Rudal Anti Kapal Atmaca Akan Dipasang di OPV 90 TNI AL
|Rudal anti kapal Atmaca buatan Roketsan, Turki, namanya ikut terangkat dalam ajang Indo Defence 2022. Selain sebelumnya dikabarkan telah dilirik TNI AL, siaran pers dari Kementerian Pertahanan RI juga telah menyiratkan adanya potensi kerja sama atas akuisisi rudal Atmaca. Tapi perlu dicatat, ini baru potensi dan belum dituangkan dalam bentuk kontrak pengadaan alutsista.
Baca juga: AL Turki Lakukan Uji Tembak Atmaca, Rudal Anti Kapal Produksi Dalam Negeri
Sebagai rudal anti kapal multi platform, Atmaca punya ciri khas seperti halnya Harpoon dan Exocet, yakni disiapkan dalam varian yang dapat diluncurkan dari kapal perang permukaan, wahana udara dan platfrom peluncur di darat (land based). Lantas menjadi pertanyaan bagi netizen, jika kelak Atmaca diakuisisi oleh TNI AL, akan ditempatkan dimana kah rudal anti kapal ini?
Kembali kepada siaran pers Kementerian Pertahanan RI saat Indo Defence 2022, disebutkan bahwa rudal Atmaca akan menjadi arsenal pada kapal jenis OPV (Offshore Patrol Vessel), termasuk OPV 90. Rudal Atmaca nantinya akan melengkapi persenjataan di OPV TNI AL dalam skema skema Fit for But Not With (FFBNW).
Bila mengacu pada pernyataan Havelsan, yang juga vendor pertahanan Tukri, maka ada kecocokan, dimana Havelsan akan memasok CMS (Combat Management System) Advent pada dua OPV pesanan TNI AL yang saat ini tengan dibangun. Yang artinya, ada kesesuaian antara penggunaan CMS Advent buatan Turki dengan rudal anti kapal Atmaca yang juga buatan Turki.
Atmaca yang berarti Elang, merupakan rudal anti kapal yang dikembangkan dalam lingkup proyek MILGEM, yaitu program pengembangan kapal perang nasional Turki (korvet Ada Class). Dirunut sari silsilahnya, Roketsan resmi mendapatkan kontrak penelitian dan pengembangan fase pertama pada tahun 2009, dan baru tahun 2012, proyek pengembangan Atmaca dipacu secara penuh di bawah naungan Kementerian Pertahanan Turki.
Atmaca disebut sebagai rudal anti kapal yang melesat pada level kecepatan subsonic Mach 0.85 dan terbang pada ketinggian sea skimming. Disokong microturbo engine Safran TR40, Atmaca punya jarak tembak hingga 200 km. Bobot rudal ini mencapai 800 kg, sudah termasuk dengan berat hulu ledak 250 kg high-explosive penetrating.
Atmaca punya panjang 5,2 meter, diameter 350 mm dan lebar wingspan 1,4 meter. Bagaimana dengan sistem pemandunya? Rudal lansiran Negeri Ottoman ini mengandalkan kombinasi untuk berupa inertial navigation system, GPS (Global Positioning System), barometric altimeter/radar altimeter dengan terminal guidance melalui active radio frequency (RF) seeker.
Saat Indo Defence 2022, Roketsan membawa full mockup rudal ini. Berbeda dengan varian yang diluncurkan dari kapal perang, maka rudal Atmaca land based variant dilengkapi dengan sistem pemandu infrared.
Sementara untuk kapal perangnya, sumber kami di lingkungan internal TNI AL menyebut, ada dua opsi dalam pengembangan OPV, yaitu antara ‘membesarkan’ kapal patroli atau menurunkan kemampuan senjata dari sebuah korvet atau frigat. Bila melihat desain OPV 90 meter dari PT Daya Radar Utama (DRU), yang ditampilkan kemungkinan adalah set-up persenjataan ‘tertinggi’ bila OPV itu kelak dioperasikan TNI AL.
Baca juga: Roketsan Turki Sukses Uji Coba Rudal Atmaca Varian Pertahanan Pantai
Dari rekaan pada gambar, OPV 90 meter PT DRU dilengkapi kanon reaksi cepat Rheinmetall Millennium Gun kaliber 35 mm yang disematkan di atas hanggar. Kemudian di bagian deck tengah, terdapat 2×4 peluncur rudal anti kapal dan di bagian haluan nampak meriam OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun. (Gilang Perdana)
@antihero
itu tergantung keputusan negara mau nyebut opv, korvet, fregat, dll, selama ini klasifikasi kaprang ngga ada yang baku, tergantung negaranya juga, ngga melulu karena spek kaprangnya itu sendiri
OPV kok punya rudal ya? Kalau punya harusnya sudah masuk kategori korvet, bukan OPV
@ayam jago, ane ngga maen twiter mas, ane cuma cari keterangan dari sumber resmi aja kalau ada, biar ngga kena berita beli 100 jet sama osprey full pack yang katanya dah disetujui presiden (kalau ngga salah), padahal baru nawarin doang
@periskop
Yang ente tanyakan jawabannya bertebaran banyak di Twitter
Hisar O statusnya baru mutual agreement yang artinya perjalanan menuju akuisisi masih panjang. Masih harus berhadapan dengan Mica NG & NASAMS yang bicara peluang masih lebih gede dibandingkan Hisar O. MBDA berani siap ToT ala Starsreak sedangkan NASAMS mengajukan tawaran bergabung ke konsorsium ESSM
Untuk Khan & Atmaca sudah kontrak awal
Kapan ya semua Matra TNI punya standarisasi di semua lini persenjataannya, biar buat komunikasi, integritas dan sucadnya jadi lebih mudah dan murah
Juga jika digunakan antar Matra familiarisasinya jadi lebih cepat
Kapan…
diantara rudal khan, rudal hisar (kalau dari berita kemhan), sama atmaca ini yang sudah berupa proyek pengadaan yang mana min?
Beli yg bnyk sekalian minta lisensi dan ToT Guide jangan sampai kasus ToT C 705 yg menghilang entah kemana skrng rencananya diganti program baru bernama ATMACA..semoga dalam program InHan kita fokus dan berkelanjutan..
Doktrin TNI AL saat ini adalah memperbanyak kapal patroli yang mampu ditingkatkan menjadi kapal Kombatan ketika perang,jangan heran kalau kelas PC 40, PC 60 dan OPV 90 memiliki slot untuk dipasang rudal dan sensor kombatan
Langsung TOT aja , mumpung Turki gak pelit soal ini