PT PAL Lakukan Keel Laying Pembangunan Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS) Kedua untuk TNI AL
|Setelah meluncurkan KRI dr. Wahidin Sudirohusodo 991 pada 7 Januari 2021, masih tekait program pembangunan kapal BRS (Bantu Rumah Sakit), PT PAL Indonesia diwartakan kembali melakukan momen penting, dimana pada hari Kamis, 21 Januari lalu dilangsungkan seremoni Keel Laying Kapal BRS Tahun Anggaran 2020, 2021, dan 2022. Ini menjadikan kapal kedua yang diproduksi PT PAL dengan kualifikasi khusus BRS.
Dari siaran pers yang diterima Indomiiter.com (21/1/2021), Sekretaris Perusahaan PT PAL Indonesia (Persero), Rariya Budi Harta menyampaikan bahwa proses pembangunan kapal merupakan proses yang dilaksanakan secara bertahap. Tahapan keel laying ini penting karena nantinya usia kapal akan dihitung sejak pertama kali pemasangan lunasnya.
Sementara itu, Koorsahli KSAL Laksda TNI Suyono Thamrin mengatakan pembangunan Kapal BRS merupakan respon atas tindak lanjut direktif Presiden pasca gempa bumi Palu. Presiden Joko Widodo dalam amanatnya memproyeksikan pengadaan minimal 3 unit BRS untuk dioperasikan TNI AL.
Tentang kapal BRS yang kini sedang dibangun oleh PT PAL, rencananya akan diluncurkan pada Desember 2021. Hingga saat ini, TNI AL telah mengoperasikan dua kapal rumah sakit, yaitu KRI dr. Soeharso 990 dan KRI Semarang 594. Sebagai catatan, kedua kapal tersebut mengusung desain LPD (Landing Platform Dock) yang dilengkapi atau ditambahkan beragam instalasi medis, sehingga mempunyai standar rumah sakit kelas tiga.
Sedangkan untuk KRI dr. Wahidin Sudirohusodo 991 yang diluncurkan pada 7 Januari lalu, dirancang sebagai kapal khusus BRS, dan statusnya kini sedang dalam tahap sea trial.
Kapal BRS memiliki panjang 124 meter, lebar 21,8 meter. Kapal tersebut memiliki kapasitas angkut total personil 643 orang termasuk 159 pasien. Kapal tersebut memiliki berat 7300 ton dan dapat melaju dengan kecepatan maksimal 18 knots serta endurance 30 hari, kapal tersebut mampu untuk menampung 2 unit helikopter di dek dan 2 unit ambulance boat.
Kapal BRS merupakan kapal pendukung operasi militer perang (OMP). Tapi pada masa damai, kapal ini bisa difungsikan dalam operasi militer selain perang (OMSP). Dalam misi OMSP, kapal BRS dapat melaksanakan tugas operasi membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan serta membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue).
Kapal BRS memiliki kemampuan setara Rumah Sakit kelas 3 ditambah dengan sejumlah peralatan medis seperti CT Scan dan X-Ray, hingga Ruang Isolasi untuk penanggulangan wabah menular seperti Covid-19.
Baca juga: LPD plus “Kapal Rumah Sakit” KRI Semarang 594 Resmi Masuk Armada TNI AL
Bagi sebagian warnganet, mengira bahwa BRS serupa dengan LPD, lantaran dari segi desain keduanya mirip, bahkan dimensi dan bobotnya tidak terpaut jauh. Namun, BRS bukanlah LPD, untuk jelasnya tentang perbedaan antara LPD dan BRS, simak pada tautan artikel di bawah ini. (Haryo Adjie)
Bismillah mantap dengan kehadiran kapal BRS,.. dilihat dari fungsinya…
Kapal BRS merupakan kapal pendukung operasi militer perang (OMP). Tapi pada masa damai, kapal ini bisa difungsikan dalam operasi militer selain perang (OMSP). Dalam misi OMSP, kapal BRS dapat melaksanakan tugas operasi membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan kemanusiaan serta membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue).semoga dapat dilengkapi sonar.semoga saja tahun 2021 sampai 2035 ditambah menjadi 6 unit kapal jenis BRS ini untuk TNI.AL.aaammiiinnn.
sy usul utk BRS kedua dilengkapi alat bantu penyelamatan kasel, pasang crane besar, bisa bawa tank/panser/LCT palang merah plus sonar spt spica rigel
Kapal BRS tdk memiliki kebutuhan utk mengangkut tank spt kapal LST lagipula menambah crane besar kelihatannya akan makan banyak ruang.
