Rudal Anti Kapal RK-360MC Neptune, Baru Memasuki Layanan Angkatan Laut Ukraina
|Tentu Anda masih ingat dengan rudal anti kapal RK-360MC Neptune buatan Ukraina, pasalnya pada akhir Desember 2020, media lokal Ukraina santer mengabarkan bahwa telah ada kesepakatan dari Indonesia untuk mengakusisi rudal yang tupoksinya sebagai sistem pertahanan pesisir tersebut. Meski kabar itu belum mendapat konfirmasi dari Kementerian Pertahanan RI, namun, belum lama ada kabar lanjutan tentang Neptune.
Dikutip dari Kantor Berita Ukraina – Interfax (15/3/2021), disebutkan bila sistem rudal Neptune telah dipindahkan ke fasilitas milik Angkatan Laut Ukraina. Menteri Pertahanan Ukraina, Andriy Taran mencatat, bahwa sistem yang diproduksi di bawah kontrak antara Kementerian Pertahanan Ukraina dan Biro Desain Negara Luch yang berbasis di Kiev, secara signifikan akan meningkatkan kemampuan Angkatan Bersenjata Ukraina di wilayah Laut Hitam.
Meski diwartakan ada kesepakatan akuisisi oleh Indonesia, uniknya rudal anti kapal ini tergolong barang yang benar-benar baru. Pasalnya, militer Ukraina sendiri juga baru resmi mengoperasikannya pada 23 Agustus 2020. Dari spesifikasi, RK-360MC Neptune dengan panjang 5,5 meter (termasuk booster) dapat menjangkau sasaran sejauh 280 km.
Untuk sistem navigasi mengandalkan active radar homing pada terminal stage. Rudal ini akan bergerak 10-15 meter di atas permukaan laut. Pada terminal stage rudal akan turun hingga 3-10 meter di atas permukaan untuk mengatasi sistem pertahanan musuh.
Penjualan (ekspor) Neptune nampaknya sangat diharapkan Ukraina, jika penjualan Neptune ke Indonesia berhasil, maka industri pertahanan Ukraina akan menerima dana yang dapat digunakan untuk melaksanakan proyek lain yang diperlukan untuk memperkuat kemampuan pertahanan, seperti pengembangan drone pengintai Sokil-300 dan varian rudal R-360 yang diluncurkan dari udara. Dana yang dibutuhkan untuk pengembangan kedua proyek tersebut ditaksir mencapai US$30-50 juta.
Baca juga: Halcon HAS-250 – Rudal Anti Kapal dari Uni Emirat Arab
Dengan bobot 870 kg, termasuk hulu ledak High Explosive Fragmentation (HE-FRAG) seberat 145 kg, Neptune dipercaya dapat mengkaramkan kapal perang dengan tonase 5.000 ton. Meski begitu kecepatan rudal ini masih dalam koridor subsonic, yang otomatis menjadi tantangan untuk menghadapi kanon reaksi cepat (Close In Weapon System/CIWS) di kapal perang lawan. (Gilang Perdana)
Masa kalah sm Philipina yg pake brahmis versi darat. Kecepatannya yg, 28 Mach akan sulit di tangkal sistem pertahanan udara kapal perang lawan. Cocok buat di natuna buat nenggelemin kapal2 cina.
Apa bedanya dengan Exocet mm40 blok 3 buatan Francis kecepatan sama dengan neptune hanya 0,8 mach , meskipun begitu yg terpenting kan missil y mampu menghindar dari deteksi dini dari radar pertahanan kapal musuh
Kalaupun mau tot mustinya cari vendor ASM yg minimal sudah super/hypersonic.endingnya kan inhan kita min. musti RnD lagi buat nozzle + propellant yg mumpuni
Walou sudah survey ke pabrik bastion, Karena ada catsa, jalan muter dulu ke ukraina beli neptune aka bal, nanti arah tujuannya ke brahmos aka bastion juga, alasan ikutan pinoy, sama aja kaan 😁
klo ni rudal di nego barter kerupuk sungguh terlalu 😁
Gak papa malah untung krna kerupuk kan makanan kesukaan warga Ukraine
masih kalah sama roket kita sudah mach2.
Indo butuh Rudal dan Ilmu pemandu rudalnya sedangkan Ukraina butuh dana untuk project inhan mrk yg lain..ayoo Indo nego alus sama Ukraina..kalau ga salah ilmu buat Nozzle RX 450 yg kuat dan tidak pecah jg kalau ga salah dari.Ukraina..
Iya, gimana pintarnya Indonesia nego ToT nih. Soalnya kedua pihak sama-sama kepepet saling membutuhkan.
Yah, meski integrasi dengan radar kapal perang TNI akan jadi pertanyaan nantinya bisa apa nggak.
bakal d beli…dn blm ada kabar kelanjutan…