militer Rusia dalam Perang Sipil di Libya dalam rangka mendukung kelompok bersenjata pimpinan Jenderal Khalifa Haftar, seorang loyalis Muammar Qadafi. Pasukan bersenjata Jenderal Khalifa Haftar dikenal sebagai Libyan National Army (LNA) yang juga didukung Uni Emirat Arab, Mesir dan Arab Saudi. Sementara rivalnya adalah Government National Accord (GNA) pimpinan Faisal Saraj yang didukung Turki.
Kembali seputar jet tempur yang dikirim Rusia ke Libya, dalam beberapa hari ini menjadi pertanyaan bagi netizen, mengapa Rusia mengirim MiG-29 Fulcrum ke Libya? Yang notabene bukan lagi andalan Rusia di garis depan, bahkan prestasi MiG-29 di laga pertempuran sejatinya tidak terlalu menonjol.
Rupanya ada sisi lain yang mungkin menarik bagi Rusia untuk menugaskan jet tempur generasi keempat ini. Tak lain adalah kemampuan MiG-29 untuk lepas landas dan mendarat di landasan yang tidak terlalu baik (un-prepared airstrip to take off). Sebagai pesawat bermesin jet, potensi bahaya yang sangat besar adalah air intake kemasukan obyek asing atau material berbahaya – FOD (Foreign Object Debris) yang dapat merusak mesin. Nah, untuk urusan yang satu ini, rupanya MiG-29 terbilang jet tempur yang ‘bandel.’
MiG-29 mengadopsi dengan dua set engine air inlets. Ketika lubang masuk di bawah sayap ditutup (untuk mencegah kerusakan mesin dari benda asing) menggunakan FOD screen, maka lubang masuk udara di atas (inlets on top) yang akan terbuka. Hal ini memungkinkan mesin tetap mendapatkan pasokan udara yang dibutuhkan. Penggunaan FOD screen tentu saja diputuskan pilot secara manual jika melihat area landasan yang berpotensi adanya material berbahaya yang bisa terhisap ke mesin jet.
Dalam konteks penugasan di Libya, fitur FOD screen menjadi begitu penting bagi MiG-29, pasalnya Libya dengan iklim gurun, acap kali mendapat terjangan angin kencang dan badai pasir. Walau fitur ini memberi keunggulan mobilitas pada MiG-29, namun adanya FOD screen rupanya berimbas pada sistem aliran udara yang lebih kompleks, dimana ada ruang yang idealnya bisa digunakan untuk tangki bahan bakar, namun karena terpakai untuk fitur FOD.
Secara keseluruhan, fitur FOD screen justru bisa menghambat jangkauan MiG-29. Melihat plus minus FOD screen, fitur ini kemudian tidak hadir di jet tempur Sukhoi Su-27/Su-30.
Baca juga: Mahathir Mohamad: F/A-18D Hornet Hanya ‘Bebas’ Diterbangkan Saat Parade Udara
Dalam suatu kasus, AU Malaysia yang pernah mengoperasikan MiG-29 Fulcrum punya kisah tersendiri, dimana suatu waktu MiG-29 dapat lepas landas dari Bandara Kuantan yang landasannya penuh FOD. Sebaliknya jet tempur F/A-18D Hornet Malaysia tak bisa langsung lepas landas, pasalnya diperlukan waktu seharian untuk membersihkan landasan dari FOD sebelum Hornet dapat mengudara. (Gilang Perdana)
Bagusan Tucano…..
ini pesawat yg di buat mainan f16 dan f15 di Perang Yugoslavia, 6 Mig29 di tembak jatuh
Oooo…jet tempur AS yg ditembak jatuh di serbia dng rudal jadul Rusia itu ya dek lintah. Yg F-117 nya mendapat jackpot dibuat nyungsep dng rudal jadul itu jg kan dek….xicixicixicixicixi
Sejak itu F-117 AS dikenal dng tragedi siluman nyungsep ya dek lintah…xicixicixicixi
1 banding 1000 mbh, di suruh ngulangin lagi mana bisa mbh, 6 Mig29 nyungsep itu bagaimana Kronologinya mbh ?
Oya udah ketemu bapak loe apa belum mbh ?, xixixixixixixi
kebetulan saja karena sengaja dijebak mangkanya tak bisa diulangi lagi, sama jadulnya f117 rancangan tahun 1960-an dan buatan 1980-an, sdh pensiukan.
beda sama pantsir hancur bertubi tubi, senjata pertahanan tapi tak bisa mempertahankan dirinya sendiri, gitu mau mempertahankan yang lainnya.
