Lama Tiada Kabar, Balitbang Kemhan dan PT Dahana Bangkitkan Kembali Proyek Roket Balistik R-Han 450

(Antara/Dahana)

Debut 9K720 Iskander dan OTR-21 Tochka di Perang Ukraina, boleh jadi ikut membangkitkan gairah pengembangan dunia peroketan, khususnya roket balistik di Tanah Air. Seperti diketahui, Indonesia beberapa tahun silam pernah merintis prototipe roket balistik, yang kelak menjadi cikal bakal rudal balistik jarak pendek (short-range ballistic missile) R-Han 450.

Baca juga: R-Han 450 – Roket Balistik Pertahanan, Berhasil Capai Jarak 150 Km 

Kilas balik ke 16 Desember 2016, saat itu Balitbang Kementerian Pertahanan (Kemhan) bersama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), yang sekarang berubah nama menjadi Organisasi Riset Penerbangan Antariksa (ORPA), di bawah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), telah sukses meluncurkan R-Han 450 (450 mm) sejauh 150 km.

Sebelumnya, R-Han 450 pada tahun 2014, yang saat itu masih diberi kode prototipe RX-450, sudah melakukan uji statis. Roket RX-450 kemudian diluncurkan pertama kali bulan Mei 2015 dan berlangsung sukses. Target jangkauan peluncuran RX-450 pada tahun 2015 adalah 100 km.

(Antara/Dahana)

Dan setelah lama tak terdengar kabar beritanya, belum lama ini diberitakan R-Han 450 kembali diuji coba. Bukan uji coba peluncuran, melainka R-Han 450 kembali diuji statis oleh Balitbang Kemhan dengan PT Dahana dan BRIN.

Mengutip dari Antaranews (21/10/2022), kegiatan uji statis berlangsung di Balai Uji Teknologi & Pengamatan Antariksa dan Atmosfer (BUTPAAG) Pameungpeuk, Garut, Kamis, 20 Oktober 2022.

(Antara/Dahana)

Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana, Suhendra Yusuf RPN menuturkan, Dahana diberikan amanah kembali untuk melanjutkan pengembangan Roket R-Han 450 dengan jarak 100 km. Menurutnya, Proyek R-Han 450 memiliki nilai strategis untuk mewujudkan kemampuan industri dalam memenuhi kebutuhan Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) nasional.

“Kegiatan uji statis ini sangat penting untuk dilakukan untuk melihat konsistensi hasil penelitian dan pengembangan Roket Pertahanan, dimana hal tersebut merupakan komitmen bersama PT Dahana, Balitbang Kemhan, dan BRIN,” ungkap Suhendra.

Suhendra menambahkan, uji statis juga dapat menjadi wadah pembentukan kualitas dan kuantitas personel dengan meningkatkan kemampuan teknologi roket, materil, serta sumber daya lainnya. Selain itu, uji statis ini akan memberikan data performa dan karakteristik R-Han 450 yang akan digunakan sebagai pijakan bagi pengembangan ke tahap berikutnya.

Dari proses uji statis terakhir, data menunjukkan adanya peningkatan performa dan karakteristik dari uji statis yang dilaksanakan pada tahun lalu. Suhendra berharap agar Indonesia dapat segera merealisasikan kebutuhan nasional akan roket R-Han 450, demi terwujudnya kemandirian alutsista Nasional.

“Secara hasil, sudah sesuai dengan harapan. Uji statis kali ini telah mengalami perkembangan yang signifikan dan perbaikan dari tahun lalu. Hasilnya sudah sesuai dan sangat baik. Mudah-mudahan kita dapat merealisasikan keinginan bersama untuk memiliki roket ground to ground minimal 100 Km dengan capaian yang baik,” harap Suhendra.

Bila merujuk pada berita uji peluncuran pada tahun 2016, maka kala itu target yang dicanangkan untuk jarak jangkau R-Han 450 adalah 250 km.

Dari spesifikasinya, R-Han 450 diharapkan dapat mencapai ketinggian dan jangkauan maksimum berturut-turut sebesar 44 km dan 129 km jika ditembakkan pada sudut elevasi 70 derajat. Selain berperan sebagai roket balistik untuk kepentingan militer, basis RX-450 juga direncakanan sebagai bagian dari roket bertingkat yang akan digunakan sebagai Roket Pengorbit Satelit (RPS).

Baca juga: PT Pindad Persiapkan Produksi Massal Roket R-Han 122B untuk Korps Marinir

R-Han-450 dapat membawa payload seberat 50 kg – 100 kg, bisa diartikan payload sebagai hulu ledak bila roket ini difungsikan sebagai alutsista artileri medan. Sejatinya, R-Han 450 adalah tipe roket balistik dengan panjang total 6.110 mm, panjang motor 4.459 mm, berat total 1.500 kg, berat muatan 100 kg, gaya dorong 12895 kg, dan menggunakan bahan bakar propelan komposit. (Toni Prakoso)

12 Comments