BRS kalo dipakai bantu pulau terpencil tanpa dermaga, ambil pasien hrs pakai kapal kecil/sekoci, kalo pasien nya byk … itu sangat repot mobilisasi nya.
mau ngandalkan heli??? apakah siap tiap BRS diisi heli ??? kan penerbal msh kekurangan heli
@KT …
kalo ambil byk pasien di pulau terpencil tanpa dermaga perlu LCT, ngandalkan sekoci/perahu kecil sulit mobilisasi, pakai heli??? Penerbal aja msh terbatas helinya.
saat perang, pasien gawat dibawa tank/panser ambulance amphibious , masuknya lewat mana?
RS darurat kontainer, turun nya bgmana?
Jadi bikin BRS tuh sekalian komplet biar efisien efektif
Medevac menggunakan heli lebih cepat lagipula jk ingin menggunakan LCU, perahu, atau bahkan tank amfibi utk evakuasi maka LPD kelas makasar yg akan digunakan bukannya kapal BRS yg sdh tdk memiliki stern ramp & side ramp utk alasan efisiensi ruang.
Admin kapan KRI Semarang kembali di alih fungsikan kembali jadi LPD sepenuhnya?
Lagi2 BRS mana desainnya kagak berubah sedikit beda kenapa sih.
Terus kapan dengar berita “PT PAL KEEL LAYING GUIDED MISSILE DESTROYER 160 M/8.000 TON” atau “PT PAL KEEL LAYING MULTIPURPOSE FRIGATE 140 M/6.400 TON”
apa tidak akan pernah terdengar yang seperti itu?
Kenapa desain BRS harus diubah insinyur indonesia termasuk hebat dan efisien dgn membuat kapal BRS berdasarkan desain kapal LPD tdk spt dinegara lain yg mengkonversi kapal sipil spt kapal penumpang, kapal kargo, atau bahkan kapal super tanker spt kapal BRS milik amerika.
Pertama krn PT PAL blm bisa, kedua kapal pendukung dan logistik kayak LPD, LCT, LST, BRS, BCM sangat penting. Inget salah satu faktor penting kemenangan inggris perang malvinas, salah satunya mampu menggeser logistik ribuan Mil jauhnya.
“Quote of the day 👇……secara kecil-kecilan ABRI juga pernah sukses melaksanakan operasi jauh dari kesatuan induknya sejauh 4000 nm
💪💪💪”
👉👉👉”….salah satu faktor penting kemenangan inggris perang malvinas, salah satunya mampu menggeser logistik ribuan Mil jauhnya” 👈👈👈
Kapal LPD dan BRS memang beda tentunya dr segi fungsi,kapal BRS biasanya tdk dilengkapi dgn persenjataan berat dan dalam hukum internasional kapal BRS mendptkan perlindungan dan tdk boleh diserang kecuali mungkin dlm keadaan tertentu tdk seperti kapal LPD yg boleh diserang.
Perbedaan paling mentjolok adalah pada layout ruangannya ☝️
Kalo kita lihat RS swasta spt siloam, mitra, awal bros dll, gedung dan layout ruangan ya menyerupai hotel untuk mengoptimalkan kapasitas kamar/ruang perawatan….dan itulah juga yg ditetapkan pada kapal BRS ini yg sebelumnya pada kapal LPD layout ruangannya lebih menyerupai hall/aula.
Admin@ ini kapal brs yang mana bukan yang KRI Wahidin Sudirohusodo yang telah diluncurkan?
Admin ini kapal brs yang mana bukan yang KRI Wahidin Sudirohusodo yang telah diluncurkan?
Kapal BRS ke dua om,,👍😎
Terima kasih infonya om
Admin, apakah tidak ada kabar penambahan light fregat Martadinata class, sayang banget jika ilmu yang sudah dikuasai tidak diaplikasikan
Belum ada mas 🙁
Ilmu yg dikuasai Damen Shipyard?
Ilmu hasil ToT dibawah 10% itu loh. *wink* *wink* 😉
Besaran TOT dan nilai pekerjaan itu 2 hal yg berbeda meneer ✌️
Bentuk desain kapal terbaik, sptnya kita menganut kebiasaan negara2 blok barat utamanya dari Eropa yaitu tiap jenis kapal cukup beberapa saja dan kebetulan rata2 hanya 3 – 4 unit maksimal 5 atau 6 tapi jarang