Roketsan: Indonesia Jadi Pengguna Pertama Rudal Balistik Jarak Dekat Hipersonik “Khan”
|
Gelaran Indo Defence 2022 telah menorehkan beberapa kontrak dari Kementerian Pertahanan RI kepada para manufaktur persenjataan dari dalam dan luar negeri. Salah satu kabar datang dari Roketsan, manufaktur alutsista asal Negeri Ottoman ini mewartakan hasil dari partisipasinya dalam Indo Defence 2022, yakni dengan menyebut Indonesia akan menjadi negara pengguna pertama rudal balistik taktis Khan.
Baca juga: Roketsan Bora – Rudal Balistik Produksi Turki, Dilibatkan dalam Perang di Suriah
Dikutip dari Defensenews.com (8/11/2022), Roketsan telah menandatangani kontrak dengan Pemerintah Indonesia untuk memasok rudal Khan dan sistem pertahanan udara multilayer. Ini adalah pertama kalinya sistem rudal Khan, yang merupakan versi ekspor dari rudal balistik Bora, akan memasuki arsenal selain militer Turki.
Berbicara kepada media Turki, Deputy General Manager Roketsan, Murat Kurtulus, menekankan pentingnya pasar Asia Tenggara bagi perusahaan. “Kami akan segera menempatkan produk pertama kami ke dalam layanan Kementerian Pertahanan Indonesia berkat kontrak yang telah kami tandatangani,” kata Kurtulus. Ia menambahkan, sistem rudal Khan punya kemampuan signifikan dengan jangkauan 280 kilometer dan presisi tinggi di medan perang. “Militer Indonesia akan menjadi pengguna asing pertama dari sistem tersebut,” tegas Murat.
Meski tak menjelaskan secara detail, Murat Kurtulus juga mencatat bahwa Roketsan akan mengembangkan sistem pertahanan udara yang dibuat khusus untuk Angkatan Darat Indonesia.
“Kontrak kedua adalah tentang sistem pertahanan udara berlapis. Kementerian Pertahanan Republik Indonesia memiliki persyaratan yang berbeda dalam hal ini. Kami telah menciptakan model baru bekerja sama dengan mitra bisnis internasional kami, untuk menghadirkan produk sistem pertahanan udara berlapis pertama, yakni sebagai dua sistem jarak menengah dan jarak jauh yang terpisah. Dalam beberapa bulan mendatang, kami juga akan membahas sistem pertahanan udara jarak dekat,” jelas Kurtulus.
Pejabat Roketsan tidak mengungkapkan informasi tambahan tentang sistem pertahanan udara berlapis, dan perusahaan menolak untuk menjawab pertanyaan tentang nilai kontrak dan jadwal pengiriman.
Menurut spesifikasi Roketsan, rudal Khan dapat diluncurkan dari peluncur roket multi laras pada kendaraan penggerak delapan roda. Sesuai dengan kebutuhan pelanggan, itu juga dapat diluncurkan dari kendaraan roda taktis lainnya.
Rudal Khan punya jangkauan 280 km, masuk ke segmen rudal balistik jarak pendek yang memiliki berat sekitar 2,5 ton. Rudal ini membawa hulu ledak high explosive seberat 470 kg, disebutkan efek ledakan rudal ini bisa mencapai radius 100 meter. Rudal Khan dikendalikan melalui kontrol aerodinamis dengan sistem aktuasi elektromekanis, dan didukung dengan teknologi GPS dan sistem panduan inersia. Kemampuan lain dari rudal Khan adalah sifatnya yang anti jamming dan anti GPS spoofing.
Sebagai rudal balistik taktis, Khan punya panjang 8 meter, diameter 610 mm – lebar bentang sayap 10 meter . Ditenagai mesin ramjet dengan propelan composite solid fuel, rudal Khan dapat melesat dengan kecepatan Mach 5. Terbang di level high altitude, rudal Khan punya tingkat akurasi 10 – 12 meter. Varian ‘aslinya’, yakni rudal Bora telah digunakan militer Turki dalam serangan ke wilayah Suriah. (Bayu Pamungkas)
Keren.
Good, hubungan RI-Turkiye kian mesra. Saatnya Indonesia kuasai teknologi rudal balistik, sementara cukup di lini SRBM dulu.
Pemikiran sy, indonesia tdk butuh rudal jarak pendek tp butuh rudal jarak jauh dan payung udara
@admin
Min ini judulnya kurang tanda tanya (?) diakhir kalimat ya 🤔
Tolonglah sgra dilengkapi rudal anti Rudal ICBM Nuklir. Negeri penduduk 4 dunia kok blm punya. Alangkah kurang sungguh2 melindungi ibu pertiwi. Drpd beli ratusan jet tempur yg gk ada guna buat nangkis Rudal nuklir. Ingat ada Aukus Australia. Itu ancaman buat kita. Seandainya ada rudal nuklir china yg mengarah ke Australia, itu kan melewati negara kita. Lha klo nyasar ke kita ditembak pakai apa? Rafale, f16, f15, Su37 hanya bisa bengong
Bagaimana perihala TOT yang didapat min?
Mungkin nanti bisa diketahui setelah ada informasi berapa nilai kontraknya
Tanya min,”rudal balistik taktis, Khan punya panjang 8 meter, diameter 610 mm – lebar bentang sayap 10 meter” ini benar ya, dan mampu melaju Mach 5 …yakin ndak patah tu sayap
untuk rincian bisa di cek
https://www.kemhan.go.id/2022/11/07/disaksikan-menhan-prabowo-di-indo-defence-2022-ri-dan-turki-teken-sejumlah-kontrak-kerja-sama.html, dan rupanya ada kontrak untuk atmaca juga
Dikendalikan via GPS,pertanyaan nya GPS itu punya US,dan satelit nya bagaimana?russia punya glonass,tidak mudah dijamming,kita tidak punya GPS sendiri,dan satelit untuk pertahanan nya tidak ada
Atmaca & Khan sudah kontrak awal
Hisar O masih mutual agreement artinya jalan menuju akuisisi masih sangat panjang. Posisi terkuat sista hanud untuk IKN masih VL MICA NG & NASAMS
Katanya satelit militer Indonesia diberi nama BRI, sebagai pengalihan demi ketentraman kawasan.
Btw apa urgensi SRBM? Negara kita kepulauan yg luas dan tidak berbatasan langsung dengan negara tetangga, kecuali di kalimantan, timor dan papua. Malah yg lebih penting adalah SAM jarak jauh diatas 100km.
Mungkinkah tujuannya karena ada ToT untuk pengembangan roket RX series dari Lapan?
@antihero. adanya urgensi atau tidak SRBM bisa menjadi penambah daya deteren, terlebih, dikawasan asia tenggara cuma sedikit yang sudah mengoperasikan SRBM, atau mungkin belum ada, dan untuk fungsinya diluar penambah daya deteren, SRBM bisa menjadi penambah kekuatan yang mumpuni untuk TNI-AD kalau sudah beroperasi nantinya, dan untik SAM jarak jauh, setidaknya sudah disebutkan juga di artikel kalau hal itu juga sudah dipersiapkan