F-22 & F-35 gak perlu dilawan malah nyungsep sendiri dek lintah…..xicixicixicixi
Su57 malah sudah jatuh loe mbh, mana masih uji coba terbang lagi, nanti kalau di buat perang bagaimana mbh ?, Mana Rusia belinya masih ketengan pula, itu bagaimana ceritanya mbh, xixizizk
Kalau pantsir mah, buat pajangan aja bro, kalau di buat perang udah berkali-kali jadi besi tua,
Bang rukismin itu f117 jatuh mah dihajar sam itupun karena bombbay lupa ditutup sementara mig daridulu cuma jadi sasaran target latihan pilot nato & israel.apelu apelu
Lha…. F-22 jg nyungsep waktu uji coba, pura2 nda baca ya dek lintah, dan kalo F-35 sudah bener julukannya joint strike tp buntutnya bukan Fighter dek lintah. F-35 joint strike Nyungsep, bareng F-22. Kejadian langka dek.
Dek rukismin https://nationalinterest.org/blog/buzz/why-russias-su-57-stealth-fighter-crashed-112906 ini juga crash crash ngesot mau bikin lagi gak ada duit colaps
Sdh jadi dek, malah sdh pesan baru 76 unit. Beeitamu kadaluwarsa dek. Lintah binti realplastik.
Justru yg licu ini dek. Sama lebah aja nyungsep
https://www.batamnews.co.id/berita-15427-pesawat-tercanggih-as-f22-raptor-dilumpuhkan-lebah–.html
Dedek ruskimim kalo ada sarang lebah dibersihkan dulu dong ah, kayak gak gak ngerti mesin jet aja kamu, eh tapi ruskymin gak punya mesin lain selain al31 jadi kurang canggih
Moral story :
Sebelum musuh mengkampanyekan superioritas udara di wilayah kita, kirimin dulu mereka badai pasir dari Parangtritis.
Maka, ntar tak satupun fighter gen 4,5 mereka yang pakai SABR/AESA dan AEW/C nya bisa terbang.
Jadi, superioritas udara bisa kita ambil duluan.
😂😁
fitur tidak berguna karena tidak automatis alias manual
Mig-29K India jatuh 2019 kemarin karena bird strike
Benar benar tidak berguna
Fitur ini hanya buat sebelum/saat take off dek..
Bukan saat manuver diudara, buktinya itu berguna di Fulcrum si malon..
😛
kalau berguna, fitur ini dipakai sukhoi dan pesawat lainnya bukan kah begitu sayang ? nyatanya tidak kan ?
MIG dan Sukhoi itu berbeda bung bukan satu maker… jelas ada alasan kenapa Mig-29 menggunakan ini, salah satunya karena pangsa pasar dan medan operasi di timur tengah yang berupa padang pasir sehingga untuk meningkatkan keselamatan di aplikasikanlah fitur ini…
Lalu kenapa tidak digunakan pada Sukhoi yang sama2 produk dari pabrikan Russia, jelas karena memang Sukhoi dan Mig itu berbeda, sehingga Sukhoi tidak menggunakan fitur ini…
Kalau anda sebut tidak berguna, jelas bergunalah bagi Mig-29, terbukti di artikel diatas menjadi salah satu alasan… kalau mengapa tidak digunakan pada pespur lain… apa pentingnya??? mau pakai atau tidak itu urusan masing2 pabrikan
betul tidak penting aleas tidak berguna akhirnya tidak laku laku
F35 usaf juga pernah jatoh nabrak burung,, berarrti f35 juga gk guna dong???
eh bener bener gk guna maksudnya :v
ada fitur ini nggak pesawat F-35 ?
Lu siapa..? Lbh hebat dari insinyur yg merancang MiG, ya?
kalau hebat kenapa tidak dipakai pesawat lain ?
hebat tapi tak berguna juga buat apa ?
Manual mas, pakai tombol dari kokpit.
Lha kalaunbird stike ya byk bos yg sudah jdi korban. Bukan hanya Mig+29
berarti kamu sudah cerdas kalau fitur ini tak berguna, banyak yang dikorbankan tangki BBM dan nambah biaya servis + part
Kalo mau komen mikir dulu bosqu wkwkw
Koreksi min. Di sukhoi juga ada. Cuma posisinya lbh didalam intake. Makanya gak keliatan. Kalau pas tertutup, udara masuk lewat kisi2 di bawah intake
kalo gak guna kenapa dikirim
aduuuhhh
karena tidak laku laku dikirim daripada nganggur
Opini yang cerdas!! Sampai-sampai tak terpikirkan oleh insinyur-insinyur rusia.
👍🏻👍🏻