Update Drone KamikazeKlik di Atas

Mengadopsi Rancangan Strategic Sealift Vessel, PT PAL Luncurkan KRI dr. Wahidin Sudirohusodo 991

Mengawali tahun 2021, Satuan Kapal Bantu (Satban) TNI AL mendapatkan perkuatan kapal baru, persisnya pada Kamis, 7 Januari lalu, PT PAL Indonesia telah meluncurkan KRI dr. Wahidin Sudirohusodo 991 sebagai Kapal Bantu Rumah Sakit (BRS). Meski dari desain mengacu pada LPD (Landing Platform Dock), namun kapal ini mengedepankan improvement teknologi rancang bangun SSV (Strategic Sealift Vessel), yaitu model kapal angkut amfibi produksi PT PAL yang kini telah dioperasikan oleh AL Filipina.

Baca juga: Strategic Sealift Vessel – Bertonase Besar, Ini Dia Kapal Perang Pertama Buatan PT PAL yang di Ekspor

Dikutip dari tnial.mil.id (8/1/2021), bertempat di Dermaga Dok Semarang PT PAL, KRI dr. Wahidin Sudirohusodo 991 secara resmi memperkuat alutsista TNI AL yang ditandai dengan Shipnaming dan Launching oleh KSAL Laksamana TNI Yudo Margono. KSAL dalam sambutannya mengatakan bahwa shipnaming dan launching merupakan bagian rangkaian kegiatan pembangunan sebuah KRI yang meliputi first steel cutting, keel laying, shipnaming, launching, delivery, receiving, commisioning dan terakhir pengukuhan KRI.

Selaras dengan penamaan KRI, launching merupakan sebuah proses pemindahan posisi kapal dari dok ke atas air untuk pertama kalinya. Secara teknis launching ditujukan untuk mengetahui stabilitas kapal maupun kekedapan badan kapal terhadap kemungkinan adanya kebocoran. Sedangkan secara implisit merupakan tanda bahwa kapal tersebut telah siap untuk diberi tugas dan tanggung jawab melaksanakan tugas-tugas dalam menjaga kedaulatan NKRI.

(tnial.mil.id)

Sementara itu, Plt Dirut PT PAL menjelaskan bahwa Kapal BRS ini merupakan salah satu improvement teknologi rancang bangun kapal dari type LPD dan SSV milik Angkatan Laut Filipina sebelumnya. “Saat ini PT PAL Indonesia juga mempersiapkan rancang bangun kapal LPD tipe Submarine Tender. Hal ini menjawab bahwa varian produk yang kami miliki adalah wujud nyata dari product development guna memenuhi kebutuhan customer,” ujarnya.

Kemampuan PT PAL memproduksi LPD/SSV tak lain buah dari ToT (transfer of technology) dari Korea Selatan. Berawal saat pemerintah Indonesia membeli LPD dari Daesun Shipbuilding dan Daewoo International Corporation, Korea Selatan. Secara resmi kontrak pembangunan LPD diteken pada bulan Maret 2005.

Pihak Korea Selatan juga memberi kesempatan alih teknologi dalam pembuatan LPD. Caranya dengan membagi dua lokasi pembuatan kapal. Dua kapal pertama, yakni KRI Makassar 590 dan KRI Surabaya 591 dibuat di galangan kapal Busan, Korea Selatan. Baru kemudian, KRI Banjarmasin 592 dan KRI Banda Aceh 593 dibuat oleh PT PAL di Surabaya

Spesifikasi teknis dari Kapal BRS ini punya panjang 124 meter dan dilengkapi dengan mesin pokok sebesar 2 x 5420 KW. Kapal ini dapat menempuh jarak jelajah 10.000 nautical miles dengan kecepatan maksimum 18 knots. Dari kemampuan,  kapal BRS ini punya kapasitas angkut total 643 personel termasuk 159 pasien, 4 ambulance (OFE), 3 mobile hospital (OFE), 1 mobile decompression (OFE), 1 mobile X Ray (OFE) serta 2 unit LCVP, 1 unit RHIB dan 2 unit Ambulance Boat.

BRP Tarlac (AL Filipina)

Esensi kapal ini sesuai fungsinya Bantu Rumah Sakit memiliki kemampuan setara Rumah Sakit Tipe C ditambah dengan sejumlah peralatan medis seperti CT Scan dan X-Ray, hingga Ruang Isolasi untuk penanggulangan wabah menular seperti Covid-19.

Baca juga: SSV Garapan PT PAL Bakal Dilengkapi Kanon 76 mm

“Pemberian nama KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 diambil dari nama pahlawan nasional yang berprofesi dokter yang dikenal masyarakat Indonesia, dengan pribadi ramah, murah hati. Pahlawan ini merupakan pelopor berdirinya organisasi Budi Utomo yang kita peringati sebagai Hari Kebangkitan Nasional, sehingga diharapkan KRI dr. Wahidin Sudirohusodo-991 dapat melaksanakan fungsinya dalam pelaksanaan Operasi Militer Selain Perang (OMSP) terkait tugas kemanusiaan untuk pelayanan kesehatan,” ungkap KSAL. (Gilang Perdana)

16 Comments