Prototipe Ketiga KF-21 Boramae dengan Radar AESA Sukses Terbang Perdana
|Pengembangan prototipe jet tempur KF-21 Boramae terbilang progresif, setelah pada 20 Februari lalu KF-21 Boramae varian tandem seat (kursi ganda) sukses melakoni penerbangan perdana, kini ada kabar terbaru, bahwa prototope ketiga KF-21 Boramae berhasil untuk pertama kalinya terbang perdana dengan sudah dipasangi radar Active Electronically Scanned Array (AESA) produksi dalam negeri.
Defense Acquisition Program Administration (DAPA), badan yang menaungi proyek jet tempur KF-21, menyebut bahwa uji terbang KF-21 dengan radar AESA berlangsung pada hari Sabtu, 4 Maret 2022. Pesawat lepas landas dari 3rd Flying Training Wing Angkatan Udara Korea Selatan yang berbasis di Bandara Sacheon, berlokasi sekitar 300 kilometer selatan Seoul. Penerbangan dilakukan pada pukul 10 pagi dan menyelesaikan terbang selama 84 menit.
Prototipe ketiga KF-21 Boramae sebelumnya (belum dipasang radar AESA) telah terbang perdana pada 5 Januari 2023. Saat itu, prototipe ketiga KF-21 terbang selama 37 menit. Prototipe KF-21 pertama dan kedua melakukan penerbangan perdananya masing-masing pada bulan Juli dan November tahun lalu.
Merujuk dari rekam jejaknya, radar AESA untuk KF-21 (d/h KFX/IFX) mulai dikembangkan pada tahun 2016 dengan melibatkan Hanwha Thales Systems dan Agency for Defense Development (ADD), lembaga litbang di bawah Kementerian Pertahanan Korea Selatan.
Sudah barang tentu Korea Selatan tak bisa sendirian mengembangkan radar AESA, dalam proyek ini digandeng perusahaan asal Israel, Elbit Systems – anak perusahaan Israel Aerospace Industries (IAI) – yang bertindak sebagai mitra kolaborasi dalam transfer of technology. Salah satu peran perusahaan Israel tersebut adalah membantu dalam tahap uji coba perangkat keras.
Prototipe radar AESA pertama diluncurkan pada 7 Agustus 2020 dan dikirim ke ELTA Systems, penyedia produk pertahanan Israel, untuk uji darat dan penerbangan. Pada tahun 2021, Korea Selatan meluncurkan prototipe KF-21 pertama yang dipasang dengan sistem AESA, setelah hampir dua dekade bekerja keras untuk menghilangkan pandangan yang meragukan atau terkadang merendahkan dari pembuat pesawat asing kelas atas.
Sebelum ini telah dilakukan Flying test bed radar AESA untuk KF-21 Boramae menggunakan pesawat narrow body Boeing 737-55S (ZS-TFJ) yang dimodifikasi bagian hidungnya oleh Paramount Aerospace Systems dari Afrika Selatan.
Radar AESA secara elektronik dapat mengarahkan pancaran gelombang radio ke arah yang berbeda, memungkinkan pesawat untuk memancarkan sinyal radar yang kuat sambil tetap diam. Adopsi radar AESA memungkinkan pesawat mendeteksi area yang luas, melakukan beragam misi, dan menyerang beberapa target secara bersamaan. (Gilang Perdana)
klo kita beli 50 unit itu bisa minta tambahan TOT ga diluar workshare 20%
Hohoho
@purun komentar di setiap artikel selalu bawa kata2 embargo melulu. Monoton super boring!! Ketahuan bingits kurang kreativitas!! Aneh bin payah!!!
Cari komentar dgn tema lain gitchu loh!!
Kena embargo nangis,punya pespur cuma buat antraksi dan pajangan doang ,padahal punya penduduk nomor 4 didunia tp cuma jadi pembeli doang yg cerdas ga di lirik ,produk dlm negri dpndng sebelah mata kecuali musim kampanye itupun gimmick doang
Ayo indonesia saya tunggu komitmen anda ?
@boby
KF21 punya internal weapon bay. Tetapi untuk spesifikasi Indonesia dihilangkan karena permintaan kita sendiri terutama menambah ange & endurance
@ade
Yang dicari customization, production license, copyright dan blueprint tetapi semua baru berlaku untuk block 2
Sayang nya pesawat tempur F-21 boramae KFX/IFX korea tidak memiliki fitur Weapon bay layaknya pesawat tempur siluman semacam F-35 Lightning fighter atau F22 raptor secara bentuk oke tapi gk bisa simpan rudal di dalam perut pesawat… Gimana atth euy 🙄😌
Kita ikut program KFX/IFX Indonesia dah ada solusi untuk dapat 5 teknologi intinya..?? Apa dapat dari Rafale Prancis..?