Rusia Gunakan Forpost-M di Ukraina, Drone Tempur Buatan Israel yang Penjualannya Ditentang AS
|Dengan dalih ‘tak enak’ dengan Rusia, Israel sebisa mungkin tak menempatkan produk alustsista buatannya dalam Perang di Ukraina. Sebut saja penolakan Negeri Yahudi kala Amerika Serikat ingin menggelar sistem hanud Iron Dome di wilayah Ukraina (sebelum pecah perang). Namun, secara tak langsung, rupanya alutsista asal Israel ikut terseret dalam Perang di Ukraina.
Baca juga: Tak Enak dengan Rusia, Israel Tolak Penggelaran Iron Dome di Ukraina
Dari beragam postingan di media sosial, terbukti ada pelibatan drone tempur (UCAV) Forpost-M. Drone propeller ini diwartakan digunakan militer Rusia untuk kepentingan identifikasi posisi sasaran, sampai melepaskan bom berpemandu dengan presisi tinggi. Dari postingan akun Twitter OSINTtechnical, terlihat bahwa sebuah Forpost-M berhasil ditembak jatuh. Plat dengan label IAI (Israel Aerospace Industries) masih terlihat jelas pada bangkai drone yang dalam kondisi terbakar.
Bagi yang belum mengetahui, Forpost-M sudah diproduksi di Rusia berdasarkan lisensi dari Israel. Dirunut dari sejarahnya, Rusia membeli batch pertama drone buatan IAI pada April 2009, saat itu nilai akuisisi Searcher II (varian asli Forpost-M) mencapai US$54 juta, dalam paket tersebut mencakup drone BirdEye 400. Dan di akhir tahun 2019, Rusia kembali memesan 36 unit Searcher II dengan nilai US$100 juta.
A Russian licensed copy of the IAI Searcher known as Forpost was shot down in Zhytomyr region today. pic.twitter.com/kNcpvQR3o2
— OSINTtechnical (@Osinttechnical) March 11, 2022
Kemudian berlanjut ke kontrak pemesanan ketiga dengan nilai US$400 juta yang ditandatangani pada Oktober 2010. Pada kesepakatan terakhir, drone yang kemudian diberi label Forpost ini mulai dirakit di Rusia berdasarkan lisensi. Proyek pengerjaan dimulai pada awal 2012 dan pengiriman terakhir ke unit militer Rusia pada tahun 2014.
Melihat ada kerja sama antara Rusia dan Israel, rupanya membuat Amerika Serikat geram. Beberapa langkah kemudian dijalankan Washington untuk menggagalkan kontrak akuisisi drone ini. Serangan drone buatan Israel di wilayah Suriah pada 17 Juli 2016 diyakini dilakukan oleh Searcher II yang dioperasikan Rusia. Dengan dasar tersebut, semakin memantapkan penghentian penjualan sistem senjata dari Israel ke Rusia.
Tel Aviv rupanya tak sepakat dengan langah AS, lobi oposisi pada parlemen AS pun dilakukan pihak Yahudi yang tak mau kehilangan order dari Rusia. Namun keputusan Washington tegas menolak dengan dalih potensi jatuhnya drone ke tangan militan ISIS di Suriah.
Baca juga: Searcher UAV, ‘Sosok’ Terlupakan di Balik Operasi Pembebasan Sandera Mependuma
Dari spesifikasi, Forpost-M ditenagai mesin 4 stroke Limbach L550, 35 kW (47 hp) dan dapat terbang dengan kecepatan maksimum 204 km per jam. Drone ini dapat terbang sejauh 150 km (Line of Sight) pada ketinggian 6.100 meter. Soal payload senjata yang bisa dibawa memang tidak besar, yaitu hanya 120 kg, atau dapat membawa dua bom pintar atau dua rudal udara ke permukaan ukuran sedang. (Gilang Perdana)
Biar AS geram kali gan, sengaja pake buatan Israel.. 😂
RUSIA spertinya udah mulai gak pede dgn produk alutsista buatan asli negara nya sendiri di konflik Ukraina ini..
Ini dilakukan saat Rusia masih sangat-sangat tertinggal dalam hal perDRONEnan…
FORPOST-M/SHEARCHER : 2012-2014
Rusia saat itu masih tahap PENELITIAN dan PENGEMBANGAN DRONE sendiri…
1.ORION-E
DEVELOPMENT : 2011
FIRST FLIGHT : 2016
INTRODUCING : 2020
STATUS : ACTIVE
2.SOKOL ALTIUS
DEVELOPMENT : 2012
FIRST FLIGHT : 2017
INTRODUCING : 2021
STATUS : FASE PRODUCTION
3.S-70 OKHOTNIK
DEVELOPMENT : 2011
FIRST FLIGHT : 2019
INTRODUCING : 2023-2024
STATUS : FINAL DEVELOPMENT
4.GROM
TWIN JET HALE UCAV