Roket 70mm dengan Kit Pemandu APKWS, Solusi Efektif dan Murah untuk Hancurkan Drone
|Meski teknologi anti drone sudah terbilang maju, namun pengembangan teknologi counter drone terus berlanjut. Belajar dari kasus di Perang Ukraina, sampai yang paling baru penyusupan drone intai Korea Utara ke Korea Selatan, telah membuka mata, bahwa bukan perkara mudah untuk menaklukan drone yang bermanuver rendah dan terbang lambat. Penggunaan jamming dalam beberapa kondisi, juga disebut tidak ideal.
Pada kenyataan sistem pertahanan udara (hanud) masih dibuat gamang untuk merespon hadirnya drone, seperti pemilihan munisi yang efektif dan efisien, mengingat drone mini yang berharga murah, akan ironis bila harus dijatuhkan dengan rudal MANPADS atau hujan tembakan dari meriam/kanon yang memakan biaya besar.
Buntut dari kondisi di atas, harus dicarikan solusi munisi yang banyak tersedia, namun relatif murah untuk dilengkapi sistem pemandu.
Dan salah satu jawabannya adalah adopsi roket jenis FFAR (Folding-Fin Aerial Rocket) atau Hydra kaliber 70 mm, yang dipasangkan kit pemandu Advanced Precision Kill Weapon System (APKWS). Selain ditawarkan oleh L3Harris dengan Vampire Counter-Unmanned Aerial Systems, BAE Systems rupanya juga tak ingin ketinggalan untuk mengubah roket 70 mm menjadi arsenal yang ampuh untuk menetralisir drone.
Dikutip dari dronedj.com (30/12/2022), BAE Systems mengadaptasi roket 70 mm standar sebagai solusi yang murah untuk menghadapi drone berukuran sedang. Dalam hal ini, BAE Systems mengklaim berhasil menguji penembakan roket 70mm yang dipandu oleh kit APKWS sebagai aset pertahanan untuk melacak dan menembak jatuh drone kelas 2.
Yang dimaksud drone kelas 2 adalah drone yang memiliki berat di rentang 12 – 50 kg, dan mampu melaju dengan kecepatan melebihi 160 km per jam.
Selama uji coba di Gurun Arizona, BAE Systems menggunakan drone Kelas-2 sebagai target untuk lima roket anti drone yang dipandu APKWS. BAE Systems memfokuskan kembali amunisi 70 mm yang dipandu oleh APKWS sebagai jawaban potensial untuk menghadapi target berupa drone mini dan sedang.
Singkatnya, BAE System mengadaptasi penggunaan teknologi roket pintar sebagai opsi yang lebih terjangkau untuk ancaman yang lebih kecil. Atau, dengan kata lain, ini dilakukan dengan memodifikasi persenjataan yang kurang canggih dan mahal menjadi “pemukul alat” dengan skala yang tepat.
Menurut BAE Systems, kit pemandu APKWS besutannya adalah satu-satunya program yang memungkinkan roket tak berpemandu 2,75 inci (70 mm) diubah menjadi munisi berpemandu presisi, yang dapat menyediakan kemampuan menyerang pesawat militer sayap putar dan sayap tetap dengan biaya operasi rendah.
Baca juga: Roket Hydra 70 – Satu dari Tiga Kombinasi Senjata Maut AH-64E Apache Guardian
Hasilnya, roket 70 mm dengan kit pemandu APKWS, menjadi senjata supersonik lock-on-after-launch yang sangat akurat namun relatif murah dengan dilengkapi dengan hulu ledak seberat 4,5 kg yang dapat menghancurkan drone besar dalam hitungan detik, dengan atau tanpa kontak langsung. (Gilang Perdana)
@agato
Iron dome 160mm
MLRS NATO kaliber 130 mm
Skynight yang sebelumnya bernama Cheetah hasil kerjasama Halcom UEA, Denel AfSel & Rheinmetall pakai kaliber 130mm
Ide yg menarik dan memang seharusnya demikian. Iron Dome pun memanfaatkan roket kaliber 70mm untuk rudal pencegat mereka. Indonesia sebetulnya juga bisa buat sistem pemandunya apalagi sekarang juga sudah bisa bikin roket FFAR ini. Tinggal mau gak pemerintah memproduksinya. Lumayan loh itu. Buat nyegat Drone mini atau bahkan sekelas Drone kamikaze Shaheed 136 udah lebih dari cukup.
PR nya harus dikejar untuk memperkuatkan skuadron anti drone. karena drone kan mudah dibuat ribuan oleh musuh, karena murah meriah..
Korsel wajar gamang untuk menembakkan sistem Sam yg mahal karena tidak sedang perang, berbeda Rusia yg sedang perang dan drone Ukraina jelas2 menuju pangkalan militer yg katanya paling dijaga, Rusia tidak gamang tp memang tidak mampu 😭😭