QF-16 Zombie Viper – Saatnya F-16 Fighting Falcon Berubah Menjadi Drone
|Bila F-16 A di Indonesia kini tengah menjalani program eMLU (enhanced Mid Life Upgrade), maka lain halnya di Amerika Serikat, stok F-16 yang berada di “The Boneyard” Arizona, beberapa telah dibangkitkan dari kubur, dan diaktifkan kembali. Namun pengaktifan F-16 Fighting Falcon ini bukan untuk dijual kembali ke suatu negara, melainkan F-16 yang telah menghuni gurun ini telah disulap menjadi drone. Ya, AU Amerika Serikat memang menggadang F-16 tua sebagai drone alias pesawat tempur tanpa awak.
Baca juga: Berlangsung Sejak September 2017, Inilah Kabar Proyek eMLU F-16 A/B Block15 TNI AU
Meski kesannya menyeramkan, namun menghidupkan F-16 sebagai drone bukan untuk misi kombatan, persisnya di tangan Boeing, sejak 2013 telah dilakukan pengembangan proyek QF-16. Bila semasa aktif mengabdi di USAF, F-16 ini adalah pesawat pemburu, maka sebagai QF-16, Elang Penempur ini menjadi pesawat yang akan diburu alias sebagai target drone.
Sebagai negara super power, proyek QF-16 sebagai target drone tidak jalan setengah-setengah, terbukti QF-16 menjadi sasaran tembak dalam dogfight oleh rudal udara ke udara AIM-9X Sidewinder. Selama mengudara, QF-16 dikendalikan oleh pilot dari ground control station.
Dikutip dari popularmechanics.com, disebutkan pada tahun 2010 AU AS memulai program untuk mengubah F-16 menjadi QF-16. Sebanyak 32 unit F-16 saat itu dikeluarkan dari The Boneyard yang berada di kawasan Lanud Davis Monthan.
Modifikasi sebagai QF-16 yaitu dengan instalasi Drone Peculiar Equipment kit besutan Boeing. Menurut pihak Boeing, tidak sulit untuk mengubah F-16 menjadi drone, lantaran jet tempur ini sudah mengusung teknologi fly-by-wire dan komputer on board untuk menterjemahkan perintah pilot ke suatu tindakan.
Drone Peculiar Equipment kit yang ditanam di QF-16 memungkinkan Sang Elang Penempur ini untuk melakukan proses tinggal landas dan mendarat secara remote. Bahkan QF-16 sanggup melakukan manuver yang rumit hingga level 7g dan melesat dengan kecepatan lebih dari Mach 1. Meski bisa melakukan pendaratan dengan mulus, umumnya QF-16 tidak mendarat, lantaran memang terbang untuk dihancurkan sebagai aerial target drone untuk uji tembak rudal udara ke udara.

Namun, melihat potensi besar QF-16, drone battle proven ini bisa ditambahkan perangkat lunak Skyborg, yaitu sistem kecerdasan buatan (artifical intelligent) yang bertindak sebagai R2-D2 untuk pilot di pesawat berawak. Konkritnya dengan Skyborg, QF-16 dapat diubah layaknya wingman yang menjadi kepanjangan ‘mata’ dari jet tempur berawak.
Baca juga: Jadi Drone, Helikopter UH-60 Black Hawk Sukses Terbang Perdana Tanpa Awak
Sampai saat ini, setidaknya sudah enam unit F-16 yang diubah menjadi QF-16. Secara keseluruhan, bakal ada 30 unit F-16 yang diubah ke QF-16, hal tersebut berdasarkan kontrak senilai US$34,4 juta yang didapatkan Boeing pada 30 Maret 2016. Armada QF-16 saat ini dikumpulkan di Lanud Tyndall, Florida dengan label 82d Aerial Target Squadron dengan slogan “Zombie Viper.” (Haryo Adjie)
Wajib kita tiru ini terutama untuk pespur kita yang uda mau pensiun atau uda tua atau beli buat latihan arhanud TNI atau uji coba rudal NASAM tni
Akan lebih baik jika dijadikan loyal wingman F-35, mengingat gotongannya yg lebih banyak ketimbang drone predator. Hanya memang butuh landasan yg panjang, tidak spt predator yg butuh landasan pendek.
remotenya beli dimana ya? asik tuh buat mainan.. kan katanya pesawat asing yang kita beli bisa diremote ama negara asalnya..
Dinegara asalnya jadi bahan uji tembak, kita malah ngeborong, walaupun katanya seri terbaru
komen kedunguan staking dungunya membuat saya pusing